Selasa, 29 Maret 2022

ATSL (TAMARIKS)

 

Pohon atsl atau tamariks

(Sumber: https://tgc.lk.ipb.ac.id/2020/11/05/pohon-tamarix-aphylla-fast-growing-tahan-api-di-dalam-al-quran/)

 

 

Al-Qur’an Surat Saba’ ayat 16 menyebut nama tumbuhan yang jarang dikenal oleh masyarakat Indonesia, yakni atsl atau yang kerap dikenal dengan nama tamariks, karena tumbuhan ini tidak ditemukan di bumi Nusantara.

Menurut https://republika.co.id, atsl dalam bahasa Arab disebut dengan banyak nama, seperti tarfa, bigm, fareq, tarfa, ubal, atau gaz. Tanaman ini hidup alami dan tersebar luas dari Timur Tengah ke arah barat, yakni sampai Maroko atau Tunisia. Persebarannya juga mencapai India sebelah timur. Saat ini, varietasnya lebih beragam dan banyak ditanam masyarakat yang hidup jauh dari Jazirah Arab, seperti Kanada, Meksiko, Australia, dan Afrika Selatan.  

Tamariks merupakan genus dari family tamaricaccae. Salah satu spesies dari genus pohon tamariks yang paling dikenal ialah Tamariks Aphylla yang tersebar luas di seluruh Eropa Tenggara, Afrika Utara, dan Asia Tengah. Tamariks Aphylla adalah pohon cemara yang dapat tumbuh dengan cepat. Ketinggiannya bisa mencapai 12-18 meter dengan cabang terjumbai.

 Pohon ini memiliki bunga yang mungil, berwarna merah muda keputihan, dengan panjang 3-6 mm dan lebar 4-5 mm di ujung ranting. Jenis bunga jantan (benang sari) dan bunga betina (putik sari) terdapat pada satu tanaman yang sama. Bunga-bunga tersebut memiliki 5 sepal (daun yang berubah bentuk menjadi kelopak bunga), 5 kelopak dengan panjang 2 mm, 5 benang sari (untuk bunga betina), tidak memilliki tangkai, dan berbentuk memanjang berkelompok dengan panjang 3-6 cm. 

Tamariks digunakan untuk pagar alami sebagai penghalang angin kencang. Tamariks juga bermanfaat untuk menyerap air di sekitar tanah dan penahan erosi, karena akarnya yang kuat dan memanjang. Akan tetapi akar tamariks yang memanjang ini justru dianggap sebagai tanaman parasit, sebab banyak mengambil air tanah dan mengangkat kadar garam sehingga mengganggu tanaman lainnya. Selain itu, tamariks juga dipakai sebagai pakan ternak, kayu bakar, atau furnitur.

Al-Qur’an hanya satu kali menyebut atsl atau tamariks, yakni dalam Surat Saba’ ayat 16. Ayat ini berhubungsn dengan penduduk negeri Saba’.

 

Tetapi mereka berpaling, maka Kami kirim kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon atsl, dan sedikit pohon sidr (Al-Qur’an Surat Saba’ ayat 16).

 

 Menurut H. Muhammad Yusuf bin Abdurrahman dalam bukunya berjudul Para Pembangkang, Kisah-Kisah Kaum Terdahulu yang Dibinasakan Allah, nama Saba’ selain menunjuk pada suatu negara, juga menunjukkan nama suatu kaum (suku bangsa). Artinya, asal mula negeri ini dibangun dan ditempati oleh kaum Saba’, yaitu suatu suku yang berasal dari Saba’ bin Yasyjub bersama anak-anaknya: Madzdaj, Kandah, Azd, Asy’ari, Anmar, dan Himyar. Saba’ yang nama aslinya adalah Abdus Syams merupakan cucu dari Ya’rub bin Qahthan yang dikenal sebagai nenek-moyang bangsa Arab. Negeri ini terletak di Yaman dengan kotanya bernama Ma’rib, sebuah kota sejauh 50 mil dari San’a.

Al-Qur’an Surat Saba’ ayat 15-17 menginformasikan kepada kita bahwa negeri Saba’ adalah negeri yang subur dan makmur. Di sebelah kanan dan kiri terdapat dua kebun. Kepada mereka Allah berfirman, “Makanlah olehmu dari rezeki yang dianugerahkan Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. Negerimu adalah negeri yang baik (nyaman), sedang Tuhanmu  adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”. Sayangnya, meskipum telah diberi banyak kenikmatan, tapi mereka berpaling. Mereka tidak menyembah Allah. Tak mengherankan jika Allah kemudian mengirimkan banjir besar kepada mereka. Kebun-kebun yang tadinya subur, kemudian diganti oleh Allah dengan kebun-kebun yang ditumbuhi pohon-pohon yang berbuah pahit, pohon atsl, dan sedikit pohon sidr. Demikian, Allah memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka.  

Terkait dengan dua kebun mereka, baik Said Yusuf Abu Azis maupun Hamid bin Ahmad yang mengutip berbagai pendapat mufasir dan sejarawan mengatakan bahwa air terus mengalir dari kedua bukit yang ada di kanan dan kiri mereka. Para pembesar kemudian mengumpulkan para ahli untuk membangun bendungan besar atau membangun semacam waduk sebagai tempat penampungan air. Berkat dibuatkan bendungan besar, mereka dapat bertanam kapan saja. Pohon-pohon yang mereka tanam sangat rindang dan banyak buahnya, sehingga jika seorang perempuan berjalan di bawahnya, dia bisa memetik buah yang baik dan manis itu tanpa bersusah-payah. Mereka benar-benar hidup dalam kondisi yang baik, aman, dan makmur. Allah tidak menginginkan apa-apa dari mereka atas semua nikmat yang telah Ia anugerahkan kepada mereka, melainkan agar mereka bersyukur dan mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Sang Pemberi Nikmat. Namun apa yang terjadi? Mereka justru berpaling dari rasa syukur kepada-Nya. Mereka kufur kepada Allah. Sebagai balasannya, Allah datangkan kepada mereka sailal arim (banjir yang besar). Bendungan yang menjadi tanggul bagi penampungan air itu jebol. Banjir pun tak dapat dihindari. Semua usaha yang dilakukan kaum Saba’ sia-sia. Tanaman dan pepohonan pun porak-poranda. Selanjutnya, Allah menukar tanaman yang sangat rindang dan banyak buahnya yang manis-manis tadi dengan pepohonan yang jelek, seperti pohon-pohon yang berbuah pahit, pohon atsl dan sedikit pohon sidr (bidara Arab).

 

 

 

Daftar Acuan

 

 

 

1.   Buku

 

Hamid bin Ahmad. 2010. Hukuman dan Azab bagi Mereka yang Zalim. Surabaya: Amelia. 

 

H. Muhammad Yusuf bin Abdurrahman. 2013. Para Pembangkang, Kisah-Kisah Kaum Terdahulu yang Dibinasakan Allah. Jogjakarta: Diva Press.

 

Said Yusuf Abu Azis. 2005. Azab Allah bagi Orang-orang Zalim. Bandung: Pustaka Setia.  

 

 

2.  Internet

 

http://quran.bblm.go.id/

 

https://ibtimes.id/tamariks-tanaman-dalam-al-quran-yang-jarang-dikenal/

 

https://quran.kemenag.go.id/

 

https://republika.co.id/berita/qd9b2h320/tanaman-negeri-saba-yang-porak-poranda-diabadikan-alquran

 

https://tgc.lk.ipb.ac.id/2020/11/05/pohon-tamarix-aphylla-fast-growing-tahan-api-di-dalam-al-quran/


Tidak ada komentar :