Senin, 25 November 2013

MONYET AJA PINTAR NYARI UANG, KOK KAMU KERJANYA NIPU?


Siapa yang belum pernah menonton pertunjukan topeng monyet? Saya yakin, tidak sedikit di antara kita yang pernah menyaksikan pertunjukan yang satu ini. Topeng monyet adalah kesenian tradisional yang dikenal di berbagai daerah di Indonesia. Sesuai namanya, pelaku utama pertunjukan ini adalah monyet. Dengan dipandu oleh pawang atau apalah namanya, si monyet yang didandani seperti manusia, disuruh melakukan berbagai aktivitas yang meniru tingkah laku manusia dengan diiringi musik sederhana yang dimainkan oleh satu atau beberapa orang. Sebagai misal, si monyet membawa keranjang dan payung seolah ia hendak pergi ke pasar. Terkadang, ia disuruh naik sepeda seakan-akan ia hendak pergi jauh. Di lain waktu, ia disuruh memakai topeng bagai seorang penari topeng. Pendek kata, ia akan melakukan apa saja yang diperintahkan oleh pawang, sang majikan monyet.
Menurut catatan Wikipedia, ternyata pertunjukan topeng monyet yang oleh orang Jawa disebut dengan istilah lèdhèk kêthèk, juga dapat dijumpai di India, Pakistan, Thailand, Vietnam, Cina, Jepang, dan Korea.
Jika pertunjukan ini dilakukan di tempat keramaian, maka biasanya salah seorang dari rombongan topeng monyet itu akan meminta uang seikhlasnya dari para penonton sebagai bayaran atas pertunjukan yang sudah ditontonnya. Itupun tidak ada paksaan. Diberi syukur, tidak diberi pun tidak apa-apa. Akan tetapi bila pertunjukan ini dilakukan dengan cara keliling kampung atau keliling perumahan, maka pawang akan meminta sejumlah uang sebagai upah kepada orang yang memesan pertunjukan topeng monyet. Meskipun yang pesan hanya seorang, biasanya anak-anak yang berada di sekitarnya akan berkerumun menonton pertunjukan yang memang menyenangkan bagi anak-anak.
Lalu apa yang diperoleh si monyet yang justru menjadi pelaku utama pertunjukan tersebut?
Andai si monyet kita ibaratkan manusia, maka terbayanglah oleh kita, bahwa untuk mendapatkan uang, ia harus bekerja keras. Pada pertunjukan topeng monyet, si monyet memang betul-betul bekerja keras demi untuk memperoleh recehan-recehan dari para penonton. Kenyataannya memang demikian. Orang-orang yang memberikan recehan itu karena telah melihat pertunjukan topeng monyet, meski hanya sekilas. Namun karena si monyet bekerja untuk majikannya, maka majikannyalah yang menerima upah atas kerja kerasnya. Sebagai gantinya, si monyet diberi upah oleh sang majikan berupa sebuah jambu, segenggam kacang, seiris tempe, atau apa saja yang sekiranya menjadi makanan monyet.
Dari topeng monyet, saya ingin mengalihkan pembicaraan pada tingkah laku orang-orang yang kerjanya hanya menipu.
Saya yakin, hampir setiap orang yang memiliki handphone (HP) pernah mendapat layanan pesan singkat atau yang dalam bahasa Inggris disebut short message service (disingkat: SMS) penipuan. Mengapa? Karena penipuan melalui SMS bukan merupakan hal baru. Modusnya pun bermacam-macam. Intinya, mereka menginginkan yang dikirimi SMS bisa tertipu dan memberikan apa yang ia inginkan. Saya sendiri amat sering mendapat SMS penipuan dari nomor tak dikenal, tapi karena saya tidak mau melayani SMS seperti itu secara serius, sehingga Alhamdulillah, saya tidak pernah terjebak oleh tipu muslihat mereka. Sebagai bukti bahwa saya sering mendapat SMS penipuan, di bawah ini saya berikan beberapa contoh SMS penipuan yang kebetulan belum saya hapus dari HP saya.  
Apakah Anda pernah mendapat SMS seperti ini?

Besok, Kirim aja Ke BCA a/n Rxxxx Ixxxxxx*). No. Rek: 0891-0297-55.

Mungkin ada ratusan, atau bahkan ribuan orang yang menjawab, “Wah, kalau mendapat kiriman SMS seperti itu sih saya sangat sering”. Itu artinya, sama dengan saya. Mungkin saya sudah ada 10 kali, atau bahkan lebih, mendapat SMS seperti itu: minta ditransfer uang! Apakah SMS yang dikirim dari nomor +6285749043232xx**) pada tanggal 21 November 2013 pukul 01:48:13 itu salah kirim? Saya yakin itu bukan kesalahan kirim, tapi SMS yang memang sengaja ditebar ke nomor lain secara acak. Terbukti, saya sering mendapat kiriman SMS seperti itu dari nomor HP tak dikenal. Lebih yakin lagi kalau itu SMS penipuan, karena ketika siang harinya saya jawab SMS tersebut dengan bahasa yang sangat kasar, sama sekali tidak ada reaksi dari pengirim SMS. Begini jawaban kasar saya, “Emang lu siapa gue, kok dengan enaknya nyuruh gue kirim uang. Carilah uang yang halal, jangan jadi penipu”.
Menerima kabar bahwa kita mendapatkan cek tunai sebesar Rp 30.000.000 jelas merupakan berita gembira. Mestinya, saya pun gembira ketika pada tanggal 20 November 2013, pukul 00:56:05 mendapat kabar seperti itu. Sayangnya, kabar yang dikirim melalui SMS itu datang dari nomor tak dikenal, +62856950041xx.  

Nasabah Bank MANDIRI Yth. Anda m-dptkn Cek Tunai Rp 30jt dri MANDIRI fiesta. No.ID: 658QAWE. U/info klik Call: (021)-240847xx  www.mandiri2013.webs.com.

Jika saya terbuai oleh SMS tersebut, mungkin saya akan langsung membuka website yang disebutkan di SMS. Akan tetapi meskipun saya diiming-imingi cek tunai sebesar Rp 30.000.000, saya tidak langsung percaya pada SMS tersebut. Kenapa? Ada empat hal yang menurut saya informasinya tidak bisa dipercaya. Pertama, bahwa saya nasabah Bank Mandiri memang benar, tapi bahwa saya mendapatkan cek tunai sebesar Rp 30.000.000 dari Bank Mandiri, rasanya jauh dari impian, karena saya tidak pernah melakukan transaksi yang ditentukan oleh Bank Mandiri agar saya memiliki kesempatan memperoleh hadiah. Yang kedua, website Bank Mandiri yang benar adalah www.bankmandiri.co.id, tapi berdasarkan SMS tersebut, website Bank Mandiri adalah www.mandiri2013.webs.com. Yang ketiga, kalau kita jeli, mana ada website milik bank, kantor pemerintah, maupun perusahaan yang pakai angka tahun? Coba perhatikan, website yang disebut dalam SMS di atas pakai angka tahun 2013 kan? Perlu Anda ketahui bahwa akhiran di belakang domain, seperti misalnya com, co.id, go.id, ac.id dan sebagainya, adalah ciri dari masing-masing domain. Domain yang menggunakan com menunjukkan bahwa domain tersebut komersial; yang menggunakan co.id menunjukkan bahwa domain tersebut milik institusi komersial yang memiliki badan hukum di Indonesia; yang menggunakan go.id menunjukkan bahwa domain tersebut milik institusi pemerintah dan lembaga penyelenggara negara (eksekutif, legislatif, dan yudikatif) Indonesia; sedang yang menggunakan ac.id menunjukkan bahwa domain tersebut milik institusi akademik/perguruan tinggi Indonesia. Oleh karena Bank Mandiri adalah institusi komersial yang memiliki badan hukum di Indonesia, maka bisa kita tebak kalau akhiran di belakang domain yang benar adalah co.id, bukan webs.com. Keempat, webs.com adalah website gratisan, tidak ada bedanya dengan blogspot.com yang saya pakai untuk menuangkan tulisan-tulisan saya ini. Jadi, lucu kan kalau bank ternama kok pakai website gratisan? Dari empat hal tersebut, saya yakin bahwa SMS di atas adalah SMS penipuan sehingga saya merasa tidak perlu konfirmasi ke Bank Mandiri tentang kebenaran SMS tersebut.
Yang ini konyol lagi. Sudah jelas saya tidak mempunyai rekening Bank Rakyat Indonesia (BRI), kenapa mesti diberi hadiah berupa cek? Ketahuan sekali kalau ini penipuan dengan modus memberi hadiah kan? Terus, yang lebih tak tahu malu, sudah pakai website gratisan, masih dipakai untuk nipu lagi! Coba perhatikan SMS di bawah ini yang dikirim tanggal 7 November 2013, pukul 15:42:29, dari nomor tak dikenal: +62812552528xx.

Info Resmi BRI
Nasabah Yth!! Anda mn-dpt Cek Tunai Rp 57jt dri Untung Beliung BritAma dgn kode Pin: ijh76k79
Info klik: www.gebyar-britama.jimdo.com

Tanggal 19 November 2013 jam 03:45:34, saya menerima SMS dari nomor +6252365482xx begini:

Mengenai harga yg prna kt bicarakn saya sudah setuju. Kira-kira brapa dulu tanda jadinya/DP. Sms/Hub aja D’nmor hpq 0852419795xx. Trmksih.

Nah, loh! Kapan saya punya urusan dengan pengirim SMS? Oleh karena ini sudah jelas-jelas penipuan, SMS ini saya abaikan begitu saja.
SMS yang dikirim dari nomor +62852578809xx pada tanggal 16 November 2013 pukul 02:16:51 di bawah ini juga jelas-jelas penipuan. Saya sudah sangat sering mendapat SMS semacam ini.

Yank beliin pulsa AS duluh di nomor baru aku ini 0852578657xx skrng yank pnting nnti aku ganti uangnya.

Bahkan tiga hari yang lalu (tanggal 22 November 2013 pukul 19:19:39) saya juga menerima SMS yang sama, yakni minta dibelikan pulsa, dari nomor tak dikenal. Anehnya, pulsanya supaya dikirim ke nomor yang sama persis dengan nomor yang disebut dalam SMS di atas, yaitu: 0852578657xx. Yang berbeda hanya nomor yang dipakai untuk mengirim SMS, yakni dari nomor +62852352385xx, dan bukan dari nomor +62852578809xx seperti yang dipakai untuk mengirim SMS di atas. Ini berarti, orang yang mengirim SMS itu sama, kemudian nomor yang dipakai untuk mengirim SMS diganti, sedang nomor yang dipakai untuk menerima kiriman pulsa tetap sama. Gobloknya, saya yang sudah pernah dikirimi SMS oleh si penipu tersebut 6 hari sebelumnya, kok dia masih mengirim SMS yang sama kepada saya dengan menggunakan nomor yang berbeda. Goblok, kan?
Saya termasuk orang yang sering membeli pulsa dari MKIOS. Jika pulsa yang saya beli sudah masuk, maka saya akan mendapat informasi yang formatnya demikian (ini di HP saya lo?):

Asal Pengirim   = Dari MKIOS
Isi Pesan          = Nomor Anda telah diisi dengan nomor seri voucer
  3110207162621258470
Keterangan
di Bawah Pesan = Diterima:
                          07:17:05
                          02-11-2013
                          Dari:
                          MKIOS
                          (tidak tersedia)

Pada suatu hari, saya menerima SMS dari nomor tak dikenal yang mengatasnamakan MKIOS, dengan format demikian.

Asal Pengirim   = Dari +62852578812xx
Isi Pesan          = Hadiah M-KIOS Resmi diberikan U/pemilik Pin
Pemenang (JU324T25) U/info lengkap klik. www.Berkah-isiulang-mkios.jimdo.com.
Keterangan
       di Bawah Pesan  = Diterima
   14:56:02
                          14-11-2013
                          Dari:
                          (tidak ada nama)
   +62852578812xx

Apabila kita jeli, dilihat sekilas saja, kita tahu bahwa SMS tersebut adalah SMS penipuan. Pertama, MKIOS selalu menampilkan nama “Dari MKIOS” pada kolom Asal Pengirim, bukan “Dari +62852578812xx” (artinya, bukan dari nomor HP pengirim). Kedua, tulisan MKIOS yang benar adalah tanpa tanda hubung. Akan tetapi bagaimana dengan yang tertulis di SMS? Pakai tanda hubung kan? M-KIOS. Ini jelas salah! Ketiga, yakinkah Anda bahwa MKIOS menggunakan website gratisan? Kalau yang menggunakan website gratisan itu saya, orang pasti percaya. Namun jika yang menggunakan website gratisan itu MKIOS, ini jelas tidak masuk akal. Keempat, pada kolom Keterangan di Bawah Pesan, mestinya yang benar adalah: “Dari: MKIOS (tidak tersedia)”, bukan “Dari: (tidak ada nama)  +62852578812xx” (lihat format aslinya, seperti contoh di atas).
Lebih geli lagi, ketika pada tanggal 8 November 2013 jam 07:25:50 saya mendapat SMS dari nomor +62822906684xx. Bagaimana tidak geli, ada urusan apa Bapak Fxxxx dengan saya, sehingga saya disuruh menyetorkan angsuran ke dia? Siapa Bapak Fxxxx, saya juga tidak kenal dan tidak pernah melihat batang hidungnya. Jika saya disuruh menyetorkan angsuran, saya pun tidak tahu angsuran apa yang dimaksud olehnya. Angsuran rumah? Alhamdulillah, saya sudah lama tidak punya kredit rumah. Mobil? Mobil saja saya tidak punya, kok disuruh menyetorkan angsuran, ya jelas aneh. Sepeda motor? Saya tidak pernah kredit motor. Lucu kan? Ini dia bunyi SMS-nya.

Maf soal penyetoran Angsurannya kalau sudah mau dibayar harap Tlpon dlu ke atasan kami Bpk Fxxxx, NO 0852337314xx spenuhnya sudah dikuasakan ke beliau.

Itulah beberapa contoh SMS penipuan yang pernah saya terima.
Meskipun modus penipuan lewat SMS itu bermacam-macam, tapi pada intinya mereka mencari kelengahan atau kelemahan orang lain demi meraup keuntungan pribadi. Lihat jam mereka berkirim SMS. Tidak sedikit SMS yang dikirim tengah malam, saat orang sedang nyenyak tidur. Biasanya, orang yang baru bangun tidur, apalagi kalau bangunnya karena kaget mendengar bunyi HP yang mendapat SMS, fikirannya belum fokus. Di sinilah orang kadang tidak berfikir secara rasional sehingga apa yang diminta, disuruh atau apalah namanya seperti yang tertera di SMS, akan ia turuti. Kalau sudah demikian, yang berhasil adalah si pengirim SMS. Berhasil membuat orang menuruti perintahnya. Tentu saja perintah yang mendatangkan keuntungan bagi dirinya. Sebaliknya, meskipun SMS itu dikirim siang hari, tapi kalau kabar yang tertera di SMS membuat panik penerima SMS, sebagai misal kabar tentang kecelakaan sang suami, maka penerima SMS akan menuruti apa yang diperintahkan oleh pengirim SMS. Biasanya disuruh transfer uang sesegera mungkin agar sang suami bisa segera ditangani pihak Rumah Sakit.
Nah, jika kita bandingkan dengan monyet yang biasa menjadi pelaku utama pertunjukan topeng monyet, maka orang-orang yang suka melakukan penipuan lewat SMS ini boleh dikata kalah dengan monyet dalam hal mencari uang. Lo, kok?
Coba kita bandingkan! Untuk mendapatkan upah berupa makanan, monyet harus bekerja keras dulu mencari uang untuk sang majikan. Dengan cara apa? Dengan cara menjadi pemain utama dalam sebuah pertunjukan yang bernama topeng monyet. Dengan bekerja keras, maka sang majikan akan mendapatkan uang, dan dengan demikian si monyet akan diberi upah entah itu jambu, kacang, tempe, atau makanan yang lain. Akan tetapi bagaimana dengan para penipu? Dia adalah tipe orang yang malas. Dia tidak mau bekerja keras agar menghasilkan uang yang dibutuhkan untuk keperluan hidup. Ia tidak mau mengeluarkan keringat untuk mencari rezeki yang halal. Yang ada di benaknya hanya bagaimana caranya menjerat mangsa agar hari ini bisa memperoleh uang banyak. Ia tak pernah berfikir bahwa cara yang dilakukan sama dengan memakan keringat orang lain. Kecanggihan teknologi bukannya digunakan untuk mencari rezeki yang diridhoi Allah, tapi sebaliknya, ia manfaatkan untuk menipu orang.
Wahai saudara-saudaraku yang kerjanya masih suka menipu orang, cobalah tinggalkan pekerjaan itu. Kalau monyet saja pintar nyari uang, kenapa manusia yang dibekali akal, kerjanya hanya nipu? Carilah pekerjaan lain yang halal. Kalau memang mencari pekerjaan di kantor-kantor atau pabrik-pabrik itu susah, cobalah berbisnis. Jangan jadikan alasan: saya tidak punya bakat bisnis! Kata orang-orang yang sudah sukses berbisnis, bisnis itu bisa dipelajari dan dilakukan oleh siapa saja, tanpa pandang keturunan, tanpa pandang suku, tanpa pandang pendidikan. Mulailah dari yang kecil kalau memang tidak punya modal besar. Kecil tapi halal, itu lebih berkah daripada besar tapi diperoleh dengan jalan menipu. Bila keberkahan sudah diperoleh, Insya Allah hidup akan lebih bahagia.
Sebagai akhir dari pembicaraan, izinkan saya mengutip sabda Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Turmudzi, demikian.

“Tidak akan masuk sorga orang yang suka menipu, orang bakhil, dan orang yang suka mengharapkan pemberian orang lain”.


Catatan Kaki:
*)  Untuk menjaga nama baik, nama orang yang tertera di SMS tidak saya sebut secara terang-terangan kecuali dengan inisial. Jumlah tanda “x” di belakang inisial menunjukkan jumlah huruf berikutnya dari si pemilik nama. Jika tanda “x” di belakang inisial ada 4, berarti di belakang inisial masih ada 4 huruf lagi yang merupakan rangkaian nama orang yang tersebut dalam SMS.
**) Setiap nomor HP yang dipakai untuk mengirim SMS penipuan ke saya, sengaja saya sembunyikan 2 digit, dengan saya beri tanda “xx”.


Daftar Pustaka


1. Buku

Ust. Husnul Albab. TTh. Jangan Coba-coba Melanggar Larangan Allah. Surabaya: Riyan Jaya.


2. Internet


Tidak ada komentar :