Jumat, 05 November 2021

MENGEMBALIKAN BOLA MATA QATADAH BIN NU’MAN YANG TERBURAI


 

Muhammad sebagai utusan Allah, memiliki banyak mukjizat. Di antara mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Muhammad adalah dapat mengembalikan bola mata Qatadah bin Nu’man yang terburai akibat terkena panah saat mengikuti Perang Uhud.

Disebut Perang Uhud, karena perang ini berlangsung di dekat Bukit Uhud, sebuah bukit yang berada di sebelah utara Madinah dengan jarak 5,5 km. dari Masjid Nabawi. Perang ini terjadi pada bulan Syawal tahun ketiga setelah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Ada beberapa faktor pemicu terjadinya Perang Uhud. Ali Muhammad Ash-Shallabi mencatat setidaknya ada empat faktor. Pertama, faktor agama. Kaum kafir Quraisy berusaha menghalang-halangi orang memeluk agama Islam. Kedua, faktor sosial. Kekalahan dan banyaknya pemimpin kafir Quraisy yang terbunuh pada Perang Badar, menyebabkan api dendam kepada Nabi Muhammad dan kaum muslim kian membara. Ketiga, faktor ekonomi. Pergerakan ekspansi yang dilakukan oleh kaum muslim membawa dampak perekonomian bagi kaum kafir Qurisy karena jalur perdagangan mereka terblokade. Keempat, faktor politik. Akibat kekalahan yang dialami saat Perang Badar, kedaulatan Quraisy runtuh. Kedudukannya sebagai pemimpin di antara kabilah-kabilah semakin terguncang, sehingga harus ada upaya untuk memulihkan dan mempertahankan kepemimpinannya, meskipun harus mengeluarkan banyak tenaga, materi, dan pengorbanan.

Dalam Perang Uhud, pasukan kafir Quraisy yang turut berperang berjumlah tidak kurang dari 3.000 prajurit, sedangkan pasukan muslim hanya 700 prajurit. Awalnya, prajurit muslim sebetulnya berjumlah 1.000 orang, namun di tengah jalan, 300 orang munafik di bawah pimpinan Abdullah bin Salul memisahkan diri dari pasukan muslim, kembali ke Madinah.

Dalam menghadapi pasukan kafir Quraisy yang jumlahnya empat kali lipat lebih banyak dari pasukan muslim, Nabi Muhammad menyusun strategi jitu. Strategi tersebut adalah: memilih tempat yang tepat; menunjuk siapa saja yang layak untuk berperang, dan mengembalikan siapa saja yang belum layak ikut perang; memilih 50 orang pemanah dan memberi wasiat kepada mereka; membagi pasukan menjadi tiga regu dan memberikan panji kepada salah seorang di semua regu. Rasulullah juga berwasiat agar pasukannya jangan meninggalkan tempat sampai beliau mengizinkan untuk meninggalkan tempat tersebut; dan jangan sampai ada seorang pun yang memulai penyerangan sebelum beliau memerintahkan untuk menyerang.

Pada awal berkecamuknya perang, pasukan muslim yang berada di atas bukit berhasil memukul mundur pasukan kafir Quraisy yang dipimpin oleh Khalid bin Walid[1]). Pasukan kafir Quraisy lari meninggalkan gelanggang perang. Harta benda milik mereka diinggalkan begitu saja. Pasukan muslim bergembira melihat banyak harta rampasan perang yang ditinggalkan oleh pemiliknya di lembah Uhud. Pasukan muslim tergiur untuk mengambil harta benda yang kini tak bertuan itu. Banyak di antara mereka yang tidak menghiraukan lagi wasiat Nabi Muhammad agar tidak meninggalkan tempat. Mereka tidak tahu bahwa semua itu merupakan strategi Khalid bin Walid sebagai panglima perang kafir Quraisy untuk memukul balik pasukan muslim.

Tatkala pasukan muslim tengah bergembira mengambil harta yang mereka inginkan, pasukan musuh tiba-tiba muncul kembali, menyerang pasukan muslim. Akibatnya, pasukan muslim kocar-kacir menghadapi serangan mendadak. Nabi Muhammad terkepung pasukan musuh. Beberapa sahabat yang posisinya dekat dengan Nabi Muhammad, berusaha melindungi beliau. Abu Dajanah yang berada di depan Nabi Muhammad, berusaha menjadi perisai bagi beliau. Dengan punggung ke arah musuh, Abu Dajanah melindungi Nabi Muhammad dari anak panah – anak panah yang melesat dari busur tentara kaum kafir Quraisy. Tak pelak, banyak anak panah yang menancap di punggung Abu Dajanah. Sahabat yang lain turut melindungi Nabi Muhammad dari serangan musuh. Sementara Qatadah bin Nu’man yang saat itu juga turut melindungi Nabi Muhammad, tiba-tiba matanya terkena bidikan panah hingga bola matanya terburai.

 Ketika Nabi Muhammad dikira sudah wafat dalam perang tersebut, tentara kafir Quraisy kemudian menghentikan serangan. Perang pun usai. Setelah orang-orang kafir Quraisy kembali ke Makkah, pasukan muslim kemudian mencari orang-orang yang mati terbunuh dan yang terluka.  

Mengetahui Qatadah bin Nu’man bola matanya terburai, Nabi Muhammad dengan cepat mengembalikan bola mata yang keluar dari tempatnya, seraya berdoa, “Ya Allah, jagalah mata Qatadah sebagaimana ia melindungi nabi-Mu, dan kembalikanlah matanya lebih elok dan lebih tajam”.

Dalam sekejap, mata Qatadah bin Nu’man kembali seperti sedia kala. Tidak ada luka. Qatadah bin Nu’man terkejut melihat kejadian yang dialaminya, sekaligus bersyukur kepada Allah. Setelah itu, mata Qatadah bin Nu’man menjadi lebih tajam dan lebih indah dari sebelumnya.

 

 

Daftar Acuan

 

 

Ali Muhammad Ash-Shallabi. 2018. Peperangan Rasulullah. Jakarta: Ummul Qura.

 

Drika Zein. 2012. Mukjizat Nabi Muhammad. Sleman – Yogyakarta: Wanajati Chakra Renjana.

 

Fuad Kauma. 2000. 50 Mukjizat Rasulullah. Jakarta: Gema Insani.

 

K.H. Moenawar Chalil. 1983. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW. Jilid II B. Cetakan ke-4. Jakarta: Bulan Bintang.

 

Manshur bin Nashir Al-‘Awaji. 2014. 45 Mukjizat Nabi. Solo: Kiswah Media.

 

Saiful Hadi El-Sutha. 2013. Muhammad: Jejak-Jejak Keagungan dan Teladan Abadi “Sang Nabi Akhir Zaman”. Jakarta: As@-prima Pustaka.

 

Sitiatava Rizema Putra. 2014. Perang-Perang dalam Sejarah Islam. Yogyakarta: Ircisod.

 

Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri. 2014. Sirah Nabawiyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

 

Ummu Rumaisha. 2015. 77 Cahaya Cinta di Madinah: Kisah Cinta Paling Mengharukan Para Sahabat. Surakarta: Al Qudwah Publishing.






[1]) Saat terjadi Perang Uhud, Khalid bin Walid masih kafir. Ia masuk Islam pada tahun 8 Hijriah, saat Perjanjian Hudaibiyah.

Tidak ada komentar :