Siapa tak kenal Abu Jahal. Namanya dikenal orang
seantero Makkah kala itu. Bahkan hingga kini, namanya masih tetap dikenal oleh
umat Islam. Sayangnya, dikenalnya nama Abu Jahal oleh umat Islam bukan dalam
hal kebaikan, melainkan dalam hal keburukan.
Abu Jahal yang bernama asli Amir bin Hisyam sangat membenci Nabi Muhammad dikarenakan beliau membawakan agama baru yang menentang penyembahan terhadap berhala-berhala. Amir bin Hisyam lebih memilih menyembah berhala-berhala daripada menyembah Allah. Itulah sebabnya Amir bin Hasyim dijuluki Abu Jahal atau Bapak Kebodohan oleh Nabi Muhammad, karena ia memang bodoh, lebih memilih tuhan-tuhan yang tak dapat mendatangkan pertolongan kepada manusia daripada memilih Allah yang dapat menjadi pelindung serta penolong bagi manusia.
Berkali-kali Abu Jahal melakukan rencana kejahatan terhadap Nabi Muhammad, tapi tak satupun usahanya itu berhasil. Meskipun demikian, hatinya tetap tertutup. Ia tak mau mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah, meskipun mukjizat itu telah ia saksikan berulang-kali.
Kali ini, mukjizat itu dirasakan kembali oleh Abu Jahal.
"Sekiranya aku bertemu dengan Muhammad, pasti aku akan mencelakainya", kata Abu Jahal kepada kawan-kawannya.
Ketika Nabi Muhammad berada di sekitar Abu Jahal, orang-orang menunjukkan bahwa yang dicari ada di sisinya.
"Mana dia? Mana dia?", tanya Abu Jahal berkali-kali.
Meskipun orang-orang telah menunjukkannya, tapi Abu Jahal tetap tidak melihat Nabi Muhammad karena pandangannya ditutup oleh Allah.
Peristiwa tersebut, menurut para ahli tafsir, menjadi penyebab turunnya Surat Yaasiin ayat 8-9.
اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْ
قَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ - ٨
وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ
سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ - ٩
Terjemahan:
8. Sungguh, Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, karena itu mereka tertengadah.
9. Dan Kami jadikan di hadapan mereka sekat (dinding) dan di belakang mereka juga sekat, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.
Daftar
Acuan
Asrifin An Nakrawie. 2011. Ringkasan Asbaabun Nuzul, Sebab-Sebab Tuunnya Ayat-Ayat Al Qur'an. Surabaya: Ikhtiar.
H.A.A. Dahlan dan M. Zaka Alfarisi. 2004. Asbābun Nuzūl,
Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-Ayat Al-Quran. Edisi Kedua. Bandung: CV Penerbit
Diponegoro.
Muhammad Chirzin. 2011. Buku Pintar Asbabun Nuzul, Mengerti Peristiwa dan Pesan Moral di Balik Ayat-Ayat Suci Al-Quran. Jakarta: Zaman.
https://quran.kemenag.go.id/sura/36
Tidak ada komentar :
Posting Komentar