Jumat, 11 Februari 2022

KATAK

 

Katak

(Sumber: https://www.gramedia.com/literasi/siklus-daur-hidup-katak/).

 

 

Meskipun sama-sama hewan amfibi, yakni hewan berdarah dingin yang dapat hidup di air dan di darat, sesungguhnya katak dan kodok itu berbeda. Hanya saja, orang terkadang menyamakannya.

Menurut https://www.cnnindonesia.com/ dan https://bobo.grid.id/, perbedaan katak dan kodok, misalnya dari segi:

1.   tekstur kulit

Kulit katak lebih halus dan lembab, sedangkan kulit kodok kasar dan kering, serta banyak tonjolan kecil di sekujur tubuhnya. Tonjolan-tonjolan kecil tersebut melindungi kelenjar parotis, yang berfungsi mengeluarkan racun bufotoxins sebagai bentuk pertahanan diri. Kulit katak yang tipis dan mudah kering, menyebabkan katak tidak pernah jauh dari genangan air atau tempat lembab. Sementara kulit kodok yang tebal dan kering, menyebabkan kodok lebih mampu bertahan hidup di tempat kering.

2.  warna kulit

Warna kulit katak biasanya cerah dan beragam, misalnya kuning, merah, biru dan sebagainya, sehingga terlihat cantik dan menakjubkan. Selain cerah dan beragam, kulit katak juga terlihat lebih mengkilap. Sementara kodok pada umumnya berkulit kusam, seperti kecoklatan, kehijauan, atau kehitaman.

3.  bentuk hidung

Hidung katak cenderung runcing, sedangkan hidung kodok bulat atau hampir setengah lingkaran.

4.  bentuk tubuh

Katak memiliki bentuk tubuh atletis dan ramping. Meskipun demikian, ada juga spesies katak yang berukuran besar, seperti katak balon india dan katak goliath. Sementara kodok tubuhnya cenderung besar dan lebar.

5.  daya lompat

Kaki katak yang lebih panjang dari tubuhnya, menyebabkan katak mampu melompat jauh. Sementara kaki kodok yang lebih pendek dari tubuhnya, menyebabkan ia lebih suka merangkak daripada melompat. Daya lompat kodok sangat terbatas.

6.  kelenjar beracun

Secara umum katak tidak beracun, sehingga ia sering menjadi mangsa bagi predator lain. Namun demikian, ada beberapa spesies katak yang memiliki racun sehingga tidak boleh dipegang secara langsung jika tidak ingin terkena efek racunnya. Sementara kodok memiliki racun pada bagian tubuh dan leher, sehingga predator lain menghindari kelenjar kulit pada kodok.

7.   habitat

Katak banyak ditemukan di dataran tinggi dan dekat dengan sumber air, seperti area persawahan, kolam, atau danau. Katak bernapas dengan kulitnya, tapi sesekali mereka bisa hidup di darat dengan mengandalkan paru-parunya. Sementara kodok banyak ditemukan di darat seperti taman, kebun, dan perkotaan. Mereka hanya akan kembali ke perairan jika ingin berkembang biak.

8.  susunan telur

Baik katak maupun kodok, sama-sama membutuhkan air atau tempat yang cukup basah untuk kawin dan bertelur. Meskipun demikian, katak dan kodok mempunyai cara yang berbeda ketika meletakkan telurnya. Katak meletakkan telurnya di kubangan air yang dianggap aman, bergerombol menyerupai buah anggur; sedangkan kodok meletakkan telurnya di pinggiran perairan atau di permukaan daun di dekat perairan, biasanya tersusun berupa untaian yang memanjang.

9. kecebong 

Ada perbedaan antara kecebong atau berudu katak dan kodok. Kecebong atau berudu katak berwarna emas, panjang, dan kurus; sedangkan kecebong atau berudu kodok berwana hitam, pendek, dan gemuk.

 

Katak memiliki fase hidup atau metamorphosis yang cukup unik, karena katak kecil hidup di air dengan menggunakan insang, sedangkan setelah dewasa, insang tersebut akan hilang dan digantikan dengan paru-paru.

Proses daur hidup katak dimulai dari bertelur. Katak betina dapat menghasilkan telur sebanyak 5.000-20.000 telur. Setelah bertelur, katak tidak mengerami telurnya. Telur tersebut ditinggal begitu saja, dan akan menetas dengan sendirinya setelah usianya mecapai 1-3 minggu. Hanya saja, tidak semua telur yang dikeluarkan oleh induknya akan berhasil menetas. Biasanya akan ada telur yang mati atau tidak menetas. Penyebabnya bisa karena gen induk katak tersebut. Katak yang mempunyai gen yang bagus, maka telurnya akan banyak yang menetas. Akan tetapi jika induk katak tersebut gennya kurang bagus, maka telur-telurnya tidak berkualitas atau gampang rusak. Selain faktor internal, kegagalan tersebut juga bisa dikarenakan faktor eksternal, seperti arus air, dimakan predator, atau karena tangan jahil manusia.

Ketika telur katak tersebut menetas, maka anak katak yang baru menetas disebut kecebong atau berudu. Kecebong atau berudu ini bernapas dengan menggunakan insang yang muncul setelah dua hari menetas dari telur. Mereka menjadi kecebong atau berudu selama 5 hari, lalu berubah menjadi katak muda. Selama masih berbentuk kecebong atau berudu, mereka hanya memakan alga dan tumbuhan yang ada di dalam air saja.

Katak muda hidup di dalam air dan bernapas dengan menggunakan insangnya. Mereka memakan serangga seperti jangkrik. Setelah berumur 3 minggu, katak muda tersebut akan tumbuh kulit yang kemudian menutupi insang. Umur 8 minggu, mulai tumbuh kaki belakang yang kian hari makin membesar dan diikuti pertumbuhan kaki depan. Umur 12 minggu, jari-jarinya mulai tumbuh dan terbentuk sempurna. Ekornya yang tadinya panjang, makin lama semakin memendek. Insang pun sudah tergantikan oleh paru-paru, sehingga ia mulai bernapas dengan paru-paru. Setelah fase ini, anggota tubuh katak muda akan berbentuk lebih sempurna dan menjadi katak dewasa.

Setelah menjadi katak dewasa, mereka akan lebih sering menghabiskan hidupnya di darat. Mereka akan mencari tempat yang lembab dan berair ketika bereproduksi. Demikianlah proses daur hidup katak.

Dalam Al-Qur’an, katak disebut satu kali bersama dengan belalang dan kutu. Katak dikirimkan oleh Allah sebagai azab bagi Fir’aun dan para pengikutnya.

 

Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak, dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa (Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 133).

 

Bagaimana Allah menimpakan azab bagi Fir’aun dan pengikutnya, mulai dari diuji dengan kemarau panjang; lalu ditimpakan topan, yakni hujan lebat yang merendam dan merusak seluruh tanaman; mengirim belalang untuk memakan seluruh tanaman mereka; mengirim pasukan berupa kutu; kemudian mengirimkan katak dalam jumlah banyak sehingga Mesir tiba-tiba penuh sesak dengan katak yang melompat ke sana kemari sehingga membuat masyarakat menjadi jijik dan tertekan; dan mengubah air Sungai Nil menjadi darah dengan bau anyir yang menyengat, telah dijelaskan dalam tulisan saya yang berjudul “Belalang”, sehingga di sini tidak perlu diceritakan kembali. Bagi yang ingin membacanya, dipersilakan membuka link di bawah ini.

http://mulyonoatmosiswartoputra.blogspot.com/2021/05/belalang.html

 

 

Daftar Acuan

 

 

https://bobo.grid.id/read/083060941/7-perbedaan-katak-dan-kodok-dari-kulit-hingga-bentuk-tubuh?page=all#:~:text=Bentuk%20tubuh%20kodok%20mempunyai%20bentuk,perbedaan%20antara%20katak%20dan%20kodok.

 

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210514095352-204-642396/serupa-tapi-tak-sama-kenali-beda-katak-dan-kodok

 

https://www.gramedia.com/literasi/siklus-daur-hidup-katak/

 

 

 

 

 

 


Tidak ada komentar :