Berbicara tentang Abu Jahal, seolah sedang mengungkap
aib yang ada pada dirinya. Ini disebabkan, semenjak Muhammad diangkat sebagai
utusan Allah, yang ada di dalam hati Abu Jahal hanyalah kedengkian. Dengki yang
tiada akhir. Pelecehan dan perbuatan mencelakai Nabi Muhammad hampir setiap
saat dilakukan oleh Abu Jahal. Dikarenakan tidak suka dengan ajaran agama yang
dibawakan oleh Nabi Muhammad, dampaknya menjadi benci kepada orangnya.
Bila melihat Nabi Muhammad sedang menjalankan shalat di
dekat Ka’bah, kebencian itu selalu muncul. Puncak dari kedengkiannya itu, Abu Jahal
mengeluarkan sumpahnya.
“Jika aku melihat Muhammad melakukan shalat lagi, maka
akan aku jatuhi kepalanya dengan batu hingga ia tewas”.
Abu Jahal tidak sedang membual. Sumpahnya betul-betul
lahir dari niat jahatnya yang dilandasi kebencian. Tatkala Abu Jahal melihat
Nabi Muhammad sedang melakukan shalat di dekat Ka'bah, amarahnya memuncak.
Buru-buru diambilnya batu besar, kemudian diangkat tinggi-tinggi dengan tujuan
untuk dijatuhkan ke kepala Nabi Muhammad. Namun ketika batu itu hendak
dijatuhkan, tiba-tiba tangan Abu Jahal menjadi kaku. Tangan tak bisa digerakkan
lagi saat sedang mengangkat batu tinggi-tinggi. Tangan Abu Jahal tetap menjulur
ke atas, dan batu masih berada dalam genggaman tangannya.
Meskipun tahu hendak dibunuh oleh Abu Jahal, tapi Nabi
Muhammad tidak marah. Beliau tetap memaafkan perbuatan jahat Abu Jahal. Setelah
dimaafkan, tangan Abu Jahal kembali normal.
Dengan menahan rasa malu, Abu Jahal kembali bergabung
bersama kawan-kawannya dan menceritakan kejadian yang baru saja dialami.
Kawan-kawannya justru menganggap Abu Jahal berbohong, karena ceritanya tidak
masuk akal.
"Kalau begitu, aku sajalah yang membunuh
Muhammad", kata salah seorang kawan, jengkel mendengar cerita Abu Jahal
yang dianggap bohong.
Pada kesempatan yang berbeda, kawan Abu Jahal tadi
melihat Nabi Muhammad sedang melaksanakan shalat. Dengan membawa batu besar, ia
mendekati Nabi Muhammad. Akan tetapi ketika ia hendak menghantamkan batu besar
itu kepada Nabi Muhammad, tiba-tiba beliau hilang dari pandangan matanya. Ia hanya
dapat mendengar suara Nabi Muhammad, tapi tidak dapat melihat orangnya.
Gagal melaksanakan pembunuhan, ia kembali ke
kawan-kawannya. Dengan penuh rasa ingin tahu, kawan-kawannya bertanya tentang
misi jahatnya. Orang tersebutpun menceritakan apa yang dialaminya. Ia baru
percaya bahwa Abu Jahal tidaklah berbohong kala itu, karena ia mengalami hal serupa,
meskipun tak sama.
"Anehnya, waktu itu seperti ada sekat yang
membatasi antara aku dan Muhammad, sehingga aku hanya bisa mendengar suaranya
tapi tidak melihat orangnya", kara orang tadi.
Daftar Acuan
Fuad Kauma. 2000. 50 Mukjizat Rasulullah. Jakarta: Gema
Insani Press.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar