Kuda
(Sumber:
https://situsbelanjaonline.com/hewan/fakta-tentang-kuda-keledai.php).
Kuda merupakan salah satu spesies
mamalia dari genus Equus. Menurut Wikipedia,
walaupun peternakan kuda
diperkirakan telah dimulai sejak tahun 4500 Sebelum Masehi, namun bukti-bukti
penggunaan kuda untuk keperluan manusia baru ditemukan terjadi sejak 2000
Sebelum Masehi,
Kuda telah
memainkan peran yang luas dalam kebudayaan manusia. Hewan ini pertama kali dimanfaatkan
sebagai hewan tunggangan oleh suku-suku pengembara (nomaden) di padang rumput dan gurun Asia Tengah dan Utara. Kuda juga dipakai sebagai
hewan penarik.
Ketika
musim panas, kuda bisa menghabiskan 50 kilogram rumput dalam sehari; sedangkan
saat musim dingin, makanannya bisa ditambah dengan jerami dan padi-padian. Kuda suka rasa manis, dan biasanya
akan menolak apa pun yang asam atau pahit. Dalam sehari, kuda bisa minum hingga 60
liter, dan akan lebih banyak lagi jika ia hidup di daerah beriklim lebih panas.
Dalam hal
penglihatan, kuda bisa melihat
lebih baik di malam hari daripada manusia, namum mata kuda butuh waktu lebih
lama untuk menyesuaikan dari terang ke gelap dan dari gelap ke terang daripada
mata manusia.
Kuda
termasuk salah satu hewan yang namanya disebut dalam Al-Qur’an. Bahkan kuda
perang diabadikan sebagai nama salah satu surat dalam Al-Qur’an, yakni Surat Al-‘Ādīyat.
Dalam Al-Qur’an Surat Āli ‘Imrān ayat
14 misalya, kuda disebut sebagai salah satu syahwat manusia.
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan
kepada apa-apa yang diingini, yaitu: perempuan-perempuan, anak-anak, harta yang
banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga) (Al-Qur’an Surat
Āli ‘Imrān ayat 14).
Menurut Muhammad Ali Ash-Shabuny,
betapa banyak kehidupan dunia ini yang memperdayai manusia, betapa banyak di
antara mereka yang lalai taat kepada Allah. Kehidupan dunia ini telah menipu
lalu mengalahkan mereka. Begitulah yang dilakukan dunia ini terhadap mereka
yang mencintai dan berasyik masuk dengannya, memperdayai mereka dengan
keindahan dan syahwatnya, lalu menyeret mereka kepada penderitaan yang
memilukan dan penyesalan yang tidak berakhir. Allah memulai dengan menyebut
syahwat kepada perempuan, karena
cobaan yang datangnya dari perempuan adalah yang paling besar dan
kebergantungan kepadanya sangat tampak. Setelah syahwat terhadap perempuan,
disebutkan daya tarik terhadap anak-anak, karena anak-anak merupakan buah hati,
kesenangan, dan kebahagiaan jiwa. Harta benda (seperti emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak, sawah, dan ladang) disebutkan pada urutan
ketiga, karena kecintaan manusia kepada anak lebih dominan daripada
kecintaannya kepada harta, sehingga dia berani menebus anaknya dengan harta
yang melimpah. Sekiranya manusia disuruh memilih antara kehilangan anak dengan
kehilangan harta, tentu dia akan memilih kehilangan harta.
Kuda juga disebut dalam Al-Qur’an Surat
Al-Anfal ayat 60. Menurut para mufasir, ayat ini berbicara
tentang perintah Allah kepada umat Islam untuk bersiap-siap menghadapi
orang-orang kafir, baik yang secara terang-terangan mengadakan permusuhan
ataupun yang belum secara terang-terangan memusuhi. Oleh karena itu, umat Islam diperintahkan
untuk mempersiapkan segala kemampuan guna menghadapi mereka, baik persiapan
mental maupun persiapan fisik. Di samping itu, juga perlu mempersiapkan tentara berkuda yang ditempatkan di tempat
strategis, yang siap menggempur dan menghancurkan setiap serangan musuh dari
manapun datangnya.
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja
yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk
berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan
musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, sedang
Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan
dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)
(Al-Qur’an Surat Al-Anfal ayat 60).
Dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 8, kuda disebut bersama dengan bagal dan
keledai dalam kaitannya dengan binatang ternak yang memiliki beberapa manfaat.
Dan (Dia telah menciptakan)
kuda, bagal, dan keledai, untuk kamu
tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang tidak kamu
ketahui (Al-Qur’an Surat An-Naḥl ayat 8).
Apabila
kita memperhatikan ayat-ayat sebelumnya, terutama dari ayat 5 hingga 8, Allah
menjelaskan kepada kita bahwa Ia telah
memberi anugerah kepada hamba-Nya dengan diciptakannya binatang ternak yang
bulu dan kulitnya dapat dibuat pakaian dan selimut untuk penghangat tubuh.
Selain itu, binatang ternak seperti kuda, bagal, keledai, unta, kambing, dan
yang lainnya, juga memiliki manfaat lain, seperti diminum susunya dan dimakan
dagingnya. Selain manfaat-manfaat tersebut, kita juga dapat memperoleh
keindahan dari binatang ternak, baik ketika membawanya kembali ke kandang pada
sore hari maupun ketika melepasanya ke tempat pengembalaan di pagi hari. Binatang
ternak seperti kuda, bagal, keledai, dan unta juga dapat digunakan untuk
tunggangan maupun sebagai alat pengangkut barang-barang.
Kuda disebut dalam Al-Qur’an Surat Al-Isrā’ ayat 64
dalam kaitannya dengan penolakan iblis untuk bersujud kepada Adam.
Dan
perdayakanlah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan
kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah
dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada
yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka (Al-Qur’an
Surat Al-Isrā’ ayat 64).
Seperti
disebut dalam Al-Qur’an Surat Al-Isrā’ ayat 61-65, Allah memerintahkan kepada
para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka para malaikat itu bersujud
kepada Adam, kecuali iblis. Meskipun iblis bukanlah malaikat, tapi ia juga
termasuk yang diperintahkan untuk sujud kepada Adam, tapi ia tidak mau bersujud.
“Terangkanlah kepadaku, inikah orangnya
yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh
kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya,
kecuali sebagian kecil”, kata iblis.
Allah berfirman, “Pergilah, tetapi barang siapa di antara
mereka yang mengikuti kamu, maka sungguh, neraka jahanamlah balasanmu semua,
sebagai pembalasan yang cukup. Perdayakanlah
siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah
terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah
dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Tidak ada yang
dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka. Sesungguhnya terhadap hamba-hamba-Ku, engkau
(iblis) tidaklah dapat berkuasa atas mereka. Cukuplah Tuhanmu sebagai penjaga”.
Dalam Al-Qur’an Surat Shad ayat 31-33, kuda disebut dalam kaitannya dengan latihan
kuda pada zaman Nabi Sulaiman yang biasa dilakukan pada sore hari. Saat itu
Sulaiman sudah mewarisi kerajaan ayahnya, Nabi Dawud, dan juga telah diangkat
sebagai nabi oleh Allah. Pada saat Nabi Sulaiman asyik menyaksikan latihan
kuda, terjadilah pergumulan batin. Terus menyaksikan latihan kuda, atau
bermunajat kepada Allah karena waktu beribadah sudah tiba.
31. (Ingatlah) ketika dipertunjukkan kepadanya
kuda-kuda yang tenang di
waktu berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore.
32. Maka ia berkata, “Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga
aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda
itu hilang dari pandangan.
33. Bawalah kuda-kuda itu kembali kepadaku”.
Lalu ia potong kaki dan leher kuda itu
(Al-Qur’an Surat Shad ayat 31-33).
Menurut tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia sebagaimana dikutip https://pecihitam.org/, Allah menyebutkan salah satu di antara
peristiwa yang dihadapi Sulaiman, yang menyebabkan dia pantas mendapat pujian
adalah peristiwa saat beliau memeriksa pasukan berkuda yang biasanya dilakukan
pada sore hari. Kuda-kuda itu dilatih agar dapat diketahui ketangkasan
dan kemampuan geraknya, sehingga memungkinkan untuk dibawa ke medan
pertempuran. Di samping itu, juga dilatih kemampuannya untuk mengurangi
kecepatannya atau berhenti seketika dan ditingkatkan daya tahannya menghadapi
serangan-serangan mendadak. Kuda-kuda itu dilatih sedemikian rupa agar
dapat dikendalikan sesuai dengan taktik yang dikehendaki oleh pasukan yang
mengendarainya. Ketangkasan kuda ikut menentukan berhasil tidaknya pasukan
dalam menguasai medan perang dan mematahkan serangan musuh. Kemudian
Allah menjelaskan keadaan Sulaiman pada saat menyaksikan latihan kuda itu. Nabi Sulaiman mengatakan bahwa ia menyukai kuda karena sangat berguna untuk digunakan sebagai
alat menegakkan kebenaran dan membela agama Allah. Kesenangannya melatih
kuda itu sedemikian dalamnya, sehingga tiap sore hari ia mengunjungi tempat
latihan kuda hingga matahari terbenam. Gelapnya malam menghalangi pemandangannya
untuk menyaksikan latihan tersebut. Pada saat-saat itulah terjadi
pergolakan dalam dirinya, kepentingan manakah yang harus didahulukan di antara
kedua kepentingan. Kepentingan pertama ialah kesadaran jiwanya untuk beribadah
kepada Allah, sedangkan kepentingan kedua ialah melatih kuda untuk kepentingan
menegakkan kebenaran dan membela kalimat tauhid. Dalam keadaan seperti itu, Nabi
Sulaiman menyadari bahwa apabila ia menyaksikan latihan berkuda itu hingga
larut malam, berarti ia mengabaikan ibadah yang harus ia lakukan. Pada ayat 32, tidak dijelaskan secara terperinci apakah kesenangan Nabi Sulaiman
memeriksa latihan kuda itu menyebabkan ia kehilangan waktu untuk melakukan
ibadah atau tidak. Begitu pula tidak diterangkan mana yang didahulukan oleh Nabi Sulaiman, memeriksa latihan kuda atau melaksanakan ibadah. Namun yang
dapat dipahami dari ayat tersebut ialah pada saat dia asyik menyaksikan latihan
kuda, terbetiklah dalam hatinya kesadaran beribadah kepada Allah. Apabila
keasyikannya itu dituruti, niscaya berlarut-larut hingga kehilangan kesempatan
untuk bermunajat dengan Allah. Pengertian yang patut diambil dari ayat
ini ialah pergolakan yang terjadi pada diri Nabi Sulaiman itu ialah penyesalan
karena tidak melakukan ibadah kepada Allah pada awal waktunya, karena sibuk
menyaksikan latihan kuda. Kemudian ia sadar dan melaksanakannya di akhir waktu.
Pada ayat 33, Allah menjelaskan apa yang diperintahkan Nabi Sulaiman kepada para
pelatih kudanya. Ia menyuruh pelatihnya agar kuda-kuda itu dibawa kembali
kepadanya. Setelah pelatih itu membawa kuda kepadanya, ia pun mendekati. Lalu
ia mengusap kaki dan leher kuda sebagai tanda kepuasan Nabi Sulaiman terhadap hasil
gemilang yang dicapai kuda-kuda itu. Dengan demikian, kuda itu dapat
dipergunakan dalam peperangan untuk menggempur musuh atau untuk mengelakkan
serangan-serangan musuh yang datang secara mendadak. Dari uraian
tersebut dapat dikatakan bahwa Nabi Sulaiman hamba Allah yang shaleh, taat beribadah,
teliti, dan cermat merencanakan perjuangan untuk menegakkan kalimat tauhid
serta mempunyai kesadaran yang tinggi saat-saat menentukan mana yang
lebih penting dari yang penting.
Kuda juga disebut dalam
Al-Qur’an terkait dengan harta rampasan perang.
Dan apa saja harta rampasan (fai) yang diberikan Allah
kepada Rasul-Nya (dari harta benda) mereka, maka untuk mendapatkan itu kamu
tidak mengerahkan seekor kudapun dan
(tidak pula) seekor untapun, tetapi Allah yang memberikan kekuasaan kepada rasul-Nya terhadap apa saja yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Mahakuasa atas
segala sesuatu (Al-Qur’an Surat Al-Hasyr ayat 6).
Menurut
tafsir Al-Mukhtashar sebagaimana dikutip https://tafsirweb.com/, ayat di atas
berbicara tentang apa yang diberikan oleh Allah kepada rasul-Nya dari harta
kekayaan Bani Naḍir. Ini bukan karena upaya mereka (kaum muslimin) dalam
mendapatkannya dengan menunggangi kuda maupun unta, tidak pula dengan kesusahan
yang menimpa mereka (kaum muslimin), tapi karena Allah menguasakan kepada rasul-Nya
atas orang-orang yang dikehendaki-Nya. Allah telah menguasakan kepada rasul-Nya
atas Bani Naḍir dan menaklukkan negeri mereka dengan damai. Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu, tidak ada yang melemahkan-Nya.
Kuda, khususnya
kuda perang, bahkan dijadikan nama surat dalam Al-Qur’an, yakni Surat Al-‘Ādīyat yang merupakan surat ke-110. Surat yang terdiri atas
11 ayat ini menyebut nama “kuda” sebanyak tiga kali, yakni pada ayat ke-1, 2,
dan 3.
1.
Demi kuda
perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,
2.
dan kuda
yang mencetuskan api dengan pukulan (kukunya),
3.
dan kuda
yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,
4.
maka ia menerbangkan debu,
5.
dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh.
6. Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak
berterima kasih kepada Rabbnya,
7.
dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan
(sendiri) keingkarannya,
8.
dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena
cintanya pada harta.
9. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila
dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,
10.
dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,
11.
sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu maha
mengetahui keadaan mereka.
(Al-Qur’an Surat Al-‘Ādīyat ayat 1-11).
Menurut K.H.Q. Shaleh dan H.A.A. Dahlan
dkk., latar belakang turunnya Surat Al-’Ādiyāt, khususnya ayat 1-5, bermula ketika
Rasulullah mengutus sepasukan berkuda, tapi setelah sebulan lamanya, tidak ada
kabar beritanya. Allah kemudian menurunkan ayat tersebut sebagai pemberitahuan
kepada Nabi Muhammad tentang pasukan berkudanya yang sedang bertempur melawan
musuh, dan melukiskan kepahlawanan mereka.
Selain sebagai pemberitahuan, surat ini juga berisi sumpah Allah. Menurut Al-Ustadz Afif Abdul Fattah Thabbarah dalam bukunya yang berjudul Tafsir Juz ‘Amma Lengkap dan Ilmiah, Allah bersumpah dengan memakai nama kuda yang sifat-sifatnya disebutkan dalam surat tersebut, seperti berlari kencang untuk menyerang musuh sehingga terdengar suara terengah-engah, sampai-sampai kuku-kuku (teracak-teracak) kuda itu mengeluarkan percikan api karena menginjak batu-batuan, dan serangan yang tiba-tiba di waktu pagi mengejutkan musuh-musuhnya, hingga debu-debu beterbangan. Mereka menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh, dan musuhpun porak-poranda. Maksud dari sumpah Allah ini adalah untuk mengisyaratkan kegunaan dan kedudukan kuda di dalam hati kaum muslimin agar mereka bersegera memiliki dan memeliharanya. Kemudian, mereka melatih diri untuk menaiki dan berperang dengan memakai kuda agar mereka selalu dalam keadaan siap-siaga berjuang di jalan Allah.
Di samping itu, sumpah Allah yang menggunakan nama kuda itu juga untuk menegaskan bahwa manusia sangat ingkar terhadap nikmat Allah, sedang dia sendiri menyaksikan perbuatannya itu. Dia sangat mencintai harta benda secara berlebih-lebihan sehingga ia kikir dan tidak mau memberikan sebagian hartanya untuk orang lain yang membutuhkannya. Apakah mereka tidak mengetahui kalau kelak akan dibangkitkan dari dalam kubur dan dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatannya di dunia? Pada hari itu, segala apa yang ada di dada, baik perbuatan baik maupun perbuatan buruk, telah dicatat dalam buku amal perbuatan mereka masing-masing, dan Allah mengetahui semua yang mereka kerjakan.
Daftar Acuan
1. Buku
Al-Ustadz Afif Abdul Fattah Thabbarah. 2002. Tafsir Juz
‘Amma Lengkap dan Ilmiah. Cetakan ke-5. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Departemen Agama RI. 2004. Al-Qur'an dan
Terjemahannya: Al-Jumanatul 'Ali, Seuntai Mutiara Yang Mahaluhur. Bandung:
J-Art
K.H.Q. Shaleh dan H.A.A. Dahlan dkk. 2000. Asbābun
Nuzūl, Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-ayat Al-Quran. Cetakan ke-6.
Bandung: CV Penerbit Diponegoro.
Majdiy Muhammad asy-Syahawiy. 2003. Kisah-kisah
Binatang dari Al-Qur’an dan Al-Hadis. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Muhammad Ali Ash-Shabuny.
2001. Cahaya Al-Qur’an, Tafsir Tematik
Surat Huud – Al-Isra’. Jilid 3. Cetakan Pertama. Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar.
Muhammad Ali Ash-Shabuny.
2002. Cahaya Al-Qur’an, Tafsir Tematik
Surat Al-Baqarah – Al-An’am. Jilid 1. Cetakan Kedua. Terjemahan: Munirul
Abidin. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
2. Internet
http://www.alquran-indonesia.com
https://ibnothman.com/quran/surat-an-nahl-dengan-terjemahan-dan-tafsir/1
https://id.wikipedia.org/wiki/Kuda
https://kalam.sindonews.com/ayat/60/8/al-anfal-ayat-60
https://kepri.harianhaluan.com/hikmah/pr-13371314/apa-keistimewaan-kuda-menurut-alquran-dan-sains
https://pecihitam.org/surah-sad-ayat-30-33-terjemahan-dan-tafsir-al-quran/
https://situsbelanjaonline.com/hewan/fakta-tentang-kuda-keledai.php
https://tafsiralquran.id/tafsir-surah-al-anfal-ayat-60/
https://tafsirweb.com/10804-surat-al-hasyr-ayat-6.html
https://tafsirweb.com/2926-surat-al-anfal-ayat-60.html
https://www.facebook.com/DakwahAnakGaulMoeslim/posts/342012452602081
https://www.facebook.com/notes/mulyono-atmosiswartoputra/kuda/1038046249959062
https://www.tokopedia.com/s/quran/an-nahl/ayat-6
Tidak ada komentar :
Posting Komentar