Senin, 17 April 2023

PIDATO IBLIS DI NERAKA

(Sumber gambar: https://riaurealita.com/news/detail/13232/ngeri-orang-yang-sering-berbuat-dosa-akan-menangis-histeris-saat-mendengar-pidato-iblis-ini-di-hari-)

 

Dalam percakapan sehari-hari, kita sering mendengar istilah jin, iblis, dan setan. Lalu siapa sebenarnya jin, iblis, dan setan itu?

Jin adalah makhluk halus yang diciptakan sebelum Adam dan berasal dari api yang panas1). Tujuan diciptakannya jin sama dengan tujuan diciptakannya manusia, yaitu supaya mereka menyembah Allah2).

Iblis adalah golongan jin, tapi ia membangkang terhadap perintah Allah3). Ketika Allah memerintahkan kepada para malaikat untuk bersujud kepada Adam, maka bersujudlah mereka, kecuali iblis4). Alasannya, karena iblis merasa lebih baik daripada Adam, sebab ia tercipta dari api, sedangkan Adam tercipta dari tanah5). Pembangkangan ini bukannya tidak disengaja, melainkan semata-mata karena kesombongan iblis yang merasa dirinya lebih baik daripada Adam. Jadi, iblis adalah golongan jin yang tidak patuh pada perintah Allah. Dikarenakan pembangkangannya itulah, maka iblis lalu diusir dari surga oleh Allah6).

Meskipun yang diperintahkan oleh Allah untuk bersujud kepada Adam adalah malaikat, namun iblis disebut-sebut sebagai makhluk yang membangkang terhadap perintah Allah untuk bersujud kepada Adam sebagaimana tercantum di beberapa surat dalam Al-Qur’an7).

Menurut Khil bin Ibrahim Amin dan Jamal al-Shawali dalam bukunya berjudul Sihir & Pengobatannya, tidak ada dalil yang menyebutkan kata setan, kecuali diartikan kekafiran dan kejelekan. Semua setan masuk golongan iblis. Setan diambil dari kata Arab syathana yang berarti jauh dari kebaikan; atau dari kata syaatha yasyiitu yang berarti hancur binasa atau terbakar. Berdasarkan makna ini, maka setiap yang sombong, angkuh, dan tidak mengenal kebaikan dinamakan setan, baik yang berasal dari bangsa jin, hewan, maupun manusia8). Sementara menurut Syiekh M. Mutawalli A.S. dalam bukunya berjudul Siapakah Setan Itu?, yang dimaksud dengan setan adalah sebuah sifat dan karakter yang berarti segala sesuatu yang dapat menjauhkan dan melalaikan manusia dari ketaatan dan kebenaran, serta mendorong untuk melakukan maksiat dan kejahatan9).

Ketika iblis mengetahui bahwa Allah telah mengusirnya, maka ia meminta kepada Allah agar ditangguhkan hingga hari kiamat10), dan Allah mengabulkan permintaannya11). Tujuan iblis minta ditangguhkan adalah agar ia dapat menyesatkan keturunan Adam, kecuali sebagian kecil12), yakni mereka yang beriman. Semenjak itu, iblis menjadi musuh yang nyata bagi Adam dan anak keturunannya.

Begitu lihainya iblis menggoda Adam dan istrinya yang bernama Hawa, akhirnya Adam dan Hawa terbuai bisikan iblis, sehingga mereka memakan buah yang sesungguhnya dilarang oleh Allah untuk dimakan. Akibatnya, Adam dan Hawa diturunkan ke bumi oleh Allah.

Setelah Adam dan Hawa turun ke bumi dan kemudian beranak-pinak, iblis terus berusaha menggoda manusia dari depan, belakang, samping kiri, samping kanan, dan dari segala penjuru. Iblis ingin agar manusia lalai pada perintah Allah, senang dengan kemaksiatan dan sebagainya yang menjerumuskan manusia itu sendiri, yang kelak mengakibatkan manusia masuk neraka menemani iblis. Hal ini terus-menerus dilakukan oleh iblis hingga kiamat nanti. Barang siapa mengikuti bisikan iblis, maka ia akan menjadi penghuni neraka bersama iblis; dan barang siapa menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya, maka ia akan mendapatkan surganya Allah.

Tentang kiamat, sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an Surat Az-Zumar ayat 68, setelah ditiupkan terompet yang pertama, maka matilah semua makhluk yang di langit dan di bumi, kecuali yang dikehendaki Allah. Setelah itu, terompet ditiup sekali lagi, maka bangunlah seluruh yang mati untuk menunggu keputusan Allah.

Allah memberi balasan surga bagi mereka yang beriman dan melakukan kebajikan, sedang bagi mereka yang selama hidup di dunia selalu dalam kekufuran, lupa kepada Allah, banyak berbuat kejahatan dan kejelekan, maka balasannya adalah neraka.

Saat itu, iblis yang berada di neraka, tampil ke depan dan berpidato di hadapan para pengikutnya seperti orang-orang kafir dan sesat, yang senang bermaksiat, dan yang senang melanggar perintah Allah. Pidato iblis tersebut disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 22.

Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu. Sesungguhnya orang-orang yang lalim itu mendapat siksaan yang pedih”.

Demikian, pidato iblis di hadapan para pengikutnya. Dengan jujur iblis mengatakan kepada para pengikutnya, bahwa sesungguhnya janji Allah itu benar, yakni barang siapa mengikuti utusan-Nya, maka akan mendapatkan keselamatan. Justru iblislah yang tampaknya menjanjikan, padahal sesungguhnya menyesatkan. Misalnya, iblis mengatakan bahwa hari kebangkitan itu tidak ada, tidak ada tempat kembali, tidak ada hisab dan tidak ada siksa, padahal sesungguhnya ia (iblis) berbohong kepada para pengikutnya. Iblis mengakui bahwa dirinya tidak memiliki kuasa apa-apa terhadap manusia, dan tidak pernah memaksa para pengikutnya untuk berbuat kafir atau maksiat, kecuali hanya sekedar mengajak pada kesesatan dengan cara menggoda dan melalaikan, lalu manusia itu sendiri mematuhi atau mengikuti ajakannya. Iblis pun berlepas tangan atas apa yang pernah ia lakukan. Iblis meminta kepada para pengikutnya agar tidak mencerca dirinya. Sebaliknya, iblis justru menyuruh kepada para pengikutnya agar mencerca dirinya sendiri karena mau mengikuti ajakannya. Iblis juga mengatakan bahwa sesungguhnya ia tidak membenarkan perbuatan pengikutnya mempersekutukan dirinya (iblis) dengan Allah, sebab ia tahu, perbuatan mempersekutukan Alah akan mendapat azab yang pedih.

 

 

DAFTAR ACUAN

 

Departemen Agama RI. 2004. Al-Qur'an dan Terjemahan-nya: Al-Jumanatul 'Ali, Seuntai Mutiara yang Mahaluhur. Bandung: J-Art.

Khil bin Ibrahim Amin dan Jamal al-Shawali. 2004. Sihir & Pengobatannya. Surabaya: Penebit Karya Agung.

K.H. Mawardi Labay El-Sulthani. 2002. Setan Berjasa. Jakarta: Al-Mawardi Prima.

M. Djohan Qoyim. 2000. Berita tentang Kehidupan Akhirat, Diangkat dari Al-Qur’an & Al-Hadits. Jakarta: Srigunting.

Muhammad Ali Ash-Shabuny. 2001. Cahaya Al-Qur’an, Tafsir Tematik Surat Huud – Al-Isra’. Jilid 3. Cetakan I. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Syiekh M. Mutawalli A.S. 2005. Siapakah Setan itu? Jakarta: Studia Press.

http://quran.bblm.go.id/


---------

1)   Al-Qur’an Surat Al-Hijr ayat 27.

2)   Al-Qur’an Surat Adz-Dzariyat ayat 56.

3)   Al-Qur’an Surat Al-Kahfi ayat 50.

4)  Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 34, Surat Al-A’rāf ayat 11, Surat Al-Hijr ayat 30-31, Surat Al-Isra’ ayat 61, Surat Al-Kahfi ayat 50, Surat Thāhā ayat 116, dan Surat Shād ayat 71-74.

5) Al-Qur’an Surat Al-A’rāf ayat 12, Surat Al-Hijr ayat 33, Surat Al-Isra’ ayat 61, dan Surat Shād ayat 75-76.

6)  Al-Qur'an Surat Al-A'rāf ayat 13, Surat Al-Hijr ayat 34, dan Surat Shād ayat 77.  

7)  Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 34, Surat Al-A'rāf ayat 11, Surat Al-Hijr ayat 30-31, Surat Al-Isra’ ayat 61, Surat Al-Kahfi ayat 50, Surat Thāhā ayat 116, dan Surat Shād ayat 73-74. 

8) Khil bin Ibrahim Amin dan Jamal al-Shawali, Sihir & Pengobatannya, Penerbit Karya Agung, Surabaya, 2004, halaman 58.

9) Syiekh M. Mutawalli A.S., Siapakah Setan Itu?, Penerbit Studia Press, Jakarta, 2005, halaman 4.

10) Al-Qur'an Surat Al-A'rāf ayat 14, Surat Al-Hijr ayat 36, Surat Al-Isra’ ayat 62, dan Surat Shād ayat 79.

11) Al-Qur'an Surat Al-A'rāf ayat 15, Surat Al-Hijr ayat 37, dan Surat Shād ayat 80-81.

12) Al-Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 62.

Tidak ada komentar :