Minggu, 26 Desember 2021

DAGING KAMBING BERACUN

 


 

Perang Khaibar meninggalkan luka yang mendalam bagi seorang perempuan Yahudi bernama Zainab binti Al-Harits. Akibat perang tersebut, ia kehilangan ayah, paman, dan suami. Itulah sebabnya ia menaruh dendam kepada Nabi Muhammad, karena ia tak rela ayah, paman, dan suaminya tewas dalam perang tersebut.

Perang Khaibar berakhir dengan perjanjian damai antara kaum Yahudi yang tinggal di Khaibar yang berjarak 100 mil[1]) arah barat laut Madinah dengan kaum muslim. Salah satu kesepakatannya adalah penduduk Khaibar wajib menyerahkan separuh hasil panen Khaibar kepada pemerintahan Islam di Madinah.

Setelah perjanjian damai disepakati, Khaibar berangsur tenang. Nabi Muhammad masih tinggal di Khaibar untuk beberapa waktu. Zainab binti Harits yang sakit hati atas kematian orang-orang yang sangat ia cintai, ingin membalas dendam kepada Nabi Muhammad.

Suatu hari, Zainab binti Harits bertanya kepada salah seorang sahabat nabi.

“Aku ingin menghadiahkan kambing panggang untuk Abu Qasim[2]). Bagian kambing manakah yang paling disukai beliau?”.

“Bagian paha”, jawab sahabat nabi tanpa menaruh curiga.

Zainab binti Harits kemudian menyiapkan masakan kambing panggang. Bagian yang paling disukai oleh Nabi Muhammad kemudian ia bubuhi racun. Racun ini sebelumnya ia minta dari seorang temannya, sesama kaum Yahudi. Setelah selesai, Zainab binti Harits kemudian menghadiahkannya kepada Nabi Muhammad.

Nabi Muhammad menerima hadiah kambing panggang dari Zainab binti Harits. Beliau kemudian memanggil beberapa orang sahabat untuk makan kambing panggang bersama. Di antara sahabat yang ikut makan adalah Bisyr ibn Al-Barra’.

Nabi Muhammad dan para sahabatpun makan bersama. Ketika Nabi Muhammad memakannya, tiba-tiba beliau menyemburkan daging kambing yang sudah ada di mulut.

“Letakkan daging yang ada di tanganmu, sebab daging ini memberitahuku, bahwa ia telah diberi racun”, perintah Nabi Muhammad kepada para sahabat yang ikut makan bersama.

Melihat kejadian tersebut, Nabi Muhammad lantas memerintahkan para sahabat agar membawa Zainab binti Harits ke hadapannya.

“Apakah engkau membubuhi racun pada kambing panggang ini?”, tanya Nabi Muhammad kepada Zainab binti Harits setelah sampai di hadapan beliau.

“Siapa yang memberitahumu?”, Zainab binti Harits balik bertanya kepada Nabi Muhammad.

“Paha bagian depan ini”, jawab Nabi Muhammad.

“Benar. Aku memang membubuhi racun pada paha kambing panggang itu”.

“Mengapa kau melakukannya?”

“Aku sakit hati karena kalian telah membunuh ayah, paman, dan suamiku. Selain itu, aku juga ingin mencoba apakah engkau betul seorang nabi atau bukan. Jika seorang nabi, niscaya perbuatanku tidak akan membahayakan bagimu. Akan tetapi jika kau bukan seorang nabi, aku berharap Tuhan melepaskan kami dari kejahatanmu”, kata Zainab binti Harits mengemukakan alasannya.

Para sahabat yang menyaksikan kejadian tersebut marah kepada Zainab binti Harits. Ada beberapa riwayat yang berbeda terkait perempuan Yahudi yang meracuni Nabi Muhammad, apakah ia dibunuh atau diampuni. Banyak yang sepakat bahwa perempuan itu pada awalnya dilepas. Akan tetapi setelah salah seorang sahabat yang bernama Bisyr ibn Al-Barra’ meninggal gara-gara makan daging kambing panggang tersebut, akhirnya perempuan tadi dihukum qishash.

 

Daftar Acuan

 


Fuad Kauma. 2000. 50 Mukjizat Rasulullah. Jakarta: Gema Insani.

 

K.H. Salim Bahraesy. 2002. Menyaksikan 35 Mukjizat Rasulullah SAW. Surabaya: Pustaka Progresif.

 

Manshur bin Nashir Al-‘Awaji. 2014. 45 Mukjizat Nabi. Solo: Kiswah Media.

 

Misran dan Armansyah. 2018. Para Penentang Muhammad SAW. Bandung: Safina.

 

Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfuri. 2018. Sirah Nabawiyah. Cetakan Ke-17. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

 

Ust. Maftuh Ahnan Asy. 2001. Kisah Kehidupan Nabi Muhammad SAW. (Rahmatan Lil ‘Alamiin). Surabaya: Terbit Terang.

 

https://majalahpendidikan.com/1-mil-berapa-km/



[1])  Menurut majalahpendidikan.com, 1 mil = 1,609 km. Dengan demikian jarak Khaibar dengan Madinah à 100 x 1,609 km = 160,9 km.

 

[2]) Abu Qasim adalah panggilan Nabi Muhammad, karena putra beliau yang pertama bernama Qasim yang meninggal ketika masih kanak-kanak.