Jumat, 25 Oktober 2013

SUKSES TERKADANG BERMULA DARI MIMPI

     
     Saya mempunyai seorang kawan, umur 25 tahun dan masih gadis. Dia adalah teman seperjalanan saya di kereta api jurusan Rangkasbitung – Tanah Abang. Terkadang saya satu perjalanan dengan dia saat berangkat kerja, tapi terkadang hanya saat pulangnya saja. Dia adalah seorang pekerja di Pasar Tanah Abang, tepatnya di Blok A. Dulu ia bekerja sebagai penjaga toko mukena, tapi kini ia bekerja sebagai penjaga toko baju seragam kantor. Ia tergolong ramah dan periang, sehingga tidak mengherankan jika di kereta api ia banyak kawan. Dari pembicaraannya, saya tahu bahwa dia adalah seorang pemimpi.
Lalu apakah yang ia impikan? “Saya ingin punya suami yang mau mendukung hobi bisnis saya”, katanya pada suatu ketika. Pada kesempatan lain, sambil bercanda, ia berujar, “Saya ingin punya suami kaya, biar saya bisa mewujudkan cita-cita saya untuk memiliki usaha sendiri”. Pada saat yang berbeda ia pun pernah berkata, “Saya ingin punya toko”. Mungkin karena ia merasa sudah sangat akrab dengan saya, sehingga ia berani mengeluarkan kata-kata seperti itu lebih dari satu kali di depan saya.
Salahkah mimpi kawan saya itu? Saya kira tidak, sebab setiap orang punya hak untuk bermimpi. Hanya saja, menurut M. Hariwijaya dalam bukunya yang berjudul Proposal Bisnis, “mendambakan” dan “memimpikan” itu memiliki perbedaan. Mendambakan bersifat pasif dan menunggu, hanya selingan iseng tanpa otak, tanpa upaya untuk mewujudkannya; sedangkan memimpikan bersifat aktif dan berani mengambil inisiatif. Ia didukung oleh rencana dan tindakan untuk membuahkan hasil.
Jika kita boleh mengacu pada pendapat M. Hariwijaya di atas, maka apa yang diinginkan oleh kawan saya tadi, yakni ingin punya suami yang mau mendukung hobi bisnisnya maupun ingin punya suami yang kaya, hal ini termasuk mendambakan, bukan memimpikan, jika ia memang pasif dan hanya menunggu sampai ada laki-laki seperti itu yang mendekatinya. Akan tetapi jika ia aktif dan berani mengambil inisiatif untuk mendapatkan suami seperti yang disebutkan di atas, misalnya dengan cara banyak bergaul dengan kawan-kawan yang hidupnya sudah mapan tanpa melupakan dan meremehkan kawan-kawan yang hidupnya masih pas-pasan dengan tujuan siapa tahu salah satu di antara kawan-kawan yang hidupnya sudah mapan tadi ada yang tertarik dengan kecantikan atau kepribadiannya, maka hal ini bisa disebut memimpikan, bukan mendambakan. Demikian pula dengan keinginannya untuk memiliki toko. Keinginan tersebut bisa digolongkan mendambakan, jika ia pasif dan hanya menunggu ada keajaiban yang menyebabkan ia punya toko, tapi bisa digolongkan memimpikan, jika ia aktif dan berani mengambil inisiatif agar keinginan tersebut dapat terwujud. Tentu saja dengan cara-cara yang halal.
Pada kesempatan ini saya tidak ingin membicarakan mimpi kawan saya yang terkait dengan jodoh, tapi saya hanya ingin membicarakan mimpi kawan saya yang berhubungan dengan keinginannya untuk memiliki toko atau mempunyai usaha sendiri. Mengapa demikian, karena pada dasarnya mimpi memiliki toko atau usaha sendiri inilah yang sangat diidam-idamkan oleh kawan saya.
Banyak orang bilang bahwa sukses terkadang bermula dari mimpi. Bahkan ada yang yakin bahwa mimpi merupakan salah satu faktor pendorong suatu kesuksesan. Hal ini ada benarnya, asalkan ia tak pernah berhenti untuk mewujudkan mimpinya, tak pernah menyerah meski kegagalan menghadang di depannya. Mari kita lihat contoh bagaimana mimpi bisa menjadi salah satu faktor pendorong suatu kesuksesan.
Pada zaman sekarang, kiranya tidak ada orang yang tidak mengenal pesawat terbang, meskipun ada yang belum pernah menikmati perjalanan dengan menggunakan kendaraan yang satu ini. Pesawat terbang bisa kita lihat di bandara atau ketika ia melintas di udara, melalui tayangan televisi, maupun lewat gambar. Meskipun benda tersebut sudah sering kita lihat, tapi mungkin ada yang belum tahu bahwa terciptanya pesawat terbang bermula dari mimpi dua orang bersaudara.
Sejarah mencatat bahwa penemu pesawat terbang adalah dua orang kakak beradik, Wilbur Wright dan Orville Wright. Wilbur Wright lahir pada tanggal 16 April 1867, sedang adiknya, Orville Wright lahir pada tanggal 19 Agustus 1871. Oleh karena mereka bersaudara, kadang-kadang orang menyebut mereka dengan sebutan Wright bersaudara.
Ketika itu, Wright bersaudara mengamati bagaimana burung memainkan sayapnya untuk menjaga keseimbangan di udara. Merekapun kemudian bermimpi ingin bisa terbang seperti burung. Dengan tekad dan kemauan yang kuat, akhirnya mereka berusaha keras untuk bisa menciptakan sesuatu yang bisa terbang seperti burung.
Profesi Wright bersaudara sebenarnya adalah pengelola sebuah toko yang menjual peralatan motor dan juga melayani jasa perbaikan. Dari profesi itulah mereka memperoleh keahlian mekanik. Diawali dari mimpi ingin bisa terbang seperti burung, Wright bersaudara kemudian mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan penerbangan. Percobaan demi percobaanpun dilakukan. Mereka juga mulai membuat sejumlah mesin yang diharapkan bisa mewujudkan impiannya.
Setelah serangkaian percobaan yang cukup panjang itu dilakukan, akhirnya pada tahun 1903 Wright bersaudara berhasil menciptakan sebuah mesin yang dinamakan Wright Flyer. Mereka dapat membuktikan bahwa mimpi ingin bisa terbang seperti burung bukanlah omong kosong. Wright bersaudara waktu itu sukses menerbangkan sebuah pesawat kendali dengan jarak sepanjang 4 mil. Meskipun hanya bisa mengudara selama 12 detik dan mencapai ketinggian 37 meter, namun prestasi ini merupakan pionir atau cikal-bakal penemuan pesawat terbang yang bisa mengudara dengan efektif. Mimpi Wright bersaudara yang ingin terbang seperti burung akhirnya tercapai setelah ia berjuang sekuat tenaga untuk bisa mewujudkan impiannya itu.
Berbeda dengan mimpi Wright bersaudara yang ingin terbang seperti burung, Thomas Alva Edison memiliki mimpi ingin menerangi dunia di malam hari. Jadi, apabila saat ini rumah Anda terang-benderang di malam hari, itu adalah berkat mimpi Thomas Alva Edison yang berhasil diwujudkan.
 Untuk mewujudkan impiannya itu, Thomas Alva Edison melakukan lebih dari 9.000 percobaan sebelum akhirnya menemukan bola lampu pijar. Bahkan pada saat menemukan bola lampu pijar, dirinya telah mengalami kegagalan sebanyak 9.998 kali. Baru pada percobaannya yang ke-9.999 dia berhasil menciptakan bola lampu pijar yang benar-benar menyala terang. Tidak hanya itu, untuk melakukan percobaan tersebut, Thomas Alva Edison pun rela menghabiskan dana sebesar 40.000 dollar dalam kurun waktu 2 tahun. Inilah bentuk kesungguhan Thomas Alva Edison dalam mewujudkan mimpinya.
Sesungguhnya masih banyak contoh orang sukses yang berawal dari mimpi. Namun demikian, dua contoh di atas kiranya cukup untuk mewakili contoh-contoh yang lain.
Sekarang izinkan saya untuk sharing dengan kawanku yang sedang bermimpi.
Kawan, jika memang kau bermimpi ingin memiliki toko atau usaha sendiri, berjuanglah! Banyak jalan untuk menjadi wiraswastawan/wiraswastawati. Jika kau tidak punya modal, artinya tidak punya uang tunai di kantong, pakailah modal orang lain. Entah sadar atau tidak, kau sudah membuktikan bahwa bisnis bisa dilakukan walau tanpa modal. Masih ingat ketika bulan puasa kemarin kan? Kau ambil barang dagangan milik temanmu, kemudian kau jual, baru kau bayar ke temanmu itu setelah barang dagangan tersebut laku. Ini artinya, kau sudah melakukan bisnis dengan menggunakan modal orang lain. Sayangnya, hal itu hanya temporer. Cobalah jalin kerja sama dengan orang yang memiliki modal, lakukan seperti yang telah kau lakukan tadi. Jika sudah diberi kepercayaan oleh orang lain, jaga kepercayaan itu agar pemilik modal tidak kapok bekerja sama denganmu. Sekali kau ciderai kepercayaan itu, mungkin kau tidak akan dipercaya selamanya oleh orang tersebut.
Kawan, seperti pernah kau katakan kepadaku, di antara teman-temanmu, ada beberapa orang yang mengatakan bahwa mimpimu terlalu tinggi, seolah kau tak pantas untuk meraihnya. Pesanku kawan, janganlah kau berkecil hati. Setiap impian punya tantangan dan rintangan yang berbeda. Jangan sakit hati dengan omongan temanmu tadi. Sebaliknya, jadikan omongan temanmu itu sebagai cambuk agar kau lebih bersemangat dalam meraih impian. Wright bersaudara saja tak gentar untuk mewujudkan impiannya meskipun waktu itu banyak orang yang bilang bahwa mereka sudah tidak waras. Penyebabnya adalah bahwa menciptakan sesuatu yang bisa terbang, apalagi benda itu berat, dianggap sangatlah tidak masuk akal, mengingat bumi memiliki gaya gravitasi yang bisa membuat semua benda jatuh ke tanah.
Bagaimana kawan, sanggupkah kau berjuang keras untuk meraih mimpimu? Sebaiknya kau buktikan kepada teman-temanmu bahwa mimpimu itu bukan sesuatu yang mustahil diraih oleh siapa saja asal ia memiliki kemauan keras untuk mewujudkan impiannya. Mudah-mudahan kau benar-benar bisa mewujudkan mimpimu untuk memiliki toko atau usaha sendiri, dan bukan hanya sekedar “mendambakan”.


Daftar Acuan


1. Buku

M. Hariwijaya. 2007. Proposal Bisnis. Cetakan ke-15. Bantul: Zenith Publisher.


2. Internet





Tidak ada komentar :