Senin, 18 November 2013

MENULIS SEBAGAI PELUANG MENJADI ENTREPRENEUR



Melihat judul di atas, orang mungkin bertanya, “Apa hubungan menulis dengan entrepreneur?”. Ini bisa dimaklumi, sebab entrepreneur biasa dihubungkan dengan bisnis, sedang pekerjaan menulis jarang dianggap sebagai bisnis. Padahal, jika kita tahu dan mau menekuni secara serius, menulis pun bisa menjadi lahan bisnis.
Jika kita melihat definisi entrepreneur sebagaimana disebutkan oleh Zimmerer, seorang pakar bisnis Barat terkemuka, yakni seseorang yang menciptakan sebuah usaha baru, dengan menghadapi resiko dan ketidakpastian, dan bertujuan untuk mendapatkan laba dan mengembangkan usahanya melalui peluang-peluang yang bisa mengantarkan pada keberhasilan, tampaknya pekerjaan menulis memang tidak masuk dalam kategori bisnis. Namun jika kita melihat beberapa buku yang terkait dengan bisnis, maka kita tahu bahwa menulis pun termasuk salah satu peluang bisnis. Michael Chan dan Jeremy Ong dalam bukunya yang berjudul 121 Peluang Bisnis Terpopuler misalnya, memasukkan pekerjaan menulis resensi buku, musik, dan film, menulis buku, menulis artikel dan cerita fiksi untuk media massa, menulis biografi, maupun menulis skenario untuk sinetron dan layar lebar sebagai peluang bisnis. Tidak berbeda dengan Michael Chan dan Jeremy Ong, Agung Budi Santoso dalam bukunya yang berjudul 40 Bisnis dan Investasi Menggiurkan, juga memasukkan pekerjaan menulis buku, artikel, skenario untuk Production House atau televisi, maupun cerita pendek sebagai peluang bisnis. Sementara Abu Zuhrotul Aziza dalam bukunya yang berjudul Modal Jitu Jadi Kaya, Ichsanudin dalam bukunya yang berjudul Kaya Mendadak: Uang Datang, Rejeki Berlipat, Hidup pun Bahagia, dan Nindya Fatikhnansa dalam bukunya yang berjudul Bisnis Menguntungkan dengan Modal Mulai 100.000-an memasukkan pekerjaan menulis sebagai sebuah pekerjaan yang bisa menyebabkan seseorang menjadi kaya.
Dari keterangan tersebut, bisa kita ketahui bahwa menulis ternyata dapat dijadikan peluang bisnis.
Lalu menulis apa sajakah yang bisa dijadikan peluang bisnis? Jawabnya, menulis apa saja sejauh itu punya nilai jual! Mari kita lihat contoh-contoh di bawah ini sekedar sebagai gambaran.
Pertama, menulis buku. Banyak contoh orang yang berhasil menjadi kaya gara-gara menulis buku. Anda kenal J.K. Rowling? Ya, betul. Dia adalah penulis buku Harry Potter and The Sorcerer’s Stone. Dia berhasil menjadi miliarder baru di daratan Inggris tidak lama setelah buku tersebut tersebar ke seluruh dunia. Hebat kan?
Ah, itu kan penulis luar negeri. Memang ada penulis dari dalam negeri yang berhasil meraup banyak rezeki dari hasil menulis?
Oh, ada! Ingin bukti? Oke, saya beri contoh Iwan Gayo. Pada tahun 1982 dia mengeluarkan Buku Pintar Yunior, sebuah buku gado-gado informasi dan pengetahuan umum. Saking larisnya, buku itupun dipesan sebanyak 32.000 eksemplar oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) sehingga Iwan Gayo bisa naik haji hanya dari sebuah buku yang baru ditulisnya.
Masih ada contoh lain orang yang mempunyai penghasilan besar dari hasil menulis lo? Kalau Anda pernah membaca novel Laskar Pelangi, novel ini termasuk novel yang menduduki jajaran best seller di Indonesia pada tahun 2006-2007. Novel ini juga sudah difilmkan. Pengarangnya, Andrea Herata, adalah orang yang kebanjiran rezeki dari karya tulis tersebut. Bahkan pria yang berasal dari Pulau Belitong, Provinsi Bangka Belitung itu kini disebut-sebut termasuk miliarder Indonesia yang meraih kekayaan dari menulis. Hmmmmm, apa tidak bikin ngiler, hayo?
Masih perlu contoh lain? Baiklah, saya beri contoh Habiburrahman El Shirazy. Sarjana lulusan Fakultas Ushuluddin Jurusan Hadits Universitas Al-Azhar dan S2 dari The Institute for Islamic Studies Kairo ini berhasil meraup banyak hal dari hasil menulis, termasuk kekayaan. Novel pertamanya yang berjudul Ayat-ayat Cinta berhasil menggebrak dunia pernovelan dan perfilman di Indonesia. Novel berikutnya, yakni Di Atas Sajadah Cinta, juga sudah dibuat sinetronnya dan telah ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia pada tahun 2004. Selain kedua novel tersebut, Habiburrahman El Shirazy juga menulis beberapa novel lain yang di antaranya ada juga yang sudah dibuat film dan sinetronnya. Bisa dibayangkan berapa banyak uang yang berhasil masuk ke rekening tabungannya kan? Yang jelas, kalau saya sebut berapa banyak uang yang berhasil masuk ke kantong sakunya, kantong sakunya tidak bakalan muat, meskipun jumlah kantong sakunya ada lima. He…he…he…
Wah, kalau menulis buku seperti itu, berat rasanya! Terlalu banyak memforsir fikiran. Ada contoh menulis buku yang ringan tapi disukai banyak orang?
Ada! Kalau Anda suka Teka-teki Silang (TTS), maka buatlah buku seperti itu. Dengan modal kamus untuk membantu mencari padanan kata, buatlah buku TTS.  Jangan salah, kata Agung Budi Santoso, di Solo banyak orang yang bisa menghidupi keluarga secara layak hanya dengan menjadi pembuat buku TTS. Buku-buku ini kelihatannya sepele, tapi produk ini justru bisa diekspor ke negara-negara tujuan utama Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Buku TTS sangat digemari oleh para TKI di luar negeri untuk sekedar melepas lelah dan mengisi waktu luang. Ohoi, asyik kan? Mudah-mudahan ini bisa menjadi inspirasi bagi para pecinta TTS.
Yang kedua, menulis artikel. Saat ini, banyak koran atau majalah yang menyediakan rubrik “Opini” untuk menampung tulisan atau artikel dari masyarakat tentang isu-isu terkini. Kalau Anda mempunyai wawasan luas dan punya bakat membuat tulisan populer, maka cobalah Anda tuangkan gagasan yang ada di benak Anda dan kirim ke salah satu koran atau majalah. Jangan dikira menulis artikel tidak bisa menghasilkan uang banyak. Asal tulisan Anda bagus dan memenuhi kriteria yang diinginkan oleh tim redaksi suatu koran atau majalah yang dikirimi artikel, maka tulisan Anda kemungkinan besar akan dimuat. Semakin sering tulisan Anda di muat di koran atau majalah, maka nama Anda akan semakin populer. Bila nama Anda makin populer, ada kemungkinan suatu ketika Anda diundang untuk menjadi pembicara di suatu forum. Kalau sudah begini, rezeki Anda pun bertambah, karena menjadi pembicara di suatu forum juga akan mendapatkan honor yang lumayan banyak.
Apabila Anda mau, artikel-artikel Anda yang tersebar di media massa itu pun bisa dikumpulkan kembali dan dijadikan sebuah buku. Ini boleh dan sah-sah saja, sebab hak cipta tulisan Anda ada di tangan Anda. Bila Anda beruntung, artinya ada penerbit yang mau menerbitkan kumpulan tulisan Anda, maka rezekipun datang lagi, berupa royalty dari penerbit yang menerbitkan buku Anda. Tertarik? Silakan coba!
 Ketiga, menulis apa saja sesuai bakat dan kemampuan Anda. Perlu Anda ketahui bahwa untuk menulis di media massa, tak harus berupa artikel. Jika Anda bakatnya menulis cerita fiksi, entah itu cerita pendek (cerpen) atau cerita bersambung (cerbung), bakat Anda inipun bisa menjadi peluang untuk mengais rezeki dari situ. Tentu saja Anda harus lihat koran atau majalah apa yang memiliki rubrik seperti itu. Jangan sekali-kali Anda mengirim cerpen ke koran atau majalah yang sama sekali tidak pernah menampilkan cerpen, karena kalau hal ini Anda lakukan, maka usaha Anda akan sia-sia belaka. Selain menulis cerita fiksi, membuat TTS untuk koran atau majalah yang mempunyai kolom TTS juga bisa mendatangkan rezeki yang cukup lumayan asal TTS Anda banyak yang berhasil dimuat. Tak kalah menarik, menulis skenario untuk sinetron atau film, honornya juga menggiurkan. Menurut Agung Budi Santoso, satu bahan tulisan skenario bisa dibanderol bervariasi mulai dari Rp 1.000.000 sampai Rp 25.000.000. Bahkan ada yang nilainya mencapai ratusan juta rupiah kalau dipilih sutradara untuk diangkat ke layar lebar. Wow…… cleguk, cleguk! Padahal kalau kita lihat tayangan-tayangan di televisi, rasanya tidak ada stasiun televisi yang tidak menayangkan sinetron atau film. Kalau sudah demikian, ini jelas merupakan peluang besar bagi siapa saja yang memiliki bakat menulis skenario. Andakah yang memiliki bakat seperti itu?  
Meskipun contoh-contoh yang ditampilkan dalam tulisan ini tidak terlalu banyak, tapi beberapa contoh di atas kiranya sudah cukup bagi kita untuk menunjukkan bahwa pekerjaan menulis memang bisa menjadi peluang untuk menjadi entrepreneur.
Ada yang tertarik untuk memanfaatkan bakat menulis sebagai peluang untuk menjadi entrepreneur? Mudah-mudahan ada!


Daftar Acuan


Abu Zuhrotul Aziza. 2010. Modal Jitu Jadi Kaya. Sleman: Javalitera.

Ferry Muhammad. 2010. Siapapun Bisa Berwirausaha, Saatnya Jadi Pengusaha. Bantul: Sabila Press.

Ichsanudin. 2007. Kaya Mendadak: Uang Datang, Rejeki Berlipat, Hidup pun Bahagia. Jakarta: Al-Ihsan Media Utama.

Michael Chan dan Jeremy Ong. 2009. 121 Peluang Bisnis Terpopuler. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Nindya Fatikhnansa. 2008. Bisnis Menguntungkan dengan Modal Mulai 100.000-an. Jakarta Timur: Hi-Fest Publishing.

Tidak ada komentar :