1. Silsilah Abu Bakar
Abu Bakar bernama asli Abdullah bin ‘Utsman bin Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Luayyi bin Ghalib bin Fihr. Bapaknya, Utsman bin Amir, lebih akrab dipanggil dengan nama Abu Quhafah. Sementara ibunya bernama Salma binti Shahr bin Amir, tapi biasa dipanggil Ummul Khair. Ayah dan ibu Abu Bakar masih saudara sepupu, yakni sama-sama cucu Amir bin ‘Amr. Abu Bakar dilahirkan dua tahun lebih beberapa bulan setelah Tahun Gajah, yakni tahun di mana Abrahah dengan pasukan bergajahnya datang ke Makkah hendak menghancurkan Ka’bah, tapi tidak berhasil karena Abrahah dan bala-tentaranya diserang oleh gerombolan burung yang melemparkan batu panas1). Tahun Gajah ini merupakan tahun kelahiran Rasulullah2). Jadi, selisih umur Rasulullah dengan Abu Bakar tidak berbeda jauh3), lebih tua Rasulullah.
Nasab4) Abu Bakar dengan nasab Rasulullah bertemu pada kakeknya yang bernama Murrah. Kalau kita buat garis keturunan dari Murrah ke bawah, maka akan tampak seperti di bawah ini.
2. Kehidupan Abu Bakar pada Masa Jahiliyah
Pada masa jahiliah, Abu Bakar tak pernah mau minum khamr (minuman yang memabukkan), meskipun teman-temannya melakukannya. Penyebabnya, suatu ketika ia melewati seseorang dari kaumnya yang mabuk setelah minum khamr, lalu orang tersebut meletakkan tangannya di atas kotoran dan mendekatkan kotoran tersebut ke mulutnya. Ketika tercium bau busuk, orang tersebut kemudian menjauhkannya. Itulah sebabnya Abu Bakar tak mau minum khamr. Apalagi setelah masuk Islam, beliau jelas lebih menjauhi khamr, sebab benda tersebut diharamkan oleh Islam.
Selain tidak minum khamr, selama hidup Abu Bakar juga tak pernah menyembah berhala. Ada sebuah kisah, suatu ketika ayahnya menarik tangan Abu Bakar dan mengajaknya ke tempat berhala-berhala.
“Ini adalah sesembahanmu yang maha tinggi”, kata ayahnya, lalu pergi meninggalkan Abu Bakar seorang sendiri.
Abu Bakarpun mendekati berhala itu seraya berkata, “Sungguh saya ini lapar. Berilah saya makan!”.
Berhala itu diam tak menjawab. Abu Bakarpun berkata lagi pada berhala tadi.
“Sungguh, saya tidak memiliki pakaian. Berilah saya pakaian!”.
Namun lagi-lagi berhala itu tak menjawab permintaan Abu Bakar. Diam-diam Abu Bakar kemudian melempar berhala tadi dengan batu besar. Berhala itu pun jatuh tersungkur di tanah.
Sebelum masuk Islam, Abu Bakar merupakan salah seorang tokoh pembesar bangsa Quraisy. Ia mempunyai garis keturunan yang mulia. Ia juga terkenal dengan kebaikan, keberanian, kokoh pendirian, selalu memiliki ide-ide yang cemerlang dalam keadaan genting, banyak toleransi, penyabar, dan paling mengerti garis keturunan Arab dan berita-berita mengenai mereka. Itulah sebabnya ia sering dijadikan rujukan oleh para tokoh Quraisy untuk meminta pengarahan, karena kejeniusan dan sikapnya yang luwes terhadap orang lain, termasuk karena kesuksesannya dalam berbisnis.
Sejak kecil Abu Bakar telah bersahabat dengan Muhammad. Abu Bakar tahu persis bahwa sahabatnya itu memiliki akhlak yang terpuji dan menjunjung tinggi kejujuran. Sahabatnya itu juga orang yang tak pernah menyembah berhala dan tak mau minum khamr, sama seperti dirinya. Tak mengherankan ketika Muhammad diangkat sebagai rasul oleh Allah, Abu Bakar adalah laki-laki pertama yang masuk Islam. Itulah sebabnya ia digolongkan sebagai assabiqunal awwalun ‘orang-orang yang awal masuk atau memeluk Islam’. Nama Abu Bakar sendiri konon berasal dari predikat pelopor dalam Islam. Bakar berarti dini atau awal.
3. Ciri Fisik Abu Bakar
Mengenai ciri fisik Abu Bakar, kita memiliki informasi yang cukup lumayan seperti pernah dituturkan oleh putrinya, ‘Aisyah. Abu Bakar adalah seorang laki-laki yang berkulit putih, berbadan kurus, bercambang tipis, agak condong, pinggangnya kecil (sehingga kainnya selalu turun dari pinggangnya karena kurus), wajahnya selalu berkeringat, keningnya lebar, matanya hitam dan cekung, selalu mewarnai jenggotnya dengan memakai hinai maupun katam.
------------------------------------
1) Peristiwa datangnya pasukan bergajah yang hendak menghancurkan Ka’bah diabadikan dalam Al-Qur’an Surat Al-Fīl.
2) Menurut Mahmud Pasya, seorang ahli falak, Rasulullah lahir pada hari Senin, 9 Rabi’ul Awwal atau tanggal 20 April 571 Masehi sebagaimana dikutip oleh Hasan Ibrahim Hasan.
3) Beberapa buku yang terkait dengan sejarah Abu Bakar menyebutkan bahwa Abu Bakar lahir pada tahun 573 Masehi.
4) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata nasab diartikan ‘keturunan (terutama dari pihak bapak)’; ‘pertalian keluarga’.
Daftar Acuan
Abdul Aziz bin Abdur Rahman Asy-Syatsri. 2007. Rahasiaku Masuk Surga. Surabaya: La Raiba Bima Amanta (eLBA).
Fauziah Rachmawati. 2015. 10 Kunci Rezeki Ala Sahabat Rasulullah. Jakarta: Qibla.
Hasan Ibrahim Hasan. 2015. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jilid 1. Cetakan Keempat. Jakarta Pusat: Kalam Mulia.
Ustadz Dja’far Amir. 1985. Sejarah Khulafaur Rasyidin. Solo: Ramadhani.
Ustadz Imam Mubarok bin Ali. 2019. Dahsyatnya Ibadah, Bisnis, dan Jihad Para Sahabat Nabi yang Kaya Raya. Yogyakarta: Laksana.
Ustadz Rachmat Ramadhana Al-Banjari. 2012. Karamah-Karamah Super Dahsyat Para Sahabat Nabi. Jogjakarta: Najah.
Yanuar Arifin. 2012. Rekam Jejak Para Sahabat Kaya Raya. Yogyakarta: Sabil.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar