Sabtu, 27 November 2021

TANGAN ABU JAHAL MENDADAK KAKU

 

 

Berbicara tentang Abu Jahal, seolah sedang mengungkap aib yang ada pada dirinya. Ini disebabkan, semenjak Muhammad diangkat sebagai utusan Allah, yang ada di dalam hati Abu Jahal hanyalah kedengkian. Dengki yang tiada akhir. Pelecehan dan perbuatan mencelakai Nabi Muhammad hampir setiap saat dilakukan oleh Abu Jahal. Dikarenakan tidak suka dengan ajaran agama yang dibawakan oleh Nabi Muhammad, dampaknya menjadi benci kepada orangnya.

Bila melihat Nabi Muhammad sedang menjalankan shalat di dekat Ka’bah, kebencian itu selalu muncul. Puncak dari kedengkiannya itu, Abu Jahal mengeluarkan sumpahnya.

“Jika aku melihat Muhammad melakukan shalat lagi, maka akan aku jatuhi kepalanya dengan batu hingga ia tewas”.

Abu Jahal tidak sedang membual. Sumpahnya betul-betul lahir dari niat jahatnya yang dilandasi kebencian. Tatkala Abu Jahal melihat Nabi Muhammad sedang melakukan shalat di dekat Ka'bah, amarahnya memuncak. Buru-buru diambilnya batu besar, kemudian diangkat tinggi-tinggi dengan tujuan untuk dijatuhkan ke kepala Nabi Muhammad. Namun ketika batu itu hendak dijatuhkan, tiba-tiba tangan Abu Jahal menjadi kaku. Tangan tak bisa digerakkan lagi saat sedang mengangkat batu tinggi-tinggi. Tangan Abu Jahal tetap menjulur ke atas, dan batu masih berada dalam genggaman tangannya. 

Meskipun tahu hendak dibunuh oleh Abu Jahal, tapi Nabi Muhammad tidak marah. Beliau tetap memaafkan perbuatan jahat Abu Jahal. Setelah dimaafkan, tangan Abu Jahal kembali normal. 

Dengan menahan rasa malu, Abu Jahal kembali bergabung bersama kawan-kawannya dan menceritakan kejadian yang baru saja dialami. Kawan-kawannya justru menganggap Abu Jahal berbohong, karena ceritanya tidak masuk akal.

"Kalau begitu, aku sajalah yang membunuh Muhammad", kata salah seorang kawan, jengkel mendengar cerita Abu Jahal yang dianggap bohong.

Pada kesempatan yang berbeda, kawan Abu Jahal tadi melihat Nabi Muhammad sedang melaksanakan shalat. Dengan membawa batu besar, ia mendekati Nabi Muhammad. Akan tetapi ketika ia hendak menghantamkan batu besar itu kepada Nabi Muhammad, tiba-tiba beliau hilang dari pandangan matanya. Ia hanya dapat mendengar suara Nabi Muhammad, tapi tidak dapat melihat orangnya.

Gagal melaksanakan pembunuhan, ia kembali ke kawan-kawannya. Dengan penuh rasa ingin tahu, kawan-kawannya bertanya tentang misi jahatnya. Orang tersebutpun menceritakan apa yang dialaminya. Ia baru percaya bahwa Abu Jahal tidaklah berbohong kala itu, karena ia mengalami hal serupa, meskipun tak sama.

"Anehnya, waktu itu seperti ada sekat yang membatasi antara aku dan Muhammad, sehingga aku hanya bisa mendengar suaranya tapi tidak melihat orangnya", kara orang tadi.

 

 

Daftar Acuan

 

 

Fuad Kauma. 2000. 50 Mukjizat Rasulullah. Jakarta: Gema Insani Press.

Tidak ada komentar :