Rabu, 23 Februari 2022

SINGA

 

Singa

(Sumber: https://www.minews.id/cuitan-mi/singa-dijuluki-raja-hutan-mitos-atau-fakta)

 

 


Singa bernama ilmiah Panthera leo. Dalam bahasa Sanskerta, singa disebut simha. Dalam bukunya berjudul Ensiklopeda Hewan 9, Janu Ismadi menyebutkan bahwa singa adalah nama spesies anggota suku Felidae. Singa merupakam kerabat kucing besar yang dapat mengaum, paling besar, paling kuat, dan dijuluki “Raja Hutan”. Akan tetapi julukan “Raja Hutan” ini, menurut https://bobo.grid.id/, sebenarnya lebih disebabkan oleh mitos dan penampilannya, bukan karena kekuatan atau kebesarannya. Apalagi, habitat singa juga bukan di hutan. Singa hidup di semak belukar, padang rumput, savana, dan perbukitan berbatu. Penyebutan singa sebagai raja hutan bukan berdasar pada kemampuannya, melainkan karena penampilannya yang mirip raja. Rambutnya yang tebal di sekitar kepala disebut crown atau mahkota, karena bentuknya memang seperti mahkota raja.

Singa merupakan hewan yang hidup berkelompok. Biasanya terdiri atas seekor jantan dan banyak betina. Kelompok ini menjaga daerah kekuasaannya. Umur singa antara 10 sampai 15 tahun di alam bebas, tetapi dalam penangkaran memungkinkan lebih dari 20 tahun.

Menurut hasil penelitian, seperti disebutkan dalam https://www.detik.com/, singa merupakan hewan yang cukup berani. Meskipun singa tidak mengalami perasaan keberanian seperti manusia, tetapi singa tidak takut untuk berburu mangsa yang besar dan berbahaya. Keberanian yang dimiliki singa terkadang berubah menjadi kebodohan, karena ia mencoba menangkap badak atau gajah yang dapat menyebabkan kematian bagi dirinya.

Singa disebut satu kali dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam Surat Al-Muddatsir ayat 51, yakni: “lari daripada singa”.

Buku Al-Qur'an dan Terjemahan-nya: Al-Jumanatul 'Ali, Seuntai Mutiara yang Mahaluhur menyebutkan bahwa Al-Qur’an Surat Al-Muddatsir mulai dari ayat 32 hingga 56 membicarakan tentang balasan bagi orang yang menerima dan menolak dakwah. Sementera ayat 38-51 membahas masalah jiwa manusia. 

Secara ringkas dapat disebutkan bahwa ayat 38-51 menurut tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia seperti dikutip https://pecihitam.org/, tiap jiwa terikat dengan amal yang dikerjakan sampai hari kiamat, kecuali golongan kanan. Yang dimaksud golongan kanan adalah orang-orang mukmin yang ikhlas, yang menerima buku amalan mereka di sebelah kanan pada hari kiamat. Ada yang mengatakan bahwa golongan kanan adalah anak-anak yang memang belum diperhitungkan dosa dan kejahatannya. Bahkan ada yang berpendapat bahwa golongan kanan adalah para malaikat. Golongan kanan itu tempatnya di surga, sedangkan golongan yang berdosa berada di neraka. Namun demikian, mereka dapat saling bertanya, “Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka) Saqar?” Mereka menjawab, “Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan salat, dan kami (juga) tidak memberi makan orang miskin, bahkan kami biasa berbincang (untuk tujuan yang batil) bersama orang-orang yang membicarakannya, dan kami mendustakan hari pembalasan, sampai datang kepada kami kematian”. Oleh karena itu, tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orang yang memberi syafaat, sebab syafaat hanyalah berguna bagi yang berhak menerimanya. Dengan nada cercaan, Allah bertanya, “Mengapa orang-orang kafir itu berpaling dari peringatan-Ku?” Maksudnya, mengapa orang-orang Makkah dan orang-orang seperti mereka menentang kebenaran Al-Qur’an yang telah memberikan peringatan-peringatan begitu hebat dan dahsyat kepada mereka? Mereka diibaratkan seperti keledai liar yang lari terkejut menjauh dari singa. Artinya, orang-orang musyrik itu lari dari Nabi Muhammad, atau mereka yang kafir itu lari dari agama Islam, seperti keledai ketakutan lari dikejar singa, atau lari ketakutan karena diburu manusia (pemburu). Ayat ini mengisyaratkan pula bahwa orang-orang yang seharusnya telah menerima seruan Islam dan mengambil pelajaran dari peringatan-peringatan yang diberikan Allah, justru menentangnya tanpa sebab-sebab yang logis. Di sini pula kita perbandingkan bagaimana seekor keledai lari ketakutan tanpa arah. Demikian pula manusia lari dari agama tanpa alasan yang tepat.

 

 

Daftar Acuan

 

 

1.   Buku

 

Departemen Agama RI. 2004. Al-Qur'an dan Terjemahan-nya: Al-Jumanatul 'Ali, Seuntai Mutiara yang Mahaluhur. Bandung: J-Art.

 

Janu Ismadi. 2009. Ensiklopedi Hewan 9. Jakarta: Buana Cipta Pustaka.

 

2.  Internet

 

https://bobo.grid.id/read/083055044/singa-dikenal-sebagai-raja-hutan-ternyata-julukan-itu-salah-kok-bisa?page=all

 

https://id.wikipedia.org/wiki/Singa

 

https://pecihitam.org/surah-al-muddatstsir-ayat-38-56-terjemahan-dan-tafsir-al-quran/

 

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5842106/apa-singa-adalah-hewan-pemberani-ini-kata-peneliti

 

https://www.minews.id/cuitan-mi/singa-dijuluki-raja-hutan-mitos-atau-fakta

Tidak ada komentar :