Katak
(Sumber: https://www.gramedia.com/literasi/siklus-daur-hidup-katak/).
Meskipun
sama-sama hewan amfibi, yakni hewan berdarah dingin yang dapat hidup di air dan
di darat, sesungguhnya katak dan kodok itu berbeda. Hanya saja, orang terkadang
menyamakannya.
Menurut https://www.cnnindonesia.com/ dan https://bobo.grid.id/, perbedaan
katak dan kodok, misalnya dari segi:
1.
tekstur
kulit
Kulit katak lebih halus dan lembab, sedangkan kulit kodok
kasar dan kering, serta banyak tonjolan kecil di sekujur tubuhnya. Tonjolan-tonjolan kecil
tersebut melindungi kelenjar parotis, yang berfungsi mengeluarkan racun bufotoxins sebagai
bentuk pertahanan diri. Kulit katak yang tipis
dan mudah kering, menyebabkan katak tidak pernah jauh dari genangan air atau
tempat lembab. Sementara kulit kodok yang tebal dan kering, menyebabkan kodok
lebih mampu bertahan hidup di tempat kering.
2. warna kulit
Warna kulit katak biasanya cerah dan beragam, misalnya kuning,
merah, biru dan sebagainya, sehingga terlihat cantik dan menakjubkan. Selain cerah dan beragam, kulit katak juga terlihat
lebih mengkilap. Sementara kodok pada umumnya berkulit kusam, seperti
kecoklatan, kehijauan, atau kehitaman.
3. bentuk hidung
Hidung katak cenderung runcing, sedangkan hidung kodok bulat
atau hampir setengah lingkaran.
4. bentuk tubuh
Katak memiliki bentuk tubuh atletis dan ramping. Meskipun demikian, ada juga spesies katak yang berukuran besar,
seperti katak balon india dan katak goliath. Sementara
kodok tubuhnya cenderung besar dan lebar.
5. daya lompat
Kaki katak yang lebih panjang dari
tubuhnya, menyebabkan katak mampu melompat jauh. Sementara kaki kodok
yang lebih pendek dari tubuhnya, menyebabkan ia lebih suka merangkak daripada
melompat. Daya lompat kodok sangat terbatas.
6. kelenjar beracun
Secara umum katak tidak beracun, sehingga ia sering menjadi
mangsa bagi predator lain. Namun demikian, ada beberapa spesies katak yang memiliki
racun sehingga tidak boleh dipegang secara langsung jika tidak ingin terkena
efek racunnya. Sementara kodok memiliki racun
pada bagian tubuh dan leher, sehingga predator lain menghindari kelenjar kulit
pada kodok.
7.
habitat
Katak
banyak ditemukan di dataran tinggi dan dekat dengan sumber air, seperti area
persawahan, kolam, atau danau. Katak bernapas dengan kulitnya, tapi sesekali
mereka bisa hidup di darat dengan mengandalkan paru-parunya. Sementara kodok
banyak ditemukan di darat seperti taman, kebun, dan perkotaan. Mereka hanya
akan kembali ke perairan jika ingin berkembang biak.
8. susunan telur
Baik katak maupun kodok, sama-sama membutuhkan air atau tempat yang cukup basah untuk kawin dan bertelur. Meskipun demikian, katak dan kodok mempunyai cara yang berbeda ketika meletakkan telurnya. Katak meletakkan telurnya di kubangan air yang dianggap aman, bergerombol menyerupai buah anggur; sedangkan kodok meletakkan telurnya di pinggiran perairan atau di permukaan daun di dekat perairan, biasanya tersusun berupa untaian yang memanjang.
9. kecebong
Ada perbedaan antara kecebong atau berudu katak dan kodok. Kecebong atau
berudu katak berwarna emas, panjang, dan kurus; sedangkan kecebong atau berudu kodok
berwana hitam, pendek, dan gemuk.
Katak memiliki fase hidup atau metamorphosis yang cukup
unik, karena katak kecil hidup di air dengan menggunakan insang, sedangkan setelah
dewasa, insang tersebut akan hilang dan digantikan dengan paru-paru.
Proses daur hidup katak dimulai dari bertelur. Katak betina
dapat menghasilkan telur sebanyak 5.000-20.000 telur. Setelah bertelur, katak
tidak mengerami telurnya. Telur tersebut ditinggal begitu saja, dan akan
menetas dengan sendirinya setelah usianya mecapai 1-3 minggu. Hanya saja, tidak
semua telur yang dikeluarkan oleh induknya akan berhasil menetas. Biasanya akan
ada telur yang mati atau tidak menetas. Penyebabnya bisa karena gen induk katak
tersebut. Katak yang mempunyai gen yang bagus, maka telurnya akan banyak yang
menetas. Akan tetapi jika induk katak tersebut gennya kurang bagus, maka
telur-telurnya tidak berkualitas atau gampang rusak. Selain faktor internal,
kegagalan tersebut juga bisa dikarenakan faktor eksternal, seperti arus air, dimakan
predator, atau karena tangan jahil manusia.
Ketika telur katak tersebut menetas, maka anak katak yang baru menetas disebut kecebong atau berudu. Kecebong
atau berudu ini bernapas dengan menggunakan insang yang muncul setelah dua hari
menetas dari telur. Mereka menjadi kecebong atau berudu selama 5 hari, lalu
berubah menjadi katak muda. Selama masih berbentuk kecebong atau berudu, mereka hanya memakan alga dan tumbuhan
yang ada di dalam air saja.
Katak muda hidup di dalam air dan bernapas dengan
menggunakan insangnya. Mereka memakan serangga seperti jangkrik. Setelah
berumur 3 minggu, katak muda tersebut akan tumbuh kulit yang kemudian menutupi insang.
Umur 8 minggu, mulai tumbuh kaki belakang yang kian hari makin membesar dan
diikuti pertumbuhan kaki depan. Umur 12 minggu, jari-jarinya mulai tumbuh dan
terbentuk sempurna. Ekornya yang tadinya panjang, makin lama semakin memendek.
Insang pun sudah tergantikan oleh paru-paru, sehingga ia mulai bernapas dengan
paru-paru. Setelah fase ini, anggota tubuh katak muda akan berbentuk lebih
sempurna dan menjadi katak dewasa.
Setelah menjadi katak dewasa, mereka akan lebih sering
menghabiskan hidupnya di darat. Mereka akan mencari tempat yang lembab dan
berair ketika bereproduksi. Demikianlah proses daur hidup katak.
Dalam Al-Qur’an, katak disebut satu kali bersama dengan
belalang dan kutu. Katak dikirimkan oleh Allah sebagai azab bagi Fir’aun dan
para pengikutnya.
Maka Kami
kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak, dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka
tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa (Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 133).
Bagaimana Allah menimpakan azab bagi Fir’aun dan pengikutnya, mulai dari diuji dengan kemarau panjang; lalu ditimpakan topan, yakni hujan lebat yang merendam dan merusak seluruh tanaman; mengirim belalang untuk memakan seluruh tanaman mereka; mengirim pasukan berupa kutu; kemudian mengirimkan katak dalam jumlah banyak sehingga Mesir tiba-tiba penuh sesak dengan katak yang melompat ke sana kemari sehingga membuat masyarakat menjadi jijik dan tertekan; dan mengubah air Sungai Nil menjadi darah dengan bau anyir yang menyengat, telah dijelaskan dalam tulisan saya yang berjudul “Belalang”, sehingga di sini tidak perlu diceritakan kembali. Bagi yang ingin membacanya, dipersilakan membuka link di bawah ini.
http://mulyonoatmosiswartoputra.blogspot.com/2021/05/belalang.html
Daftar Acuan
https://bobo.grid.id/read/083060941/7-perbedaan-katak-dan-kodok-dari-kulit-hingga-bentuk-tubuh?page=all#:~:text=Bentuk%20tubuh%20kodok%20mempunyai%20bentuk,perbedaan%20antara%20katak%20dan%20kodok.
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210514095352-204-642396/serupa-tapi-tak-sama-kenali-beda-katak-dan-kodok
https://www.gramedia.com/literasi/siklus-daur-hidup-katak/
Tidak ada komentar :
Posting Komentar