(Sumber: https://www.minews.id/cuitan-mi/singa-dijuluki-raja-hutan-mitos-atau-fakta)
Singa bernama ilmiah Panthera leo.
Dalam bahasa Sanskerta, singa disebut simha. Dalam
bukunya berjudul Ensiklopeda Hewan 9,
Janu Ismadi menyebutkan bahwa singa adalah nama spesies anggota suku Felidae. Singa merupakam kerabat kucing
besar yang dapat mengaum, paling besar, paling kuat, dan dijuluki “Raja Hutan”.
Akan tetapi julukan “Raja Hutan” ini, menurut https://bobo.grid.id/, sebenarnya
lebih disebabkan oleh mitos dan penampilannya, bukan karena kekuatan atau
kebesarannya. Apalagi, habitat singa juga bukan di hutan. Singa hidup di semak
belukar, padang rumput, savana, dan perbukitan berbatu. Penyebutan
singa sebagai raja hutan bukan berdasar pada kemampuannya, melainkan karena
penampilannya yang mirip raja. Rambutnya yang tebal
di sekitar kepala disebut crown atau
mahkota, karena bentuknya memang seperti mahkota raja.
Singa merupakan
hewan yang hidup berkelompok. Biasanya terdiri atas seekor jantan dan banyak
betina. Kelompok ini menjaga daerah kekuasaannya. Umur singa antara 10 sampai
15 tahun di alam bebas, tetapi dalam penangkaran memungkinkan lebih dari 20
tahun.
Menurut hasil penelitian, seperti
disebutkan dalam https://www.detik.com/, singa merupakan hewan yang cukup
berani. Meskipun singa tidak mengalami perasaan keberanian seperti manusia, tetapi
singa tidak takut untuk berburu mangsa yang besar dan berbahaya. Keberanian
yang dimiliki singa terkadang berubah menjadi kebodohan, karena ia mencoba
menangkap badak atau gajah yang dapat menyebabkan kematian bagi dirinya.
Singa disebut satu kali dalam
Al-Qur’an, tepatnya dalam Surat Al-Muddatsir ayat 51, yakni: “lari daripada singa”.
Buku Al-Qur'an dan Terjemahan-nya: Al-Jumanatul 'Ali, Seuntai Mutiara yang Mahaluhur menyebutkan bahwa Al-Qur’an Surat Al-Muddatsir mulai dari ayat 32 hingga 56 membicarakan tentang balasan bagi orang yang menerima dan menolak dakwah. Sementera ayat 38-51 membahas masalah jiwa manusia.
Secara ringkas dapat
disebutkan bahwa ayat 38-51 menurut tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia
seperti dikutip https://pecihitam.org/, tiap jiwa terikat dengan amal yang
dikerjakan sampai hari kiamat, kecuali golongan kanan. Yang dimaksud golongan
kanan adalah orang-orang mukmin yang ikhlas, yang menerima buku amalan mereka
di sebelah kanan pada hari kiamat. Ada yang mengatakan bahwa golongan kanan
adalah anak-anak yang memang belum diperhitungkan dosa dan kejahatannya. Bahkan
ada yang berpendapat bahwa golongan kanan adalah para malaikat. Golongan kanan
itu tempatnya di surga, sedangkan golongan yang berdosa berada di neraka. Namun
demikian, mereka dapat saling bertanya, “Apa yang menyebabkan kamu
masuk ke dalam (neraka) Saqar?” Mereka
menjawab, “Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan salat, dan
kami (juga) tidak memberi makan orang miskin, bahkan kami biasa berbincang
(untuk tujuan yang batil) bersama orang-orang yang membicarakannya, dan kami
mendustakan hari pembalasan, sampai datang kepada kami kematian”. Oleh karena itu, tidak berguna lagi bagi
mereka syafaat dari orang-orang yang memberi syafaat, sebab syafaat hanyalah
berguna bagi yang berhak menerimanya. Dengan nada cercaan, Allah bertanya,
“Mengapa orang-orang kafir itu berpaling dari peringatan-Ku?” Maksudnya, mengapa
orang-orang Makkah dan orang-orang seperti mereka menentang kebenaran Al-Qur’an
yang telah memberikan peringatan-peringatan begitu hebat dan dahsyat kepada
mereka? Mereka diibaratkan seperti keledai liar yang lari terkejut menjauh dari
singa. Artinya, orang-orang musyrik itu lari dari Nabi Muhammad, atau mereka yang kafir itu lari dari agama
Islam, seperti keledai ketakutan lari dikejar singa, atau lari ketakutan karena
diburu manusia (pemburu). Ayat ini mengisyaratkan pula bahwa orang-orang yang
seharusnya telah menerima seruan Islam dan mengambil pelajaran dari
peringatan-peringatan yang diberikan Allah, justru menentangnya tanpa sebab-sebab yang
logis. Di sini pula kita perbandingkan bagaimana seekor keledai lari ketakutan
tanpa arah. Demikian pula manusia lari dari agama tanpa alasan yang tepat.
Daftar Acuan
1. Buku
Departemen Agama RI. 2004. Al-Qur'an dan Terjemahan-nya: Al-Jumanatul
'Ali, Seuntai Mutiara yang Mahaluhur. Bandung: J-Art.
Janu Ismadi. 2009.
Ensiklopedi Hewan 9. Jakarta: Buana
Cipta Pustaka.
2.
Internet
https://bobo.grid.id/read/083055044/singa-dikenal-sebagai-raja-hutan-ternyata-julukan-itu-salah-kok-bisa?page=all
https://id.wikipedia.org/wiki/Singa
https://pecihitam.org/surah-al-muddatstsir-ayat-38-56-terjemahan-dan-tafsir-al-quran/
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5842106/apa-singa-adalah-hewan-pemberani-ini-kata-peneliti
https://www.minews.id/cuitan-mi/singa-dijuluki-raja-hutan-mitos-atau-fakta
Tidak ada komentar :
Posting Komentar