Muhammad
sebagai utusan Allah, memiliki banyak mukjizat. Di antara mukjizat yang
dimiliki oleh Nabi Muhammad adalah dapat mengembalikan bola mata Qatadah bin
Nu’man yang terburai akibat terkena panah saat mengikuti Perang Uhud.
Disebut
Perang Uhud, karena perang ini berlangsung di dekat Bukit Uhud, sebuah bukit
yang berada di sebelah utara Madinah dengan jarak 5,5 km. dari Masjid Nabawi. Perang
ini terjadi pada bulan Syawal tahun ketiga setelah Nabi Muhammad hijrah ke
Madinah. Ada beberapa faktor pemicu terjadinya Perang Uhud. Ali Muhammad
Ash-Shallabi mencatat setidaknya ada empat faktor. Pertama, faktor agama. Kaum
kafir Quraisy berusaha menghalang-halangi orang memeluk agama Islam. Kedua,
faktor sosial. Kekalahan dan banyaknya pemimpin kafir Quraisy yang terbunuh pada
Perang Badar, menyebabkan api dendam kepada Nabi Muhammad dan kaum muslim kian membara. Ketiga, faktor ekonomi. Pergerakan ekspansi yang dilakukan oleh
kaum muslim membawa dampak perekonomian bagi kaum kafir Qurisy karena jalur
perdagangan mereka terblokade. Keempat, faktor politik. Akibat kekalahan yang
dialami saat Perang Badar, kedaulatan Quraisy runtuh. Kedudukannya sebagai
pemimpin di antara kabilah-kabilah semakin terguncang, sehingga harus ada upaya
untuk memulihkan dan mempertahankan kepemimpinannya, meskipun harus
mengeluarkan banyak tenaga, materi, dan pengorbanan.
Dalam Perang
Uhud, pasukan kafir Quraisy yang turut berperang berjumlah tidak kurang dari
3.000 prajurit, sedangkan pasukan muslim hanya 700 prajurit. Awalnya,
prajurit muslim sebetulnya berjumlah 1.000 orang, namun di tengah jalan, 300
orang munafik di bawah pimpinan Abdullah bin Salul memisahkan diri dari pasukan
muslim, kembali ke Madinah.
Dalam
menghadapi pasukan kafir Quraisy yang jumlahnya empat kali lipat lebih banyak
dari pasukan muslim, Nabi Muhammad menyusun strategi jitu. Strategi tersebut
adalah: memilih tempat yang tepat; menunjuk siapa saja yang layak untuk
berperang, dan mengembalikan siapa saja yang belum layak ikut perang; memilih
50 orang pemanah dan memberi wasiat kepada mereka; membagi pasukan menjadi tiga
regu dan memberikan panji kepada salah seorang di semua regu. Rasulullah juga
berwasiat agar pasukannya jangan meninggalkan tempat sampai beliau mengizinkan
untuk meninggalkan tempat tersebut; dan jangan sampai ada seorang pun yang
memulai penyerangan sebelum beliau memerintahkan untuk menyerang.
Pada
awal berkecamuknya perang, pasukan muslim yang berada di atas bukit berhasil
memukul mundur pasukan kafir Quraisy yang dipimpin oleh Khalid bin Walid[1]).
Pasukan kafir Quraisy lari meninggalkan gelanggang perang. Harta benda milik mereka
diinggalkan begitu saja. Pasukan muslim bergembira melihat banyak harta
rampasan perang yang ditinggalkan oleh pemiliknya di lembah Uhud. Pasukan muslim tergiur untuk mengambil harta benda yang kini tak bertuan itu. Banyak di antara
mereka yang tidak menghiraukan lagi wasiat Nabi Muhammad agar tidak
meninggalkan tempat. Mereka tidak tahu bahwa semua itu merupakan strategi Khalid
bin Walid sebagai panglima perang kafir Quraisy untuk memukul balik pasukan
muslim.
Tatkala
pasukan muslim tengah bergembira mengambil harta yang mereka inginkan,
pasukan musuh tiba-tiba muncul kembali, menyerang pasukan muslim. Akibatnya,
pasukan muslim kocar-kacir menghadapi serangan mendadak. Nabi Muhammad
terkepung pasukan musuh. Beberapa sahabat yang posisinya dekat dengan Nabi
Muhammad, berusaha melindungi beliau. Abu Dajanah yang berada di depan Nabi Muhammad,
berusaha menjadi perisai bagi beliau. Dengan punggung ke arah musuh, Abu Dajanah
melindungi Nabi Muhammad dari anak panah – anak panah yang melesat dari
busur tentara kaum kafir Quraisy. Tak pelak, banyak anak panah yang menancap di
punggung Abu Dajanah. Sahabat yang lain turut melindungi Nabi Muhammad dari serangan
musuh. Sementara Qatadah bin Nu’man yang saat itu juga turut melindungi Nabi Muhammad, tiba-tiba matanya terkena bidikan panah
hingga bola matanya terburai.
Ketika Nabi Muhammad dikira sudah wafat dalam perang tersebut, tentara kafir Quraisy kemudian menghentikan serangan. Perang pun usai. Setelah orang-orang kafir Quraisy kembali ke Makkah, pasukan muslim kemudian
mencari orang-orang yang mati terbunuh dan yang terluka.
Mengetahui
Qatadah bin Nu’man bola matanya terburai, Nabi Muhammad dengan cepat mengembalikan
bola mata yang keluar dari tempatnya, seraya berdoa, “Ya Allah, jagalah mata
Qatadah sebagaimana ia melindungi nabi-Mu, dan kembalikanlah matanya lebih elok
dan lebih tajam”.
Dalam sekejap,
mata Qatadah bin Nu’man kembali seperti sedia kala. Tidak ada luka. Qatadah bin
Nu’man terkejut melihat kejadian yang dialaminya, sekaligus bersyukur kepada
Allah. Setelah itu, mata Qatadah bin Nu’man menjadi lebih tajam dan lebih indah
dari sebelumnya.
Daftar Acuan
Ali Muhammad Ash-Shallabi.
2018. Peperangan Rasulullah. Jakarta: Ummul Qura.
Drika Zein. 2012. Mukjizat Nabi
Muhammad. Sleman – Yogyakarta: Wanajati Chakra Renjana.
Fuad Kauma. 2000. 50 Mukjizat
Rasulullah. Jakarta: Gema Insani.
K.H. Moenawar Chalil. 1983. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW. Jilid II B. Cetakan ke-4. Jakarta: Bulan Bintang.
Manshur bin Nashir Al-‘Awaji. 2014. 45
Mukjizat Nabi. Solo: Kiswah Media.
Saiful Hadi El-Sutha. 2013. Muhammad: Jejak-Jejak Keagungan dan Teladan Abadi “Sang Nabi Akhir Zaman”. Jakarta: As@-prima Pustaka.
Sitiatava Rizema Putra. 2014. Perang-Perang
dalam Sejarah Islam. Yogyakarta: Ircisod.
Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri.
2014. Sirah Nabawiyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar
Ummu Rumaisha. 2015. 77 Cahaya
Cinta di Madinah: Kisah Cinta Paling Mengharukan Para Sahabat. Surakarta: Al Qudwah Publishing.
[1]) Saat terjadi
Perang Uhud, Khalid bin Walid masih kafir. Ia masuk Islam pada tahun 8 Hijriah,
saat Perjanjian Hudaibiyah.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar