Salwa
(Sumber: https://burungnya.com/4-jenis-burung-spesial-yang-disebut-dalam-al-quran/)
Menurut para ahli tafsir, salwa adalah burung
kecil sejenis burung puyuh. Meskipun salwa pada umumnya hidup di alam bebas,
tapi burung ini dapat dijinakkan seperti ayam, itik, dan ayam kalkun. Di
Indonesia, saat ini tidak sedikit orang yang membudidayakan burung puyuh karena
selain dapat dijadikan makanan lezat, telurnya juga banyak disukai orang.
Salwa disebut beberapa kali dalam
Al-Qur’an, dan semuanya berhubungan dengan Nabi Musa dan kaumnya.
Pertama, salwa disebut dalam Al-Qur’an
Surat Al-Baqarah ayat 57.
Dan
Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu manna dan salwa. Makanlah dari makanan yang
baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya
Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
Dalam buku Al-Qur'an dan Terjemahannya: Al-Jumanatul 'Ali, Seuntai Mutiara
Yang Mahaluhur disebutkan bahwa Surat
Al-Baqarah ayat 49-60 membicarakan tentang nikmat-nikmat Allah yang telah
diberikan kepada Bani Israil. Sebagai misal, Allah telah menyelamatkan mereka
dari Fir’aun dan pengikutnya yang suka menyiksa mereka dan menyembelih anak
laki-laki, sedang anak perempuannya dibiarkan hidup; Allah menyelamatkan mereka
dari kejaran Fir’aun dan bala-tentaranya dengan cara membelah laut agar mereka
selamat dan kemudian menenggelamkan Fir’aun dan bala-tentaranya di laut
tersebut; memberikan Taurat kepada Nabi Musa; menghidupkan kembali mereka setelah disambar halilintar karena
kelancangannya ingin melihat Allah agar mereka bersyukur; menaungi mereka
dengan awan agar tidak merasakan panasnya terik matahari walaupun berada di
tengah padang pasir yang tandus; menurunkan manna
dan salwa sebagai
makanan mereka; dan memberikan 12
(dua belas) mata air untuk minum mereka. Sayangnya, mereka tidak pernah bersyukur.
Meskipun telah ada Taurat yang mengajak kepada ketauhidan, mereka malah pilih
menyembah anak sapi. Walau demikian, Allah masih mau menerima tobatnya setelah
mereka bertobat atas kesalahannya menyembah anak sapi. Tak hanya berhenti di
situ saja keingkaran mereka atas nikmat Allah yang telah mereka rasakan. Meskipun mereka telah diberi manna dan salwa, tapi mereka mengatakan bosan terhadap makanan yang itu-itu
saja. Mereka justru meminta kepada Nabi Musa agar memintakan makanan lagi kepada
Allah seperti sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah
seperti disebut dalam Surat Al-Baqarah ayat 61. Tidak
mengherankan jika Allah kemudian murka atas kelancangan mereka.
Kedua,
salwa disebut dalam Al-Qur’an Surat Al-A’rāf ayat 160.
Dan mereka
Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar dan Kami
wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya, “Pukullah batu itu
dengan tongkatmu!”. Maka memancarlah dari padanya dua belas mata air.
Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. Dan Kami naungkan
awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa. (Kami berfirman),
“Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezekikan kepadamu”. Mereka
tidak menganiaya Kami, tapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri.
Menurut
tafsir Al-Muyassar seperti dikutip dalam https://tafsirweb.com/, kaum Nabi Musa dari kalangan Bani Israil dibagi
menjadi dua belas suku sesuai dengan jumlah asbath
(yaitu anak-anak Ya’qub). Masing-masing suku sudah diketahui sesuai
pemimpinnya. Ketika kaum Nabi Musa meminta air minum kepadanya, saat mereka dilanda
kehausan di tempat mereka tersesat jalan, Allah mewahyukan kepada Musa, ”Pukulah
batu itu dengan tongkatmu”. Nabi Musa memukulnya dan terpancarlah dari batu
tersebut dua belas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku dari dua belas suku
yang ada telah mengetahui tempat minum mereka. Tiap suku tidak masuk ke suku
lain dalam tempat minumnya. Allah juga mendatangkan awan untuk menaungi mereka
dan menurunkan kepada mereka manna (sesuatu
yang menyerupai manisan kenyal yang rasanya menyerupai madu), dan salwa (sejenis burung yang menyerupai
burung puyuh). Allah firmankan kepada mereka, ”Makanlah yang baik-baik dari apa
yang kami rezekikan kepada kalian”. Namun mereka justru tidak menyukainya dan
merasa bosan, lantaran terlalu lama terus-menerus mengonsumsinya. Merekapun
berkata, ”Kami tidak dapat bersabar lagi terhadap satu jenis makanan saja”. Mereka
menuntut makanan pengganti yang lebih rendah untuk menggantikan makanan yang
lebih baik bagi mereka. Mereka itu tidaklah menzalimi kami ketika tidak mau
bersyukur kepada Allah dan tidak melaksanakan kewajiban yang Allah tetapkan
atas mereka. Akan tetapi mereka menzalimi diri mereka sendiri, sebab mereka melewatkan
semua jenis kebaikan bagi diri mereka dan membawanya kepada keburukan dan
siksaan.
Ketiga,
salwa disebut dalam Al-Qur’an Surat Thāhā ayat 80.
Hai
Bani Israil, sesungguhnya Kami telah menyelamatkan kamu sekalian dari musuhmu,
dan Kami telah mengadakan perjanjian dengan kamu sekalian (untuk munajat) di
sebelah kanan gunung itu dan Kami telah menurunkan kepada kamu sekalian manna
dan salwa.
Menurut
buku Al-Qur'an dan Terjemahannya: Al-Jumanatul 'Ali,
Seuntai Mutiara Yang Mahaluhur, Al-Qur’an Surat Thāhā ayat
77-82 membicarakan tentang pembelahan laut dan pembebasan Bani Israil.
Mula-mula Allah memerintahkan kepada
Nabi Musa untuk pergi bersama kaumnya (Bani Israil) pada malam hari agar tidak
diketahui oleh orang-orang. Sesampai di tepi laut, Nabi Musa diperintahkan oleh
Allah untuk memukulkan tongkatnya ke laut. Seketika itu laut terbelah. Nabi
Musa dipesan oleh Allah agar tidak perlu khawatir disusul oleh Fir’aun dan bala
tentaranya. Ketika Fir’aun dan bala tentaranya mengejar Nabi Musa melalui laut
yang terbelah itu, tiba-tiba ombak lautan menggulung Fir’aun dan bala
tentaranya. Fir’uan dan bala tentaranya tenggelam dan binasa, sedangkan
Musa dan orang-orang yang bersamanya selamat. Fir’aun benar-benar telah
menyesatkan orang-orang dengan menyeru mereka agar menyembah dirinya dan tidak
memberi petunjuk. Setelah Musa dan orang-orang yang bersamanya selamat dari
kejaran Fir’aun dan bala tentaranya, Allah lalu berfirman, "Wahai Bani
Israil, Kami telah menyelamatkan kalian dari musuh kalian, Kami telah mengadakan
perjanjian dengan kalian melalui Nabi Musa untuk bermunajat di sebelah kanan gunung
itu (Gunung Sinai), dan Kami telah menurunkan kepada kalian dalam masa
pengembaraan kalian berupa manna dan salwa. Oleh karena itu, makanlah makanan
halal yang Kami berikan kepada kalian, dan janganlah melampaui batas yang menyebabkan
turunnya kemurkaan-Ku atas kalian. Barang siapa ditimpa kemurkaan-Ku, maka
sungguh binasalah dia. Sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat, beriman,
berbuat kebaikan, dan tetap istiqamah di atas kebenaran”.
Daftar Acuan
1.
Buku
Departemen Agama RI. 2004. Al-Qur'an dan
Terjemahan-nya: Al-Jumanatul 'Ali, Seuntai Mutiara yang Mahaluhur. Bandung:
J-Art.
2. Internet
http://mulyonoatmosiswartoputra.blogspot.com/2020/08/bawang-merah-bawang-merupakan-istilah.html
https://akhfauzan.wordpress.com/2013/06/04/apa-itu-manna-wa-salwa/
Tidak ada komentar :
Posting Komentar