Perang Khaibar meninggalkan luka yang mendalam
bagi seorang perempuan Yahudi bernama Zainab binti Al-Harits. Akibat perang
tersebut, ia kehilangan ayah, paman, dan suami. Itulah sebabnya ia menaruh
dendam kepada Nabi Muhammad, karena ia tak rela ayah, paman, dan suaminya
tewas dalam perang tersebut.
Perang Khaibar berakhir dengan perjanjian damai
antara kaum Yahudi yang tinggal di Khaibar yang berjarak 100 mil[1])
arah barat laut Madinah dengan kaum muslim. Salah satu kesepakatannya adalah
penduduk Khaibar wajib menyerahkan separuh hasil panen Khaibar kepada
pemerintahan Islam di Madinah.
Setelah perjanjian damai disepakati, Khaibar
berangsur tenang. Nabi Muhammad masih tinggal di Khaibar untuk beberapa waktu.
Zainab binti Harits yang sakit hati atas kematian orang-orang yang sangat ia
cintai, ingin membalas dendam kepada Nabi Muhammad.
Suatu hari, Zainab binti Harits bertanya kepada
salah seorang sahabat nabi.
“Aku ingin menghadiahkan kambing panggang untuk Abu
Qasim[2]).
Bagian kambing manakah yang paling disukai beliau?”.
“Bagian paha”, jawab sahabat nabi tanpa menaruh
curiga.
Zainab binti Harits kemudian menyiapkan masakan
kambing panggang. Bagian yang paling disukai oleh Nabi Muhammad kemudian ia
bubuhi racun. Racun ini sebelumnya ia minta dari seorang temannya, sesama kaum
Yahudi. Setelah selesai, Zainab binti Harits kemudian menghadiahkannya kepada
Nabi Muhammad.
Nabi Muhammad menerima hadiah kambing panggang
dari Zainab binti Harits. Beliau kemudian memanggil beberapa orang sahabat untuk
makan kambing panggang bersama. Di antara sahabat yang ikut makan adalah Bisyr
ibn Al-Barra’.
Nabi Muhammad dan para sahabatpun makan bersama.
Ketika Nabi Muhammad memakannya, tiba-tiba beliau menyemburkan daging kambing yang sudah ada di mulut.
“Letakkan daging yang ada di tanganmu, sebab
daging ini memberitahuku, bahwa ia telah diberi racun”, perintah Nabi Muhammad
kepada para sahabat yang ikut makan bersama.
Melihat kejadian tersebut, Nabi Muhammad lantas
memerintahkan para sahabat agar membawa Zainab binti Harits ke hadapannya.
“Apakah engkau membubuhi racun pada kambing panggang ini?”, tanya Nabi Muhammad kepada Zainab binti Harits setelah sampai
di hadapan beliau.
“Siapa yang memberitahumu?”, Zainab binti Harits
balik bertanya kepada Nabi Muhammad.
“Paha bagian depan ini”, jawab Nabi Muhammad.
“Benar. Aku memang membubuhi racun pada paha
kambing panggang itu”.
“Mengapa kau melakukannya?”
“Aku sakit hati karena kalian telah membunuh
ayah, paman, dan suamiku. Selain itu, aku juga ingin mencoba apakah engkau
betul seorang nabi atau bukan. Jika seorang nabi, niscaya perbuatanku tidak
akan membahayakan bagimu. Akan tetapi jika kau bukan seorang nabi, aku berharap
Tuhan melepaskan kami dari kejahatanmu”, kata Zainab binti Harits mengemukakan
alasannya.
Para sahabat yang menyaksikan kejadian tersebut
marah kepada Zainab binti Harits. Ada beberapa riwayat yang berbeda terkait
perempuan Yahudi yang meracuni Nabi Muhammad, apakah ia dibunuh atau diampuni. Banyak
yang sepakat bahwa perempuan itu pada awalnya dilepas. Akan tetapi setelah
salah seorang sahabat yang bernama Bisyr ibn Al-Barra’ meninggal gara-gara
makan daging kambing panggang tersebut, akhirnya perempuan tadi dihukum qishash.
Daftar Acuan
Fuad Kauma. 2000. 50 Mukjizat
Rasulullah. Jakarta: Gema Insani.
K.H.
Salim Bahraesy. 2002. Menyaksikan 35
Mukjizat Rasulullah SAW. Surabaya: Pustaka Progresif.
Manshur bin Nashir Al-‘Awaji. 2014. 45
Mukjizat Nabi. Solo: Kiswah Media.
Misran dan Armansyah.
2018. Para Penentang Muhammad SAW.
Bandung: Safina.
Syaikh Shafiyyurahman
Al-Mubarakfuri. 2018. Sirah Nabawiyah. Cetakan
Ke-17. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Ust. Maftuh Ahnan Asy. 2001. Kisah Kehidupan Nabi
Muhammad SAW. (Rahmatan Lil ‘Alamiin). Surabaya: Terbit Terang.
https://majalahpendidikan.com/1-mil-berapa-km/
Tidak ada komentar :
Posting Komentar