Siapa yang belum pernah menonton pertunjukan topeng
monyet? Saya yakin, tidak sedikit di antara kita yang pernah menyaksikan
pertunjukan yang satu ini. Topeng monyet adalah kesenian tradisional yang
dikenal di berbagai daerah di Indonesia. Sesuai namanya, pelaku utama
pertunjukan ini adalah monyet. Dengan dipandu oleh pawang atau apalah namanya,
si monyet yang didandani seperti manusia, disuruh melakukan berbagai aktivitas
yang meniru tingkah laku manusia dengan diiringi musik sederhana yang dimainkan
oleh satu atau beberapa orang. Sebagai misal, si monyet membawa keranjang dan
payung seolah ia hendak pergi ke pasar. Terkadang, ia disuruh naik sepeda seakan-akan
ia hendak pergi jauh. Di lain waktu, ia disuruh memakai topeng bagai seorang
penari topeng. Pendek kata, ia akan melakukan apa saja yang diperintahkan oleh
pawang, sang majikan monyet.
Menurut catatan Wikipedia, ternyata pertunjukan
topeng monyet yang oleh orang Jawa disebut dengan istilah lèdhèk kêthèk, juga dapat dijumpai di India, Pakistan, Thailand,
Vietnam, Cina, Jepang, dan Korea.
Jika pertunjukan ini dilakukan di tempat
keramaian, maka biasanya salah seorang dari rombongan topeng monyet itu akan
meminta uang seikhlasnya dari para penonton sebagai bayaran atas pertunjukan
yang sudah ditontonnya. Itupun tidak ada paksaan. Diberi syukur, tidak diberi
pun tidak apa-apa. Akan tetapi bila pertunjukan ini dilakukan dengan cara
keliling kampung atau keliling perumahan, maka pawang akan meminta sejumlah
uang sebagai upah kepada orang yang memesan pertunjukan topeng monyet. Meskipun
yang pesan hanya seorang, biasanya anak-anak yang berada di sekitarnya akan
berkerumun menonton pertunjukan yang memang menyenangkan bagi anak-anak.
Lalu apa yang diperoleh si monyet yang justru
menjadi pelaku utama pertunjukan tersebut?
Andai si monyet kita ibaratkan manusia, maka
terbayanglah oleh kita, bahwa untuk mendapatkan uang, ia harus bekerja keras. Pada
pertunjukan topeng monyet, si monyet memang betul-betul bekerja keras demi
untuk memperoleh recehan-recehan dari para penonton. Kenyataannya memang
demikian. Orang-orang yang memberikan recehan itu karena telah melihat
pertunjukan topeng monyet, meski hanya sekilas. Namun karena si monyet bekerja
untuk majikannya, maka majikannyalah yang menerima upah atas kerja kerasnya. Sebagai
gantinya, si monyet diberi upah oleh sang majikan berupa sebuah jambu,
segenggam kacang, seiris tempe, atau apa saja yang sekiranya menjadi makanan
monyet.
Dari topeng monyet, saya ingin mengalihkan
pembicaraan pada tingkah laku orang-orang yang kerjanya hanya menipu.
Saya yakin, hampir setiap orang yang memiliki handphone (HP) pernah mendapat layanan
pesan singkat atau yang dalam bahasa Inggris disebut short message service (disingkat: SMS) penipuan. Mengapa? Karena penipuan
melalui SMS bukan merupakan hal baru. Modusnya pun bermacam-macam. Intinya,
mereka menginginkan yang dikirimi SMS bisa tertipu dan memberikan apa yang ia
inginkan. Saya sendiri amat sering mendapat SMS penipuan dari nomor tak
dikenal, tapi karena saya tidak mau melayani SMS seperti itu secara serius,
sehingga Alhamdulillah, saya tidak pernah terjebak oleh tipu muslihat mereka.
Sebagai bukti bahwa saya sering mendapat SMS penipuan, di bawah ini saya
berikan beberapa contoh SMS penipuan yang kebetulan belum saya hapus dari HP
saya.
Apakah Anda pernah mendapat SMS seperti ini?
Besok, Kirim aja Ke BCA a/n Rxxxx Ixxxxxx*). No.
Rek: 0891-0297-55.
Mungkin ada ratusan, atau bahkan ribuan orang yang
menjawab, “Wah, kalau mendapat kiriman SMS seperti itu sih saya sangat sering”.
Itu artinya, sama dengan saya. Mungkin saya sudah ada 10 kali, atau bahkan
lebih, mendapat SMS seperti itu: minta ditransfer uang! Apakah SMS yang dikirim
dari nomor +6285749043232xx**) pada tanggal 21 November 2013 pukul 01:48:13 itu
salah kirim? Saya yakin itu bukan kesalahan kirim, tapi SMS yang memang sengaja
ditebar ke nomor lain secara acak. Terbukti, saya sering mendapat kiriman SMS
seperti itu dari nomor HP tak dikenal. Lebih yakin lagi kalau itu SMS penipuan,
karena ketika siang harinya saya jawab SMS tersebut dengan bahasa yang sangat
kasar, sama sekali tidak ada reaksi dari pengirim SMS. Begini jawaban kasar
saya, “Emang lu siapa gue, kok dengan
enaknya nyuruh gue kirim uang. Carilah uang yang halal, jangan jadi penipu”.
Menerima kabar bahwa kita mendapatkan cek tunai
sebesar Rp 30.000.000 jelas merupakan berita gembira. Mestinya, saya pun
gembira ketika pada tanggal 20 November 2013, pukul 00:56:05 mendapat kabar
seperti itu. Sayangnya, kabar yang dikirim melalui SMS itu datang dari nomor
tak dikenal, +62856950041xx.
Nasabah Bank MANDIRI Yth. Anda m-dptkn Cek Tunai Rp
30jt dri MANDIRI fiesta. No.ID: 658QAWE. U/info klik Call: (021)-240847xx www.mandiri2013.webs.com.
Jika saya terbuai oleh SMS tersebut, mungkin saya
akan langsung membuka website yang disebutkan di SMS. Akan tetapi meskipun saya
diiming-imingi cek tunai sebesar Rp 30.000.000, saya tidak langsung percaya
pada SMS tersebut. Kenapa? Ada empat hal yang menurut saya informasinya tidak
bisa dipercaya. Pertama, bahwa saya nasabah Bank Mandiri memang benar, tapi
bahwa saya mendapatkan cek tunai sebesar Rp 30.000.000 dari Bank Mandiri,
rasanya jauh dari impian, karena saya tidak pernah melakukan transaksi yang
ditentukan oleh Bank Mandiri agar saya memiliki kesempatan memperoleh hadiah. Yang
kedua, website Bank Mandiri yang benar adalah www.bankmandiri.co.id, tapi
berdasarkan SMS tersebut, website Bank Mandiri adalah www.mandiri2013.webs.com. Yang
ketiga, kalau kita jeli, mana ada website milik bank, kantor pemerintah, maupun
perusahaan yang pakai angka tahun? Coba perhatikan, website yang disebut dalam
SMS di atas pakai angka tahun 2013 kan? Perlu Anda ketahui bahwa akhiran di
belakang domain, seperti misalnya com, co.id, go.id, ac.id dan sebagainya, adalah ciri dari
masing-masing domain. Domain yang
menggunakan com menunjukkan bahwa domain tersebut komersial; yang
menggunakan co.id menunjukkan bahwa domain tersebut milik institusi
komersial yang memiliki badan hukum di Indonesia; yang menggunakan go.id menunjukkan bahwa domain tersebut milik institusi
pemerintah dan lembaga penyelenggara negara (eksekutif, legislatif, dan
yudikatif) Indonesia; sedang yang menggunakan ac.id menunjukkan bahwa domain
tersebut milik institusi akademik/perguruan tinggi Indonesia. Oleh karena
Bank Mandiri adalah institusi komersial yang memiliki badan hukum di Indonesia,
maka bisa kita tebak kalau akhiran di belakang domain yang benar adalah co.id,
bukan webs.com. Keempat, webs.com adalah website gratisan, tidak
ada bedanya dengan blogspot.com yang
saya pakai untuk menuangkan tulisan-tulisan saya ini. Jadi, lucu kan kalau bank
ternama kok pakai website gratisan? Dari empat hal tersebut, saya yakin bahwa
SMS di atas adalah SMS penipuan sehingga saya merasa tidak perlu konfirmasi ke
Bank Mandiri tentang kebenaran SMS tersebut.
Yang ini konyol lagi. Sudah jelas saya tidak
mempunyai rekening Bank Rakyat Indonesia (BRI), kenapa mesti diberi hadiah berupa
cek? Ketahuan sekali kalau ini penipuan dengan modus memberi hadiah kan? Terus,
yang lebih tak tahu malu, sudah pakai website gratisan, masih dipakai untuk
nipu lagi! Coba perhatikan SMS di bawah ini yang dikirim tanggal 7 November 2013,
pukul 15:42:29, dari nomor tak dikenal: +62812552528xx.
Info Resmi BRI
Nasabah Yth!! Anda mn-dpt Cek Tunai Rp 57jt dri
Untung Beliung BritAma dgn kode Pin: ijh76k79
Info klik: www.gebyar-britama.jimdo.com
Tanggal 19 November 2013 jam 03:45:34, saya
menerima SMS dari nomor +6252365482xx begini:
Mengenai harga yg prna kt bicarakn saya sudah
setuju. Kira-kira brapa dulu tanda jadinya/DP. Sms/Hub aja D’nmor hpq 0852419795xx.
Trmksih.
Nah, loh! Kapan saya punya urusan dengan pengirim
SMS? Oleh karena ini sudah jelas-jelas penipuan, SMS ini saya abaikan begitu saja.
SMS yang dikirim dari nomor +62852578809xx pada
tanggal 16 November 2013 pukul 02:16:51 di bawah ini juga jelas-jelas penipuan.
Saya sudah sangat sering mendapat SMS semacam ini.
Yank beliin pulsa AS duluh di nomor baru aku ini
0852578657xx skrng yank pnting nnti aku ganti uangnya.
Bahkan tiga hari yang lalu (tanggal 22 November
2013 pukul 19:19:39) saya juga menerima SMS yang sama, yakni minta dibelikan
pulsa, dari nomor tak dikenal. Anehnya, pulsanya supaya dikirim ke nomor yang
sama persis dengan nomor yang disebut dalam SMS di atas, yaitu: 0852578657xx. Yang berbeda hanya nomor yang dipakai
untuk mengirim SMS, yakni dari nomor +62852352385xx, dan bukan dari nomor +62852578809xx seperti yang dipakai untuk mengirim SMS di atas. Ini berarti, orang yang mengirim SMS itu sama, kemudian nomor yang dipakai untuk mengirim SMS diganti, sedang nomor yang dipakai untuk menerima kiriman pulsa tetap sama. Gobloknya, saya yang sudah pernah dikirimi SMS oleh si penipu tersebut 6 hari sebelumnya, kok dia masih mengirim SMS yang sama kepada saya dengan menggunakan nomor yang berbeda. Goblok, kan?
Saya termasuk orang yang sering membeli pulsa dari
MKIOS. Jika pulsa yang saya beli sudah masuk, maka saya akan mendapat informasi
yang formatnya demikian (ini di HP saya lo?):
Asal Pengirim =
Dari MKIOS
Isi Pesan = Nomor Anda telah diisi dengan nomor
seri voucer
3110207162621258470
Keterangan
di Bawah Pesan =
Diterima:
07:17:05
02-11-2013
Dari:
MKIOS
(tidak tersedia)
Pada suatu hari, saya menerima SMS dari nomor tak
dikenal yang mengatasnamakan MKIOS, dengan format demikian.
Asal Pengirim =
Dari +62852578812xx
Isi Pesan = Hadiah M-KIOS Resmi diberikan
U/pemilik Pin
Keterangan
di Bawah Pesan = Diterima
14:56:02
14-11-2013
Dari:
(tidak ada nama)
+62852578812xx
Apabila kita jeli, dilihat sekilas saja, kita tahu
bahwa SMS tersebut adalah SMS penipuan. Pertama, MKIOS selalu menampilkan nama “Dari MKIOS” pada kolom Asal Pengirim, bukan “Dari +62852578812xx” (artinya,
bukan dari nomor HP pengirim). Kedua, tulisan MKIOS yang benar adalah tanpa
tanda hubung. Akan tetapi bagaimana dengan yang tertulis di SMS? Pakai tanda
hubung kan? M-KIOS. Ini jelas salah! Ketiga, yakinkah Anda bahwa MKIOS
menggunakan website gratisan? Kalau yang menggunakan website gratisan itu saya,
orang pasti percaya. Namun jika yang menggunakan website gratisan itu MKIOS,
ini jelas tidak masuk akal. Keempat, pada kolom Keterangan di Bawah Pesan,
mestinya yang benar adalah: “Dari: MKIOS (tidak tersedia)”, bukan “Dari: (tidak
ada nama) +62852578812xx” (lihat format
aslinya, seperti contoh di atas).
Lebih geli lagi, ketika pada tanggal 8 November 2013 jam
07:25:50 saya mendapat SMS dari nomor +62822906684xx. Bagaimana tidak geli, ada
urusan apa Bapak Fxxxx dengan saya, sehingga saya disuruh menyetorkan angsuran
ke dia? Siapa Bapak Fxxxx, saya juga tidak kenal dan tidak pernah melihat
batang hidungnya. Jika saya disuruh menyetorkan angsuran, saya pun tidak tahu angsuran
apa yang dimaksud olehnya. Angsuran rumah? Alhamdulillah, saya sudah lama tidak
punya kredit rumah. Mobil? Mobil saja saya tidak punya, kok disuruh menyetorkan
angsuran, ya jelas aneh. Sepeda motor? Saya tidak pernah kredit motor. Lucu
kan? Ini dia bunyi SMS-nya.
Maf soal penyetoran Angsurannya kalau sudah mau
dibayar harap Tlpon dlu ke atasan kami Bpk Fxxxx, NO 0852337314xx spenuhnya
sudah dikuasakan ke beliau.
Itulah beberapa contoh SMS penipuan yang pernah
saya terima.
Meskipun modus penipuan lewat SMS itu
bermacam-macam, tapi pada intinya mereka mencari kelengahan atau kelemahan
orang lain demi meraup keuntungan pribadi. Lihat jam mereka berkirim SMS. Tidak
sedikit SMS yang dikirim tengah malam, saat orang sedang nyenyak tidur.
Biasanya, orang yang baru bangun tidur, apalagi kalau bangunnya karena kaget
mendengar bunyi HP yang mendapat SMS, fikirannya belum fokus. Di sinilah orang
kadang tidak berfikir secara rasional sehingga apa yang diminta, disuruh atau
apalah namanya seperti yang tertera di SMS, akan ia turuti. Kalau sudah
demikian, yang berhasil adalah si pengirim SMS. Berhasil membuat orang menuruti
perintahnya. Tentu saja perintah yang mendatangkan keuntungan bagi dirinya.
Sebaliknya, meskipun SMS itu dikirim siang hari, tapi kalau kabar yang tertera
di SMS membuat panik penerima SMS, sebagai misal kabar tentang kecelakaan sang
suami, maka penerima SMS akan menuruti apa yang diperintahkan oleh pengirim
SMS. Biasanya disuruh transfer uang sesegera mungkin agar sang suami bisa
segera ditangani pihak Rumah Sakit.
Nah, jika kita bandingkan dengan monyet yang biasa
menjadi pelaku utama pertunjukan topeng monyet, maka orang-orang yang suka
melakukan penipuan lewat SMS ini boleh dikata kalah dengan monyet dalam hal mencari uang. Lo, kok?
Coba kita bandingkan! Untuk mendapatkan upah
berupa makanan, monyet harus bekerja keras dulu mencari uang untuk sang
majikan. Dengan cara apa? Dengan cara menjadi pemain utama dalam sebuah
pertunjukan yang bernama topeng monyet. Dengan bekerja keras, maka sang majikan
akan mendapatkan uang, dan dengan demikian si monyet akan diberi upah entah itu
jambu, kacang, tempe, atau makanan yang lain. Akan tetapi bagaimana dengan para
penipu? Dia adalah tipe orang yang malas. Dia tidak mau bekerja keras agar
menghasilkan uang yang dibutuhkan untuk keperluan hidup. Ia tidak mau
mengeluarkan keringat untuk mencari rezeki yang halal. Yang ada di benaknya
hanya bagaimana caranya menjerat mangsa agar hari ini bisa memperoleh uang
banyak. Ia tak pernah berfikir bahwa cara yang dilakukan sama dengan memakan
keringat orang lain. Kecanggihan teknologi bukannya digunakan untuk mencari
rezeki yang diridhoi Allah, tapi sebaliknya, ia manfaatkan untuk menipu orang.
Wahai saudara-saudaraku yang kerjanya masih suka menipu
orang, cobalah tinggalkan pekerjaan itu. Kalau monyet saja pintar nyari uang, kenapa
manusia yang dibekali akal, kerjanya hanya nipu? Carilah pekerjaan lain yang
halal. Kalau memang mencari pekerjaan di kantor-kantor atau pabrik-pabrik itu
susah, cobalah berbisnis. Jangan jadikan alasan: saya tidak punya bakat bisnis!
Kata orang-orang yang sudah sukses berbisnis, bisnis itu bisa dipelajari dan
dilakukan oleh siapa saja, tanpa pandang keturunan, tanpa pandang suku, tanpa
pandang pendidikan. Mulailah dari yang kecil kalau memang tidak punya modal
besar. Kecil tapi halal, itu lebih berkah daripada besar tapi diperoleh dengan
jalan menipu. Bila keberkahan sudah diperoleh, Insya Allah hidup akan lebih
bahagia.
Sebagai akhir dari pembicaraan, izinkan saya
mengutip sabda Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Turmudzi, demikian.
“Tidak akan masuk sorga orang yang suka menipu, orang bakhil,
dan orang yang suka mengharapkan pemberian orang lain”.
Catatan Kaki:
*)
Untuk menjaga nama baik, nama orang yang
tertera di SMS tidak saya sebut secara terang-terangan kecuali dengan inisial.
Jumlah tanda “x” di belakang inisial menunjukkan jumlah huruf berikutnya dari
si pemilik nama. Jika tanda “x” di belakang inisial ada 4, berarti di belakang
inisial masih ada 4 huruf lagi yang merupakan rangkaian nama orang yang
tersebut dalam SMS.
**)
Setiap nomor HP yang dipakai untuk mengirim SMS penipuan ke saya, sengaja saya
sembunyikan 2 digit, dengan saya beri tanda “xx”.
Daftar Pustaka
1. Buku
Ust.
Husnul Albab. TTh. Jangan Coba-coba Melanggar
Larangan Allah. Surabaya: Riyan Jaya.
2. Internet
Tidak ada komentar :
Posting Komentar