Jumat, 18 Februari 2022

SALWA

 

 

Salwa

(Sumber: https://burungnya.com/4-jenis-burung-spesial-yang-disebut-dalam-al-quran/)

 

 

Menurut para ahli tafsir, salwa adalah burung kecil sejenis burung puyuh. Meskipun salwa pada umumnya hidup di alam bebas, tapi burung ini dapat dijinakkan seperti ayam, itik, dan ayam kalkun. Di Indonesia, saat ini tidak sedikit orang yang membudidayakan burung puyuh karena selain dapat dijadikan makanan lezat, telurnya juga banyak disukai orang.

Salwa disebut beberapa kali dalam Al-Qur’an, dan semuanya berhubungan dengan Nabi Musa dan kaumnya.

Pertama, salwa disebut dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 57.


Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu manna dan salwa. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.

 

 Dalam buku Al-Qur'an dan Terjemahannya: Al-Jumanatul 'Ali, Seuntai Mutiara Yang Mahaluhur disebutkan bahwa Surat Al-Baqarah ayat 49-60 membicarakan tentang nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan kepada Bani Israil. Sebagai misal, Allah telah menyelamatkan mereka dari Fir’aun dan pengikutnya yang suka menyiksa mereka dan menyembelih anak laki-laki, sedang anak perempuannya dibiarkan hidup; Allah menyelamatkan mereka dari kejaran Fir’aun dan bala-tentaranya dengan cara membelah laut agar mereka selamat dan kemudian menenggelamkan Fir’aun dan bala-tentaranya di laut tersebut; memberikan Taurat kepada Nabi Musa; menghidupkan kembali mereka setelah disambar halilintar karena kelancangannya ingin melihat Allah agar mereka bersyukur; menaungi mereka dengan awan agar tidak merasakan panasnya terik matahari walaupun berada di tengah padang pasir yang tandus; menurunkan manna dan salwa sebagai makanan mereka; dan memberikan 12 (dua belas) mata air untuk minum mereka. Sayangnya, mereka tidak pernah bersyukur. Meskipun telah ada Taurat yang mengajak kepada ketauhidan, mereka malah pilih menyembah anak sapi. Walau demikian, Allah masih mau menerima tobatnya setelah mereka bertobat atas kesalahannya menyembah anak sapi. Tak hanya berhenti di situ saja keingkaran mereka atas nikmat Allah yang telah mereka rasakan. Meskipun mereka telah diberi manna dan salwa, tapi mereka mengatakan bosan terhadap makanan yang itu-itu saja. Mereka justru meminta kepada Nabi Musa agar memintakan makanan lagi kepada Allah seperti sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah seperti disebut dalam Surat Al-Baqarah ayat 61. Tidak mengherankan jika Allah kemudian murka atas kelancangan mereka. 

Kedua, salwa disebut dalam Al-Qur’an Surat Al-A’rāf ayat 160.

 

Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!”. Maka memancarlah dari padanya dua belas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. Dan Kami naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa. (Kami berfirman), “Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezekikan kepadamu”. Mereka tidak menganiaya Kami, tapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri.

 

Menurut tafsir Al-Muyassar seperti dikutip dalam https://tafsirweb.com/, kaum Nabi Musa dari kalangan Bani Israil dibagi menjadi dua belas suku sesuai dengan jumlah asbath (yaitu anak-anak Ya’qub). Masing-masing suku sudah diketahui sesuai pemimpinnya. Ketika kaum Nabi Musa meminta air minum kepadanya, saat mereka dilanda kehausan di tempat mereka tersesat jalan, Allah mewahyukan kepada Musa, ”Pukulah batu itu dengan tongkatmu”. Nabi Musa memukulnya dan terpancarlah dari batu tersebut dua belas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku dari dua belas suku yang ada telah mengetahui tempat minum mereka. Tiap suku tidak masuk ke suku lain dalam tempat minumnya. Allah juga mendatangkan awan untuk menaungi mereka dan menurunkan kepada mereka manna (sesuatu yang menyerupai manisan kenyal yang rasanya menyerupai madu), dan salwa (sejenis burung yang menyerupai burung puyuh). Allah firmankan kepada mereka, ”Makanlah yang baik-baik dari apa yang kami rezekikan kepada kalian”. Namun mereka justru tidak menyukainya dan merasa bosan, lantaran terlalu lama terus-menerus mengonsumsinya. Merekapun berkata, ”Kami tidak dapat bersabar lagi terhadap satu jenis makanan saja”. Mereka menuntut makanan pengganti yang lebih rendah untuk menggantikan makanan yang lebih baik bagi mereka. Mereka itu tidaklah menzalimi kami ketika tidak mau bersyukur kepada Allah dan tidak melaksanakan kewajiban yang Allah tetapkan atas mereka. Akan tetapi mereka menzalimi diri mereka sendiri, sebab mereka melewatkan semua jenis kebaikan bagi diri mereka dan membawanya kepada keburukan dan siksaan.

Ketiga, salwa disebut dalam Al-Qur’an Surat Thāhā ayat 80.

 

Hai Bani Israil, sesungguhnya Kami telah menyelamatkan kamu sekalian dari musuhmu, dan Kami telah mengadakan perjanjian dengan kamu sekalian (untuk munajat) di sebelah kanan gunung itu dan Kami telah menurunkan kepada kamu sekalian manna dan salwa.

 

Menurut buku Al-Qur'an dan Terjemahannya: Al-Jumanatul 'Ali, Seuntai Mutiara Yang Mahaluhur, Al-Qur’an Surat Thāhā ayat 77-82 membicarakan tentang pembelahan laut dan pembebasan Bani Israil.

Mula-mula Allah memerintahkan kepada Nabi Musa untuk pergi bersama kaumnya (Bani Israil) pada malam hari agar tidak diketahui oleh orang-orang. Sesampai di tepi laut, Nabi Musa diperintahkan oleh Allah untuk memukulkan tongkatnya ke laut. Seketika itu laut terbelah. Nabi Musa dipesan oleh Allah agar tidak perlu khawatir disusul oleh Fir’aun dan bala tentaranya. Ketika Fir’aun dan bala tentaranya mengejar Nabi Musa melalui laut yang terbelah itu, tiba-tiba ombak lautan menggulung Fir’aun dan bala tentaranya. Fir’uan dan bala tentaranya tenggelam dan binasa, sedangkan Musa dan orang-orang yang bersamanya selamat. Fir’aun benar-benar telah menyesatkan orang-orang dengan menyeru mereka agar menyembah dirinya dan tidak memberi petunjuk. Setelah Musa dan orang-orang yang bersamanya selamat dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya, Allah lalu berfirman, "Wahai Bani Israil, Kami telah menyelamatkan kalian dari musuh kalian, Kami telah mengadakan perjanjian dengan kalian melalui Nabi Musa untuk bermunajat di sebelah kanan gunung itu (Gunung Sinai), dan Kami telah menurunkan kepada kalian dalam masa pengembaraan kalian berupa manna dan salwa. Oleh karena itu, makanlah makanan halal yang Kami berikan kepada kalian, dan janganlah melampaui batas yang menyebabkan turunnya kemurkaan-Ku atas kalian. Barang siapa ditimpa kemurkaan-Ku, maka sungguh binasalah dia. Sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat, beriman, berbuat kebaikan, dan tetap istiqamah di atas kebenaran”.

 

 

 

 

Daftar Acuan

 

 

1.   Buku

 

Departemen Agama RI. 2004. Al-Qur'an dan Terjemahan-nya: Al-Jumanatul 'Ali, Seuntai Mutiara yang Mahaluhur. Bandung: J-Art.

 

 

2.  Internet

 

http://mulyonoatmosiswartoputra.blogspot.com/2020/08/bawang-merah-bawang-merupakan-istilah.html

 

https://akhfauzan.wordpress.com/2013/06/04/apa-itu-manna-wa-salwa/

 

https://tafsirweb.com/

 


Tidak ada komentar :