(Sumber: https://www.shopback.co.id/katashopback/kelebihan-semut)
Dalam Wikipedia disebutkan bahwa semut adalah semua serangga anggota suku Formicidae, bangsa Hymenoptera. Semut memiliki lebih dari 12.500 jenis (spesies), yang
sebagian besar hidup di kawasan tropika. Akan tetapi https://www.rentokil.co.id/ menyebutkan
bahwa spesies dan subspesies semut di seluruh dunia sekitar 15.000, sedang
3.700 di antaranya banyak ditemukan di wilayah Asia Tenggara.
Sebagian besar semut dikenal sebagai serangga sosial, dengan
koloni dan sarang-sarangnya yang teratur. Per koloni anggotanya mencapai ribuan
yang terbagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Koloni
semut dipimpin oleh ratu semut yang bertugas untuk menghasilkan keturunan. Ratu
semut bertubuh lebih besar dibandingkan anggota kelas yang lain. Semut pejantan
bertugas untuk membantu menghasilkan keturunan bagi ratu semut. Semut pejantan biasanya
berukuran lebih kecil dibandingkan ratu semut, dan semut pejantan itu bersayap.
Setelah kawin, semut pejantan akan mati atau meninggalkan sarangnya. Sementara
semut pekerja bertugas mencari makanan dan menjaga telur. Semut pekerja ukuran
tubuhnya paling kecil dibandingkan ratu semut dan semut pejantan, dan jumlahnya
paling banyak. Semut pekerja merupakan semut yang mandul. Selain bertugas mencari
makanan dan menjaga telur, semut pekerja juga memiliki tugas membangun dan
mempertahankan sarangnya, serta mearwat ratu semut dan anak-anaknya.
Di Indonesia, kita mengenal beberapa jenis semut, seperti
semut hitam rumah, semut api, semut hantu, semut bau, semut fir’aun, semut
tukang kayu, dan semut trotoar yang menurut https://www.rentokil.co.id/ dikategorikan sebagai hama. Sementara beberapa
jenis semut lainnya, seperti dikatakan oleh Cepi Suherman, adalah semut
pemotong daun, semut penenun, semut legiun, dan semut beludru. Tentu saja yang
disebutkan tadi hanya sebagian kecil semut yang ada di Indonesia, karena masih
banyak lagi jenis semut yang ada di sekitar kita.
Di balik tubuhnya yang kecil, semut adalah hewan yang pantang
menyerah. Ketika semut berjalan ke suatu tujuan, biasanya ia akan membentuk satu
barisan. Jika di tengah jalan menghadapi rintangan atau masalah, maka semut
akan mencari jalan keluarnya. Lihatlah gambar di atas, semut pantang menyerah dan
mencari solusi ketika menghadapi masalah atau rintangan.
Semut juga tergolong hewan pekerja keras. Semut pekerja yang
memiliki tugas mencari makanan, akan berjalan dengan cepat mengumpulkan makanan
mereka di musim panas untuk persediaan di musim dingin. Mereka tidak ada yang
santai seperti manusia.
Dalam Al-Qur’an, semut tidak hanya disebut namanya, tapi juga
diabadikan sebagai nama surat ke-27, yakni Surat An-Naml
yang terdiri atas 93 ayat dan termasuk surat Makkiyyah. Semut disebut tiga kali
dalam Surat An-Naml ayat 18, sedangkan
ayat 19 hanya menyebut “kaulaha” yang
berarti “perkataannya”, yaitu perkataan semut.
Hingga
apabila mereka sampai di lembah semut
berkatalah seekor semut, “Hai
semut-semut, masuklah ke dalam
sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya,
sedangkan mereka tidak menyadari” (Al-Qur’an Surat An-Naml
ayat 18).
Maka
dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataannya (perkataan semut) itu.
Dan dia berdoa, “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu
yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan
untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridoi; dan masukkanlah aku dengan
rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”
(Al-Qur’an Surat An-Naml ayat 19).
Ayat di atas menceritakan semut yang memerintahkan kawan-kawannya agar masuk ke sarang agar
tidak terinjak oleh Nabi Sulaiman dan bala tentaranya. Itulah sebabnya surat ini diberi nama Surat An-Naml atau
semut, karena di dalamnya ada kisah semut dengan Nabi Sulaiman. Kisah ini
disebutkan pada ayat 17-19.
Pada suatu
ketika Nabi Sulaiman menghimpun bala-tentaranya yang terdiri atas manusia, jin,
dan burung. Mereka berbaris dengan tertib pada posisinya masing-masing. Tentara
burung terbang di angkasa sebagai penunjuk jalan. Selain menjadi penunjuk
jalan, mereka juga menaungi bala-tentara Nabi Sulaiman dari panasnya terik
matahari dengan bentangan sayapnya. Nabi Sulaiman mengatur tiap-tiap kelompok
dengan rapi. Kelompok tentara yang tidak teratur, dibenahi oleh Nabi Sulaiman.
Ketika rombongan
tentara Nabi Sulaiman sampai di sebuah lembah atau sarang semut, salah seekor
semut yang khawatir kaki-kaki bala-tentara Nabi Sulaiman akan meluluhlantakkan
sarang mereka, memberi perintah kepada kawan-kawannya.
“Wahai
semut-semut, masuklah ke dalam sarang kalian agar tidak terinjak-injak kaki
Nabi Sulaiman dan bala-tentaranya, karena mereka tidak menyadari perbuatannya”.
Nabi Sulaiman yang memahami bahasa binatang dan mendengar perkataan semut tadi, tersenyum lalu tertawa. Beliau kemudian berdoa, “Ya Tuhanku, berilah saya ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridoi; dan masukkanlah saya dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”.
Daftar Acuan
1.
Buku
Cepy Suherman. 2009. Meladadani Sikap dan Perlikau Semut. Banten:
Talenta Pustaka Indonesia.
Departemen Agama RI. 2004. Al-Qur'an dan
Terjemahannya: Al-Jumanatul 'Ali, Seuntai Mutiara Yang Mahaluhur. Bandung:
J-Art
H. Mahmud Junus. 1987. Tarjamah Al-Quran Al-Karim.Cetakan
ke-3. Bandung: PT Al-Ma’arif
Judirman
Djalimin. 2010. Pembelajaran Moral dari Sifat
Binatang. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Janu Ismadi. 2009. Ensiklopedi Hewan 9. Jakarta: Buana
Cipta Pustaka.
Majdiy Muhammad asy-Syahawiy. 2003. Kisah-kisah
Binatang dari Al-Qur’an dan Al-Hadis. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
2. Internet
https://id.wikipedia.org/wiki/Semut
https://www.facebook.com/notes/mulyono-atmosiswartoputra/semut/1456677914521866/
https://www.rentokil.co.id/semut/jenis-semut/
https://www.shopback.co.id/katashopback/kelebihan-semut
Tidak ada komentar :
Posting Komentar