Domba dan
kambing sesungguhnya berbeda. Namun demikian, orang sering menganggap sama
kedua hewan ini. Dari segi fisik, perbedaan antara domba dan kambing dapat
dilihat dari bulunya. Domba pada umumnya berbulu keriting, sedangkan kambing
pada umumnya berbulu pendek dan lurus, Ekor domba dan kambing juga berbeda.
Ekor domba menggantung, sedangkan ekor kambing yang sehat pada umumnya tegak.
Di alam
liar, dalam mencari makanan, domba lebih memilih memakan rumput, sedangkan
kambing cenderung mencari dedaunan yang ada di pohon, sehingga mereka lebih
banyak memanjat pohon, Itulah sebabnya, menurut https://www.idntimes.com, domba disebut grazer, sedangkan kambing disebut browser. Akan tetapi jika domba dan kambing sudah dipelihara orang
di kandang, maka keduanya tidak banyak menampakkan perilaku asli mereka dalam
mencari makanan. Perbedaan lainnya adalah domba tidak berbau prengus, sedangkan
kambing berbau prengus.
Baik
domba maupun kambing, keduanya merupakan hewan yang namanya disebut dalam
Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 143 misalnya, domba dan kambing
disebut secara bersamaan. Al-An’am
artinya binatang ternak. Domba dan kambing termasuk golongan binatang ternak.
Dijadikannya Al-An’am atau binatang
ternak sebagai nama surat dalam Al-Qur’an, karena sebagian
surat ini menjelaskan tentang peraturan-peraturan yang dibuat oleh kaum
musyrikin terkait binatang ternak. Sebagai misal, mereka membuat peraturan
demikian: “Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami” ketika mereka
membagi tanaman dan binatang ternak mereka. Mereka juga menganggap bahwa sesaji
yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka, dianggap tidak sampai kepada
Allah; tapi sesaji yang diperuntukkan bagi Allah, akan sampai kepada
berhala-berhala mereka.
Kemudian, kaum
musyrikin juga membuat peraturan: ada binatang ternak dan tanaman yang tidak
boleh dimakan, kecuali orang-orang yang dikehendaki oleh mereka yang boleh
memakannya. Di samping itu, mereka juga menetapkan peraturan: ada binatang
ternak yang diharamkan untuk ditunggangi; dan ada binatang ternak yang
disembelih dengan tidak menyebut nama Allah.
Ada juga
peraturan yang menyebutkan bahwa apa yang ada di dalam perut binatang ternak
adalah khusus untuk laki-laki dan haram untuk perempuan. Akan tetapi jika yang
ada di dalam perut binatang ternak itu dilahirkan dalam keadaan mati, maka
laki-laki dan perempuan sama-sama diperbolehkan makan.
Di antara
binatang ternak itu, ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk
disembelih. Itulah di antara isi
Al-Qur’an Surat Al-An’am yang menyangkut binatang ternak.
Seperti
telah disebutkan di atas, domba dan kambing disebut secara bersamaan dalam
Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 143.
Ada delapan binatang ternak yang berpasangan (empat pasang); sepasang domba dan sepasang kambing. Katakanlah, “Apakah yang diharamkan Allah dua yang jantan atau dua yang betina atau yang ada dalam kandungan kedua betinanya? Terangkanlah kepadaku berdasar pengetahuan jika kamu orang yang benar.”
Menurut Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah
sebagaimana dikutip dalam https://tafsirweb.com/, ayat di atas menginformasikan kepada kita bahwa Allah
mengingkari perbuatan kaum musyrikin yang mengharamkan apa yang telah
dihalalkan bagi mereka, untuk mengolok-olok, dan menjelaskan kebodohan mereka.
Allah telah menciptakan delapan jenis hewan ternak berpasangan; dua jenis domba
(jantan dan betina); dan dua jenis kambing (jantan dan betina). Kemudian Allah
memerintahkan kepada Rasulallah agar mengatakan kepada kaum musyrikin, “Apakah
Allah mengharamkan dua hewan jantan dari dua jenis tersebut, atau mengharamkan
dua hewan betina dari dua jenis tersebut, atau mengharamkan janin-janin yang
ada di perutnya? Semua itu tidak Allah haramkan. Sampaikan kepadaku hujjah dan
dalil atas perkataan kalian jika kalian adalah orang-orang yang benar”.
Sebagai kelanjutan ayat di
atas, Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 144 menyebutkan dua jenis binatang lagi
yang diharamkan oleh kaum musyrikin selain domba dan kambing, yakni unta dan
lembu. Ayat ini, menurut Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah, juga berisi pengingkaran Allah
terhadap peraturan yang dibuat oleh kaum musyrikin. Allah memerintahkan kepada
Rasulullah agar mengatakan kepada kaum musyrikin, "Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua
yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya? Apakah kamu
menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini bagimu? Maka siapakah yang lebih
zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk
menyesatkan manusia tanpa pengetahuan?" Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
Selain disebut dalam Al-Qur’an Surat Al-An’am
yang erat kaitannya dengan adat-istiadat
kaum musyrikin yang biasa memakai binatang ternak untuk sesaji atau untuk
mendekatkan diri kepada “tuhan-tuhan” mereka dan hukum-hukum yang berkenaan
dengan binatang ternak, domba dan kambing juga disebut dalam berbagai kisah.
Pertama, kambing disebut dalam kisah Nabi Musa seperti yang terdapat
dalam Al-Qur’an Surat Thāhā ayat 18.
Dia (Musa) berkata, “Ini
adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku merontokkan (daun-daun)
dengannya untuk (makanan) kambingku,
dan bagiku masih ada lagi manfaat yang lain”.
Dari Al-Qur’an
Surat
Thāhā ayat 9-23 dan Surat Qashash ayat 30-32 kita tahu bahwa Nabi Musa yang
kisahnya disampaikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad, saat itu melihat cahaya
api yang diturunkan oleh Allah untuknya. Nabi Musa pun mendatangi cahaya api
itu.
"Wahai,
Musa!”, terdengar suara memanggil yang datang dari arah pinggir lembah yang
diberkati. “Sesungguhnya Aku adalah Tuhanmu. Lepaskan kedua terompahmu, karena
sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci, Thuwa!”, lanjut suara tadi.
Allah kemudian menjelaskan kepada Musa bahwa Ia
telah memilih Musa untuk menjadi utusan-Nya dan memerintahkan kepada Musa
beserta umatnya agar menyembah Allah
semata dan melaksanakan perintah shalat agar dapat selalu mengingat-Nya.
Allah juga memberitahukan kepada Musa bahwa kiamat
itu akan datang, tapi waktunya dirahasiakan agar setiap orang mendapat balasan
atas apa yang pernah dilakukan. Musa diperingatkan agar jangan sampai
dipalingkan dari hari kiamat oleh orang-orang yang tidak beriman kepada Allah
dan oleh orang yang mengikuti keinginannya yang menyebabkan Musa binasa.
Allah kemudian
menanyakan kepada Musa tentang benda yang ada di tangan kanannya.
“Ini
adalah tongkatku. Aku bertumpu padanya, dan aku merontokkan daun-daun dengan
tongkat ini untuk memberi makanan kambingku. Bagiku, tongkat ini masih ada lagi
manfaat yang lain”, jawab Nabi Musa.
“Lemparkanlah tongkat itu, wahai Musa!”.
Nabi Musa pun melempar tongkat itu, dan
seketika berubah menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. Mengetahui
tongkatnya berubah menjadi ular yang gesit, Nabi Musa pun berbalik ke belakang
dan lari tanpa menoleh.
“Peganglah ia
dan jangan takut. Kami akan mengembalikannya pada keadaan semula”, perintah
Allah kepada Nabi Musa.
Nabi Musa
mengikuti perintah Allah. Dipegangnya ular tersebut, dan seketika ular tersebut
berubah menjadi tongkat kembali.
“Sekarang
kepitlah tanganmu di ketiak, niscaya tanganmu akan menjadi putih bercahaya
tanpa cacat”, lagi-lagi Allah memberikan perintah kepada Nabi Musa.
Benar! Setelah
dikepit di ketiak, tangan Nabi Musa menjadi berkilau-kilau. Demikian, Allah
memberikan mukjizat kepada Nabi Musa sebagai tanda kebesaran-Nya.
Kedua, kambing disebut ada
dalam kisah Nabi Dawud sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an Surat Shād
ayat 23-24.
“Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan
ekor kambing betina dan aku
mempunyai seekor saja, lalu dia berkata, “Serahkanlah (kambingmu) itu kepadaku!
Dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan”. Dia (Dawud) berkata,
“Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk (ditambahkan)
kepada kambingnya. Dan sesungguhnya
kebanyakan dari orang-orang yang bersekutu itu sebagian mereka berbuat zalim
kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan; dan hanya sedikitlah mereka ini”. Dan Dawud mengetahui bahwa Kami
mengujinya; maka ia memohon ampunan kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan
bertobat.
Kambing
dalam kisah di atas berhubungan erat dengan kesalahan yang pernah dilakukan
oleh Nabi Dawud yang kemudian ditegur oleh Allah melalui sindirin seperti kita
ketahui melalui Al-Qur’an Surat Shād
ayat 21-24.
Pada suatu hari, datanglah dua
orang laki-laki ke hadapan Nabi Dawud dengan melompati pagar mihrab. Dawud
terkejut karena kedatangan mereka.
“Jangan takut”, kata laki-laki
tadi. “Kami berdua sedang berselisih”, lanjutnya.
Kemudian mereka menceritakan
bahwa salah satu dari mereka memiliki 99 ekor kambing betina, sedang yang
satunya lagi hanya memiliki satu ekor kambing. Yang memiliki 99 ekor kambing
itu meminta kepada yang memiliki seekor kambing agar menyerahkan kambing itu
kepadanya. Mereka berdua berdebat. Dengan berbagai alasan, pemilik 99 ekor
kambing itu dapat mengalahkan pemilik seekor kambing dalam perdebatan. Oleh
karena itu, mereka menghadap Nabi Dawud untuk meminta penyelesaian masalah
secara adil.
Setelah mendengar penuturan
tersebut, Nabi Dawud berkata, “Sungguh, dia
telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu untuk ditambahkan pada
kambingnya”.
“Memang banyak orang yang suka berbuat zalim kepada
yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Akan
tetapi hanya sedikit yang seperti itu”, lanjut Nabi Dawud.
Dalam salah satu riwayat diceritakan, suatu ketika
Nabi Dawud melihat seorang perempuan cantik yang menarik perhatiannya. Dia
ingin mempersunting perempuan tersebut, tapi ternyata ia sudah memiliki suami.
Nabi Dawudpun menggunakan taktik: menyuruh suami perempuan tersebut untuk ikut
berperang agar mati dalam peperangan sehingga ia dapat menikahi perempuan tadi.
Taktiknya jitu. Suami perempuan yang menarik hatinya benar-benar tewas di medan
perang. Akhirnya perempuan tadi berhasil dipersunting oleh Nabi Dawud. Sewaktu
mempersunting perempuan tersebut, Nabi Dawud sebetulnya telah memiliki 99 orang
istri, karena memang saat itu belum ada batasan berpoligami paling banyak 4
istri. Dengan mempersunting perempuan tadi, maka istri Nabi Dawud akhirnya
menjadi 100 orang.
Riwayat lain menyebutkan, pada suatu hari seorang
petani datang menghadap ke hadapan Nabi Dawud untuk suatu keperluan. Nabi Dawud
yang telah memiliki 99 orang istri itu bertanya kepada petani tersebut tentang
istrinya.
“Istri hamba hanya seorang”, jawab si petani.
“Berikan istrimu kepadaku, biar istriku genap 100
orang”, kata Nabi Dawud.
Dengan perasaan takut. si petanipun menyerahkan
istrinya kepada Nabi Dawud.
Allah Mahatahu apa yang ada di dalam hati Nabi
Dawud. Oleh karena itu, setelah Nabi Dawud berhasil mempersunting perempuan
yang diinginkan, Allah lalu mengutus dua malaikat berupa manusia yang
mempertengkarkan masalah kambing. Itulah sebabnya, setelah Nabi Dawud
memberikan jawaban atas permasalahan yang dihadapi oleh dua orang pemilik
kambing itu, salah satu di antara mereka menjawab, “Laki-laki itu telah
memutuskan perkaranya sendiri”.
Mendengar perkataan laki-laki yang berada di
hadapannya, Nabi Dawud terkesiap. Ia sadar Allah telah menegurnya melalui
pertengkaran dua orang pemilik kambing. Nabi Dawudpun memohon ampunan Allah dan
kemudian menyungkur sujud, lalu bertobat.
Ketiga,
kambing juga terdapat dalam kisah Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman seperti yang
tercantum dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiyā ayat 78.
Dan (ingatlah kisah) Dawud dan
Sulaiman, ketika keduanya memberikan keputusan mengenai ladang, karena (ladang
itu) dirusak oleh kambing-kambing
milik kaumnya. Dan Kami menyaksikan keputusan (yang diberikan) oleh mereka
itu.
Suatu ketika,
ada dua orang yang datang mengadu kepada Nabi Dawud. Mereka bersengketa masalah
kambing dan kebun. Pemilik kebun menggugat kepada pemilik kambing karena merasa
dirugikan, sebab kebunnya menjadi rusak akibat dimakan kambing-kambing salah
satu di antara mereka. Menghadapi hal tersebut, Nabi Dawud memutuskan agar
pemilik kambing menyerahkan kambing-kambing peliharaannya kepada pemilik kebun
sebagai bentuk ganti rugi. Sulaiman, anak Dawud, saat itu hadir dalam
persidangan tersebut. Ia yang merasa tidak setuju dengan keputusan ayahnya,
lalu berkata, “Wahai, ayah! Menurut pertimbanganku, keputusan yang lebih patut
adalah: pemilik kambing harus
menyerahkan kambing-kambingnya kepada pemilik kebun untuk diambil hasilnya.
Sementara pemilik kebun harus menyerahkan kebunnya kepada pemilik kambing untuk
merawat tanaman yang rusak agar kembali seperti keadaan semula. Setelah kebun
tersebut kembali seperti keadaan semula, maka masing-masing pihak harus
menyerahkan kambing-kambing dan kebun mereka ke pemilik semula. Dengan cara
ini, masing-masing pihak tidak ada yang dirugikan”. Mendengar usulan yang
disampaikan oleh Sulaiman, pemilik kebun dan kambing menerima usulan tersebut
tanpa ada yang berkeberatan. Seluruh yang hadir pun merasa kagum pada Sulaiman,
anak muda yang memiliki pemikiran yang cemerlang.
Keempat, domba
disebut dalam kisah Nabi Ibrahim dan anaknya, Ismail. Meskipun hewan tersebut
namanya tidak disebut secara terang-terangan dalam Surah
Ash-Shāffāt ayat 107, kecuali dengan kata-kata بِذِبْحٍ عَظِيمٍۢ atau “dengan seekor
sembelihan yang besar”, akan tetapi para ulama dan mufasir sepakat bahwa yang
dimaksud dengan hewan sembelihan yang besar tersebut adalah domba. Akan tetapi ada juga yang menyebut kambing. Ini
bisa maklumi karena kedua hewan tersebut biasa dianggap sama oleh kebanyakan
orang. Demikian, terjemahan Surah Ash-Shāffāt ayat 107 tersebut.
Dan Kami tebus anak itu dengan
seekor sembelihan yang besar.
Kisahnya
dimulai saat Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah melalui mimpi. Dalam
mimpinya, Nabi Ibrahim mendapat perintah untuk menyembelih anak yang mulai
mampu untuk diajak berpikir dan berusaha bersama orang tuanya[1]). Meskipun Al-Qur’an tidak menyebut
nama anak Nabi Ibrahim yang terdapat dalam mimpinya, namun kalangan ulama dan
mufasir mengatakan bahwa anak tersebut adalah Ismail. Nabi Ibrahim yang yakin
bahwa mimpi tersebut benar-benar merupakan perintah Allah, maka beliau kemudian
mengajak Ismail untuk bermusyawarah.
“Wahai, anakku! Saya telah
bermimpi, bahwa di dalam mimpiku itu seolah-olah saya menyembelihmu. Bagaimana
menurut pendapatmu?”, kata Ibrahim kepada Ismail.
“Wahai, ayahku! Lakukanlah
apa yang diperintahkan oleh Allah kepada ayah, in syaa Allah ayah akan melihat
saya termasuk orang yang sabar”,
jawab Ismail.
Mendengar jawaban Ismail yang
rela untuk disembelih, maka Nabi Ibrahimpun bersiap-siap melaksanakan perintah
Allah. Ketika Nabi Ibrahim telah membaringkan Ismail dan bersiap menyembelih
anaknya itu, tiba-tiba terdengar suara,
“Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu”.
Seketika itu juga
terjadi keajaiban. Dengan kekuasaan dan kebesaran Allah, di hadapan Nabi
Ibrahim tiba-tiba ada seekor domba sebagai pengganti Ismail yang siap disembelih.
Melihat keajaiban ini, hati Nabi Ibrahimpun seketika lega. Dipeluknya anak
kesayangannya itu dengan penuh kasih, seraya mengucapkan pujian kepada Allah.
Al-Qur’an mengabadikan peristiwa
tersebut, demikian.
Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!”. Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar”. Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah Allah). Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu”. Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar (Al-Qur’an Surah Ash-Shāffāt ayat 102-107).
Kambing disebut
dalam Al-Qur’an
Surah Al-An’am ayat 146
berkaitan dengan pengharaman sebagian makanan atas orang Yahudi. Seperti
dikatakan oleh Muhammad Ali Ash-Shabuny, Allah telah mengharamkan beberapa
jenis makanan atas oang-orang Yahudi secara khusus, karena kesesatan,
kezaliman, dan pelanggaran mereka. Mereka suka bermain-main dalam urusan agama
seperti yang dilakukan orang-orang musyrik. Merela juga mengubah perkataan Allah.
Pengharaman sebagian makanan yang baik ini sebagai hukuman bagi mereka. Allah
melarang mereka dari hal-hal yang justru mereka sukai, yaitu unta dan binatang
ternak berkuku.
Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami
haramkan segala binatang yang berkuku, dan dari sapi dan kambing, Kami haramkan
atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain (lemak) yang melekat di
punggung keduanya atau yang di perut besar dan usus atau yang bercampur dengan
tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka; dan
sesungguhnya Kami adalah Mahabenar.
Domba dan
kambing juga dibicarakan secara bersamaan dalam Al-Qur’an Surah
An-Nahl ayat 80. Akan tetapi yang disebut dalam ayat tersebut bukan domba dan
kambing secara keseluruhan, melainkan
bulu-bulu dari hewan tersebut. Selain bulu domba dan bulu kambing, ayat
tersebut juga menyebut bulu unta. Demikian terjemahan ayat tersebut.
Dan Allah menjadikan rumah-rumah
bagimu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagimu rumah-rumah
(kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya
pada waktu kamu bepergian dan pada waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula)
dari bulu domba, bulu unta, dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga
dan kesenangan (perhiasan) sampai waktu (tertentu).
Menurut tafsir Jalalain seperti
disebut dalam https://tafsir.learn-quran.co/,
Allah menjadikan bagi kalian rumah-rumah kalian sebagai
tempat tinggal, dan Dia menjadikan bagi kalian rumah-rumah dari kulit binatang
ternak (seperti kemah-kemah dan tenda-tenda), yang kalian merasa ringan ketika
membawanya di waktu kalian berjalan mengadakan perjalanan dan waktu kalian
bermukim. Dijadikan-Nya pula dari bulu domba, bulu unta, dan bulu kambing,
alat-alat atau perabot rumah tangga kalian, seperti permadani dan perhiasan dinding
rumah, yang kalian dapat menikmatinya sampai waktu yang tertentu (sampai
barang-barang itu rusak).
Terkait dengan bulu domba, bulu
unta, dan bulu kambing, Ibnu Kasir dalam tafsirnya mengatakan bahwa istilah shuf adalah untuk bulu domba, aubar untuk bulu unta, dan asy’ār untuk bulu kambing. Masih menurut
tafsir Ibnu Katsir, alat-alat rumah tangga yang dimaksud adalah harta. Akan
tetapi menurut pendapat lainnya ada yang menyebut perhiasan, ada juga yang
menyebut pakaian. Namun pendapat yang lebih umum adalah bahwa semua itu dapat
dibuat menjadi permadani, pakaian, dan lain sebagainya, serta dapat dijadikan
harta dengan memperjualbelikannya.
Daftar
Acuan
1.
Buku
Ahmad
Zainal Abidin. 2014. Kaya Seperti Nabi
Sulaiman. Yogyakarta: Sabil
Departemen
Agama RI. 2004. Al-Qur'an dan Terjemahannya: Al-Jumanatul 'Ali, Seuntai
Mutiara Yang Mahaluhur. Bandung: J-Art
Fatchur Rochman AR. 1995. Kisah-Kisah Nyata dalam Al-Qur’an. Surabaya: Apollo.
Mahfan. 2005. Kisah 25 Nabi & Rasul. Jakarta: Sandro
Jaya.
H. Mahmud Junus. 1987. Tarjamah Al-Quran Al-Karim. Cetakan ke-3. Bandung: PT Al-Ma’arif.
Moh. Rifai. 1976. Riwayat
25 Nabi dan Rasul. Semarang: CV. Tohaputra.
Muhammad Ali Ash-Shabuny. 2002. Cahaya Al-Qur'an, Tafsir Tematik Surat Al-Baqarah - Al-An'am. Jilid 1. Cetakan Kedua. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Rizem Aizid. 2015. Ibrahim
Nabi Kekasih Allah. Yogyakarta: Saufa.
Siti Zainab Luxfiati. 2007. Cerita Teladan 25 Nabi. Jilid 1. Cetakan Kedelapan. Jakarta: Dian
Rakyat.
Siti Zainab Luxfiati. 2007. Cerita Teladan 25 Nabi. Jilid 2. Cetakan Kedelapan. Jakarta: Dian
Rakyat.
Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an Kementerian Agama RI. 2012. Al-Qur'an dan Terjemahannya. Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema.
Ust. Fatihuddim Abu Yasin. 1997. Kisah Teladan 25 Nabi &
Rasul. Surabaya: Terang Bulan.
2.
Internet
http://www.ibnukatsironline.com/2015/06/tafsir-surat-nahl-ayat-80-83.html
https://mediaindonesia.com/humaniora/4638/kisah-nabi-musa-as
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-16-an-nahl/ayat-80
https://tafsirweb.com/2267-surat-al-anam-ayat-143.html
https://tafsirweb.com/2268-surat-al-anam-ayat-144.html
https://www.idntimes.com/science/discovery/ratna-ramadhani/perbedaan-antara-kambing-dan-domba-c1c2/1
[1])
Ada yang berpendapat bahwa anak Nabi Ibrahim yang sedang diceritakan ini, saat
itu berusia 7 tahun. Akan tetapi ada juga yang mengatakan berusia 13 tahun.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar